Tomok Village

in #travel6 years ago

TOMOK VILLAGE

**Waiting support for you:** @khanza.aulia @merijen @iskandarmudaaceh @xiongxu @maywelder @alifjayaputra @zulkiflidesta @adryanrian @destabot1 @upvoteyour @destabot3 @mirja129 @brayenn @camhir @sdmurahmulia @macrophotografi @camber @welyam @mancesterunited @realmadrit @cxgam @muhnasir @afkarsteemit @jamil1 @destabot @sayuti1992 @nycoo @freet @brower @treep @destasteem @botsteem @atrajingga @good-darma @terus @lanjut @fauzan11 @good-karma @masdaputri @idaya @asbear @hitwill @lopezdacruz

Tomok adalah sebuah desa kecil yang terletak di pesisir timur Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara. Dari Medan tempat ini membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 Jam sampai di Parapat dengan mobil carteran atau bus antar kota. Ekstra satu jam lagi untuk menyeberang dari Ajibata ke Tomok. Desa ini sangat menggantungkan kehidupan para masyarakatnya pada bidang agraris, perdagangan dan pariwisata. Desa yang ukurannya tidak terlalu luas ini tampaknya sudah cukup mendapat pengaruh modernitas yang cukup besar di kalangan masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan persandingan antara makam, gereja tua, becak motor dan kehidupan masyarakatnya yang cukup menguasai penggunaan bahasa Inggris pada saat bertemu dengan wisatawan asing.

Tomok is a small village located on the east coast of Samosir Island, Lake Toba, North Sumatra. From Medan this place takes approximately 4-5 Hours to Parapat by car chartered or inter city bus. Extra one more hour to cross from Ajibata to Tomok. This village is very dependent on the life of its people in the field of agriculture, trade and tourism. Villages that are not too large this size seems to have gained enough influence of modernity among the people. This is evidenced by the comparison between the tombs, the old church, motor rickshaws and the life of the people who simply mastered the use of English when meeting with foreign tourists.

Pelabuhan yang umum digunakan adalah Ajibata, namun saat libur Lebaran pastinya akan ramai dan macet untuk menyeberang karena dipenuhi mobil pribadi dan bus-bus umum.

Harga tiket kapal di sini juga lebih mahal karena memang banyak digunakan untuk wisatawan menyeberang ke Tomok (Pusat Perbelanjaan Wisatawan di Samosir).

Sedangkan di Pelabuhan Tigaraja, tidak terlalu ramai. karena pelabuhan ini lebih sering digunakan penduduk sekitar yang ingin menyeberang ke Samosir.

Biaya penyeberangan perorangnya jika menaiki kapal Ajibata sekitar Rp 10 ribu perorangnya dan Rp 25 ribu perkendaraan roda 4.

Sedangkan melalui pelabukan Tigaraja hanya Rp 5 ribu perorang dan Rp 10 ribu perkendaraan sepeda motornya.

Jika wisatawan ingin merasakan kapal yang lebih nyaman, tanpa ada barang bawaan kendaraan wisatawan lainnya, dapat juga menyeberang dengan kapal wisata di pinggir Parapat.

The commonly used port is Ajibata, but during Lebaran holidays it will be crowded and jammed to cross because it is filled with private cars and public buses. Ship ticket prices here are also more expensive because it is widely used for tourists crossing to Tomok (Tourist Shopping Center in Samosir). While in Port Tigaraja, not too crowded. because the port is more often used by people around who want to cross to Samosir. Ferry costs perorangnya if boarding Ajibata boat about Rp 10 thousand per person and Rp 25 thousand 4 wheel drive. Meanwhile, through the Tigaraja smuggling is only Rp 5 thousand per person and Rp 10 thousand for motorcycles.If tourists want to feel a more comfortable ship, without any luggage other tourists vehicles, can also cross by boat tour on the edge of Parapat.

image

Pertunjukan tarian boneka Sigale-gale sudah sangat langka. Konon, jumlah boneka Sigale-gale ini hanya tinggal beberapa saja. Untungnya, hingga kini Sigale-gale belum punah, dan desa Tomok merupakan satu tempat di mana tari Sigale-gale ini masih terus dilestarikan.

