Mengenal Sejarah Sultan dan Batik Tulis Yogyakarta I Know the History of the Sultan and Batik Tulis Yogyajarta

in #travel7 years ago (edited)

IMG_20171217_131019-01.jpeg

Seorang abdi dalem istana menceritakan sejarah kesultanan Yogya dan mengenalkan batik tulis serta arti dari motif yang digambar

Dalam satu kesempatan perjalanan saya ke Yogyakarta, bersama dua orang teman hari lalu. Kami menyempatkan mengunjungi komplek perumahan para abdi dalem istana. Lokasinya persis berdampingan langsung dengan dinding istana Sultan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang kini menjabat sebagai Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

On one occasion I traveled to Yogyakarta, with two friends last day. We took time to visit the residential complex of the palace servants. The location is directly adjacent to the palace wall of the Sultan of Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X who now serves as the Governor of the Province of Yogyakarta Special Region.

IMG_20171217_131139.jpg

Kredit by @agustiarismail, taken photo with Oppo F1

Selain bertugas sebagai abdi dalem, bapak yang mengaku punya nama Slamet ini, juga sebagai pemandu wisata. Dirinya yang telah bekerja sebagai abdi dalem istana sekitar 30 tahun lebih, mengetahui banyak sejarah kesultanan dan juga batik tulis serta filosofinya.

In addition to serving as a servant in the palace, the father who claimed to have this Slamet name, as well as a tour guide. Himself who has worked as a palace servant for more than 30 years, knows much of the history of the empire and also his batik and philosophy.

IMG20171123141326-01.jpeg

Memasuki lokasi pembuatan batik tulis yang berada di komplek perumahan para abdi dalem ini, kami diantar oleh abang becak yang membawa kami keliling Kota Yogya.

Kami langsung diarahkan ke sebuah rumah, dimana di dalamnya saya melihat ada tiga orang pria disana. Seorang pria yang berusia sekitar 50 tahun ini, mempersilahkan kami masuk dengan sangat santun.

Entering the location of batik making in the housing complex of the abdi dalem, we are escorted by brother becak that took us around the city of Yogya.

We were directed to a house where I saw three men there. A man who was about 50 this year, let us enter with a very polite.

Lalu tanpa banyak kata sambutan, pria yang juga mengaku sudah menempati rumah dinas para abdi dalem itu sejak orangtuanya, mulai memperkenalkan kepada kami tentang batik. Dirinya juga memberikan sedikit ulasan tentang melihat batik asli dan cara membatik kepada kami bertiga.

Lelaki paruh baya ini juga menjelaskan filosofi yang terkandung dari gambar sejumlah batik yang ada. Bahkan memberitahukan berapa lama proses penbuatan satu lembar kain batik serta harganya.

Then without much words of greeting, the man who also claimed to have occupied the official homes of the abdi dalem since his parents, began to introduce to us about batik. He also gave a little review about the original batik look and how to make batik to us three.

This middle-aged man also explains the philosophy contained in the picture of a number of existing batik. Even tell how long the process of penbuatan one piece of batik cloth and the price.

Ternyata, meski gaji abdi dalem istana hanya berkisar Rp15 ribu hingga Rp35 ribu setiap bulannya. Hasil dari membatik tidak semuanya untuk para pekerja yang membuat batik tulis. Hasil penjualan sebagian besarnya siperuntukkan bagi pembiayaan pendidikan anak-anak para abdi dalem istana. luar biasa memang pengabdian mereka terhadap rajanya, ucap saya kepada dua teman lainnya.

Apparently, although the salary of palace servants only ranges from Rp15 thousand to Rp35 thousand per month. The result of batik is not all for the workers who make batik. The proceeds of the sale are mostly for financing the education of the children of palace servants. extraordinary indeed their devotion to the king, I said to two other friends.

Pada kesempatan tersebut, pria yang berpostur sedang ini juga menceritakan sejarah dari Sultan Yogya dari pertama hingga yang kini menjabat yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X. Namun Pria tersebut mengaku, kalau Sultan pertama hingga ketiga, dirinya tidak punya foto. Sebab pada masa itu menurut pria tersebut belum ada kamera atau sejenisnya.

On this occasion, the man who berpostur this is also tells the history of the Sultan of Yogya from the first to the present that is Sri Sultan Hamengkubuwono X. But the man confessed, if the first Sultan to third, he had no photos. Because at that time according to the man there is no camera or the like.

Dari kunjungan kami, saya dapat informasi tentang para Sultan, yang ternyata punya banyak selir dan keturunannya. Namun Sultan yang saat ini memimpin, hanya punya seorang istri tanpa ada selir. (agust)

From our visit, I got information about the sultans, who apparently had many concubines and descendants. But the Sultan who currently leads, only had a wife without any concubine. (agust)

Sort:  

wah tulisan yang menarik kk, aku bakal follow akun kk kok kk follow akun aku. Tujuannya supaya kita bisa sharing-sharing tulisan masing-masing :)

Terima kasih @muddhart ...yang jelas kita semua harus tetap belajar, begitu juga menuangkan tulisan.

My favorite friend Onek is a beautiful post

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.12
JST 0.028
BTC 64281.02
ETH 3503.03
USDT 1.00
SBD 2.54