Travel part #1: Perjalanan ke takengoen, Aceh, Indonesia.

Hallo sahabat steemian dimanapun anda berada, Lama tak berjumpa di dunia maya berbasis blockchain ini, karena kesibukan yang tak terhingga. Dan mudah-mudahan kesehatan senantiasa menyertai anda semua.

Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi kisah perjalanan saya ke kota yang di gelar dengan kota dingin yaitu takengoen yang berada di kabupaten aceh tengah. Ya, pada hari itu adalah hari dimana adik teman saya sedang dirundung rasa bahagia karena akan menjadi ratu satu hari, dimana ia akan menempuh hidup baru setelah di lamar dan dinikahi oleh kekasihnya. Karena senangnya dan sudah menjadi adat kebanyak orang aceh, Keluarganya pun membuat sebuah acara pesta yaitu pesta perkawinan.

Kami pun mendapat undangan dari abangnya yang seleting dengannya di ma'had. Sejak itulah kami pun bergegas dan bersiap-siap menuju ke kota dingin itu. Hari demi hari waktu demi waktu kami menunggu kapan saatnya tiba, Ada yang belum pernah datang sama sekali membuatnya tidak sabar se akan ingin datang saat itu juga. Ada pula yang sibuk mencari kendaraan agar bisa musafir ke kota yang penuh tempat wisata tersebut. Masing bermasing memiliki kesibukan tersendiri, karena kami pun juga ikut bahagia dengan adanya acara tersebut.

Hari H telah tiba dan saatnya kami pergi melangkah ke kota dingin tersebut dengan sepeda motor masing-masing. Pukul 2 siang telah tiba, kami pun bergegas menuju kesana dengan rasa bahagia karena ada yang belum pernah datang kesana sama sekali. Kami pun berangkat, Ku tancap gas sedikit demi sedikit hingga lama kelamaan kunaikkan gas biar cepat mendarat di tempat tujuan, ternyata sewaktu di perjalanan, tiba-tiba hawa dingin datang perlahan-lahan hingga membuat kami merasa sedikit sejuk dengan suasana dingin, ternyata kami sudah ada di atas gunung salak.

Pemandangan gunung salak yang luar biasa indah dengan suasana yang cukup dingin di iringi dengan rasa lelah yang menghampiri karena perjalanan yang terbilang cukup jauh, kami pun memutuskan untuk singgah disana sejenak untuk menghempas urat-urat yang sudah kaku di perjalanan tadi sambil menikmati hawa yang begitu sejuk. Untuk meninggalkan jejak kenangan, kami pun tak ketinggalan untuk menghidupkan kamera dan berpose di depan alam gunung salak yang terbilang begitu menakjubkan.

Setelah kami berpose dengan berbagai macam gaya khas yang dimiliki. Kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yaitu kota dingin. Kami harus sedikit mengejar waktu agar sampai sebelum magrib ke tempat tujuan karena besok pagi acara resepsi pernikahan dimulai. Kembali kami menancap gas mendaki gunung hingga tembus ke buntul, Saya terkejut karena jalan tidak lagi kelihatan karena di tutupi oleh kabut seperti awan yang mengahalang. Di ketinggian itu, kami pun berhenti sejenak di pinggir jalan untuk sekedar menikmati hawa yang sangat dingin dan ini bahkan lebih dingin lagi dari pada tadi di gunung salak, Memang sangat mengesankan.

Semua wajah kami tampak senang dan bahagia se akan tak ada masalah apapun yang ada dalam kehidupannya walaupun ternyata dibalik itu semua ada masalah sepuncak gunung merapi di pundaknya, Begitulah kiranya, Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan ke rumah yang dituju. Setelah sampai di tempat tujuan, sejenak kami beristirahat menghembuskan nafas panjang seraya melepaskan dahaga dengan secangkir kopi khas takengoen dengan aroma yang harum dan sedap.