Menurut legenda yang ada, ada berbagai macam versi cerita dibalik boneka Sigale-gale. Salah satunya berkisah tentang Sigale-gale yang dulunya merupakan anak seorang raja. Sebagai putra tunggal Raja Rahat, dia merupakan satu-satunya penerus keturunan.

Konon menurut cerita, dia dianugerahi ketampanan sebagai seorang putra raja. Suatu ketika, sang putra raja mengalami sakit keras hingga akhirnya meninggal. Kematian Sigale-gale ini menyebabkan Raja kehilangan kendali atas dirinya dan mengalami gangguan jiwa.

Seorang tabib mengatakan bahwa raja sakit karena rindu yang teramat dalam kepada putra semata wayangnya. Oleh karena itu, demi mengobati sang raja, tabib tersebut mengusulkan untuk dibuat suatu upacara di kerajaan tersebut dan memahatkan sebuah kayu yang menyerupai wajah anaknya Sigale-gale.

Di dalam upacara itu, tabib memanggil roh Sigale-gale dan rohnya tersebut dimasukkan ke dalam boneka kayu tersebut. Kemudian boneka kayu tersebut menari (manortor) dengan iringan khas musik Batak Toba.

Boneka yang berisikan arwah Sigale-gale tersebut menari selama tujuh hari tujuh malam. Pada hari kedelapan, boneka tersebut pun berhenti menari.

Namun saat ini, boneka yang ada sekarang hanyalah replikanya saja. Pertunjukan yang sekarang masih bisa disaksikan oleh para pengunjung pun tidak lagi menari sendiri secara mistik diiringi music Batak, seperti yang dulu pernah diceritakan.

image
Kini, boneka Sigale-gale digerakkan oleh orang supaya menari layaknya manusia. Namun, pertunjukan tarian boneka Sigale-gale memang tetap menarik dan menghibur. Boneka Sigale-gale ini digerakkan untuk menari layaknya manusia.

Boneka dengan tinggi mencapai satu setengah meter ini diberi kostum tradisional Batak. Gerak-gerik Sigale-gale yang muncul selama pertunjukan mengesankan gerik-gerik manusia.

Kepala bisa diputar kesamping kanan maupun kiri, mata dan lidahnya dapat bergerak, kedua tangan dapat bergerak-gerak menyerupai orang menari, bahkan boneka ini dapat berposisi merendah, seperti orang jongkok pada waktu menari.

Boneka Sigale-gale yang dapat menari ini digerakkan oleh dua sampai tiga orang dalang yang berada di belakang boneka sambil marik julur-julur tali untuk membuat bagian-bagian boneka tersebut bergerak seperti menari.

Dulu, konon katanya, julur-julur tali tersebut tidak pernah ada. Boneka yang menari tersebut bergerak dengan kekutan gaib yang dimiliki oleh dalangnya. Bila zaman dulu tarian Sigale-gale diiringi iringan musik khas Batak dengan berbagai instrumennya, kini, pertunjukan tarian Sigale-gale ini sering menggunakan rekaman kaset audio untuk sebagai pengiring.

Yang menarik dari Sigale-gale ini adalah cerita mistis yang mengiringi keberadaannya. Konon katanya, terkait dengan pembuatan boneka kayu ini, seseorang yang bersedia membuat patung boneka ini akan menjadi tumbal.

Setelah menyelesaikan boneka tersebut, sang pemahat akan meninggal. Kepercayaan ini akhirnya membuat boneka Sigale-gale menjadi eksklusif dan tidak pernah dibuat dalam jumlah banyak.

Jika Anda mau menonton langsung pertunjukan tarian boneka kayu Sigale-gale ini, Anda bisa memesan langsung dengan bayaran tertentu. Namun, jika Anda beruntung, Anda dapat menumpang melihat pertunjukan ini dari pengunjung lain yang sudah memesannya.

