Wisata Sabang, Benteng Tua Di Pulau Rubiah
Hai Guys...
Ketemu lagi sama saya bapak beranak tiga nan Alay di sini.
Seperti yang telah saja janjikan di postingan sebelumnya. Kalau saya akan berbagi cerita tentang perjalanan saya di pulau Weh atau yang lebih dikenal dengan Sabang.
Kalau previous post saya mengenalkan makam pahlawan Perancis yang terletak di pemakaman kuno, Kota Sabang. Nah, kali ini saya ingin mengajak kalian semua untuk menelusuri Kotamadya Sabang ini lebih jauh.
Biasanya, kalau saya tanya "Apa yang kamu ketahui bila di sebut pulau rubiah?" Pasti sebagian besar menjawab; snorkeling, atau mentok mentok nyebut Bangunan Tua Karantina Haji. Kan, kan kan? Hayoo..
Atau jangan-jangan kamu belum pernah ke pulau yang ada tugu Titik Nol Kilometer ini pula lagi?
Ya udah, nggak perlu baper, nggak perlu banting hape apalagi sampai mencairkan wallet kamu. Saya akan bagi cerita atau minimal info dan fotolah untuk steemian yang baik hati dan gemar bersedekah.
)Di Pulau rubiah yang masuk dalam teritorial Kotamadya Sabang, Aceh - Indonesia ini bukan hanya terkenal dengan keindahan bawah lautnya. Akan tetapi juga dahulu, pulau ini pernah dijadikan sebagai Pusat Karantina Jamaah Haji Indonesia yang dikelola oleh Pemerintah Kolonial Belanda. (Inilah yang menjadi salah satu sebab Aceh di sebut serambi Mekkah)
Bukan hanya pemerintah kolonial Belanda yang melihat pulau ini punya punya posisi strategis, namun penjajah Jepang juga demikian.
)
Nah, akhirnya tentara Jepang yang telah berhasil mengalahkan Belanda yang ada di Sabang, memutuskan membangun salah satu benteng pertahanan lautnya di Pulau Rubiah ini.
Letaknya memang cukup tersembunyi, kamu harus mengitari ujung pulau Rubiah baru bisa ketemu benteng peninggalan jaman Jepang tersebut. Apa sih hebatnya?
Pertama, kamu akan melakukan jungle tracking untuk bisa ke sini. Salah salah kamu bisa nyasar loh..
)
Kedua, bentuknya cenderung masih utuh dan masih terlihat jelas rel troli pengangkut amunisi.
Ketiga, sepanjang perjalanan kamu ke benteng ini, kamu akan menjumpai tiang listrik dari kayu jati, beberapa artefak jepang, dan ah.. sudahlah saya nggak mau jelasin panjang kali lebar.
Ke empat? Kamu ke sana ajalah ya... Hihihi
Salam,
)
Sabang selalu indah dan tak pernah habis ditulis. Sejarahnya membentang sejak lama. Keren dsn sukses selalu
Iya Bang.. makin dijelajah makin keren dia bang. Sekarang, yudi klo ke sabang selalu wisata sejarah bang. Lebih asyik dari pada sekedar snorkeling.
Semoga abang juga sukses selalu
Sisi lain Sabang yang perlu dilestarikan....
Ada banyak bang sisi lainnya. Sebagian sudah mulai dilestarikan dan sisi lain, dalam.tahap penanganan
Emang alay kali bapak beranak tiga ini, lagi asyik-asyik kita baca kabeh cerita....
Hahaha hansep bandwith hai kak ihan.. janganlah marah2.. takut kami sekarang
Yaudalah! Ke sana aku sekarang!😤
Hahahaha cocok utk tracking mini keluarga kak
wow tak kesini kemarin. Kapan bg ke pulau weh lagi
Insya Allah bulan april klo g ada halangan. Selain kondisi angin cuaca juga ok