Terkadang, Anda akan dipungut tarif seikhlasnya. Anda juga dapat meminta kepada pengusaha pertunjukan untuk memainkan tarian Sigale-gale ini dengan diiringi musikal gondang Batak dengan delapan sampai sepuluh penari pengiringnya.

The Sigale-gale puppet dance performance is very rare. It is said that the number of Sigale-gale doll is only a few. Fortunately, until now Sigale-gale is not extinct, and Tomok village is one place where Sigale-gale dance is still preserved. According to the legend, there are various versions of the story behind the Sigale-gale doll. One of them is about Sigale-gale who was once the son of a king. As the only son of King Rahat, he is the only successor of the descendants. It is said that according to the story, he was bestowed handsome as a son of the king. Once upon a time, the king's son became very ill until he died. Sigale-gale's death caused the King to lose control of himself and to experience mental disorders. A physician said that the king was sick because of the deep longing for his only son. Therefore, in order to treat the king, the physician proposed to make a ceremony in the kingdom and carved a wood that resembled the face of his son Sigale-gale. In the ceremony, the physician summoned the spirit of Sigale-gale and his spirit was inserted into the wooden doll. Then the wooden doll is dancing (manortor) with the typical accompaniment of Batak Toba music. The doll that contains the soul of Sigale-gale is dancing for seven days and seven nights. On the eighth day, the doll stopped dancing. But nowadays, the doll is now just a replica. Performances that can still be witnessed by the visitors did not again dance themselves mystically accompanied Batak music, as it once told. Now, Sigale-gale dolls are moved by people to dance like humans. However, the Sigale-gale puppet dance show is still interesting and entertaining. The Sigale-gale doll is driven to dance like a human. Dolls with a height of one and a half meters is given a traditional Batak costume. The gestures of Sigale-gale that emerged during the show impressed the human grip. The head can be rotated to the right and left side, the eyes and tongue can move, both hands can move like dancing people, even this doll can be humble, like a squat when dancing. The dancing Sigale-gale doll is driven by two to three puppeteers behind the dolls while pulling ropes to make the dolls move like dancing. In the past, it was said that the ropes of the ropes never existed. The dancing doll moves with the magical forces possessed by the mastermind. When the old days of Sigale-gale dance accompanied the musical accompaniment of Batak with various instruments, now, this Sigale-gale dance performance often uses audio cassette recordings as a companion. What is interesting about this Sigale-gale is the mystical story that accompanies its existence. It is said that, associated with making this wooden doll, someone who is willing to make this doll statue will become sacrificial. After finishing the doll, the sculptor will die. This belief eventually made Sigale-gale dolls exclusive and never made in large quantities. If you want to watch live Sigale-gale wooden puppet show this, you can order directly with a certain fee. However, if you are lucky, you can ride to see this show from other visitors who have ordered it. Sometimes, you will be charged the seikhlasnya rates. You can also ask the performing entrepreneurs to play this Sigale-gale dance accompanied by Batak Gondang musicals with eight to ten dancers.
source

Thanks,
Please Upvote & Reblog
Regard,

ekafao

Sort:  

Level anda mulai naik ,

Thanks @destasteem. Mohon dukungannya terus. Mari sama2 saling mendukung. Demi sukses bersama. Kapan2 kita ngumpul ngopi yoek.

Sory broe @ekafao. Masalah dukung mendukung, Broe sudah mendukung anggota komunitas destasteem belum 🤭☺️ jangan cuma ambil enak aja, sehingga level anda sudah naik selama di destasteem, sedangkan anda sendiri tidak mau upvote terhadap anggota lain 😄😄😄 Gak jalan kaloe begitu. Haha 😒 Salam destasteem

Mantap... makin berkembang ... mungkin saya ada didalam certa postingan ini 1DC8DA48-7C2C-4416-8AF5-5D5B6FEF900A.jpeg

👍

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63811.18
ETH 2610.29
USDT 1.00
SBD 2.83