The View of the Sea and the Strange Animals

A day after meetup, we were taken to the most visited place Guretee. It was about 2 hours from the city center of Banda Aceh. While I was on the way, I could see the scenery of the sea. Guretee is located in the highland area, where we had to pass the mountain road to reach this location. On holiday, many local people visited this place. Some of the local people built the booths along the way, they picked the right location for the visitor to see the beauty of the ocean and the small mountain that gave us another sight of beauty. We used this place to observe the white sea random lines that floated over the sea water.

Sehari setelah meetup, kami diajak ke tempat yang paling sering dikunjungi yaitu Guretee. Jaraknya sekitar 2 jam dari pusat kota Banda Aceh. Ketika dalam perjalanan, saya bisa melihat pemandangan laut. Guretee terletak di daerah dataran tinggi, di mana kita harus melewati jalan gunung untuk mencapai lokasi ini. Saat liburan, banyak penduduk setempat mengunjungi tempat ini. Beberapa orang lokal membangun kedai-kedai di sepanjang jalan, mereka memilih lokasi yang tepat bagi pengunjung untuk melihat keindahan laut dan gunung kecil yang memberi kita pemandangan indah lainnya. Kami menggunakan tempat ini untuk mengamati garis acak laut putih yang melayang di atas air laut.

We used that day to chill our mind after bustling with meetup moment. Sure, it was done perfectly while it was not completed if we didn't visit this tourism spot. We were told a night before that we would have a trip to Guretee, Aceh Besar, Indonesia. Most of Indonesian people know this place very well, it did not matter if we could not be able to touch the water but the views were enough to clear our eyes.

Kami menggunakan hari itu untuk menenangkan pikiran kami setelah sibuk dengan momen meetup. Tentu, hal itu dilakukan dengan sempurna tapi rasanya tidak lengkap bila kami tidak mengunjungi tempat wisata ini. Kami diberitahu malam sebelumnya bahwa kami akan mengunjugi Guretee, Aceh Besar, Indonesia. Sebagian besar orang Indonesia tahu tempat ini dengan baik, tidak masalah jika kita tidak bisa menyentuh air tapi pandangannya cukup untuk membersihkan mata kita.

A small mountain would be reached out by drone. A guy already prepared a drone to have a detail view of the mountain. Frankly, I was strange with that thing, and I wondered how this small technology would be able to reach that mountain which laid in outreach spot. Just a moment after, I could see the drone flew over the sea and directly went to the targeted location. It flew very fast, a young man saw its movement on the mobile screen. Then, the drone disappeared, in next fifteen minutes, the drone returned safely. What an amazing world we had! It might have recorded an amazing view, and I wondered how best this stuff caught the view.

Sebuah gunung kecil akan ditempuh dengan pesawat kecil atau drone. Beberapa anak muda yang pergi bersama kami sudah menyiapkan pesawat itu untuk merekam pemandangan gunung kecil itu dengan detail. Terus terang, saya aneh dengan benda kecil, dan saya bertanya-tanya bagaimana teknologi kecil ini bisa mencapai gunung yang jauh dari jangkauan. Sesaat kemudian, saya bisa melihat pesawat tak berawak itu terbang di atas laut, dan langsung menuju ke lokasi target. Pesawat terbang sangat cepat, seorang anak muda melihat gerakannya di layar ponsel. Kemudian, pesawat tak berawak itu menghilang, dalam lima belas menit berikutnya pesawat tak berawak itu kembali dengan selamat. Oh dunia! Pesawat kecil itu telah mencatat pemandangan yang menakjubkan, dan saya bertanya-tanya sebagus apa pemandangan yang bisa direkam oleh drone kecil ini.

While we were in the middle of something. I was startled when I saw a strange animal came to this booth. The Siamang, wild ones that used to get this place to get some foods. Long story, why it becomes a tame animal, I overheard, once in the time he had two sons were kidnapped by bad people. He went to look for his sons for many days until he found this place to stay for awhile. The owner found him crying and feeding him like his own family. I don't know how many days Siamang stayed at this booth. Shortly, he went back without finding his son. He went back to the mountain with an empty hand but he remembered what the booth owner did to him. Not more than a year, this Siamang returned to this place with his wife and new son. The owner welcome them as family and feed them two times a day. If you want to meet this big creature, you may look for the right time. Usually, he returned to this place around noon, and morning. But beware, don't ever touch their head if you won't get hurt.

Di saat kami sedang asyik memandang pemandangan. Saya kaget ketika melihat ada binatang aneh yang datang ke gerai ini. Siamang, makluk liar ini kerap mengunjungi tempat ini untuk mendapatkan makanan. Ceritanya panjang, mengapa binatang itu menjadi jinak, saya mendengar, waktu itu dia punya dua anak laki-laki diculik oleh orang jahat. Dia pergi mencari anak-anaknya selama beberapa hari sampai dia menemukan tempat ini untuk tinggal sebentar. Pemiliknya menemukannya menangis dan memberinya makan seperti keluarganya sendiri. Saya tidak tahu berapa hari Siamang tinggal di kedai ini. Tak lama kemudian, dia kembali tanpa menemukan anaknya. Dia kembali ke gunung dengan tangan kosong tapi dia ingat apa yang dilakukan pemilik kedai itu kepadanya. Tidak lebih dari setahun, Siamang ini kembali lagi bersama istri dan anak barunya. Pemiliknya menyambut mereka sebagai keluarga dan memberi mereka makan dua kali sehari. Jika Anda ingin bertemu dengan makhluk besar ini, Anda harus mencari waktu yang tepat. Biasanya, dia kembali ke tempat ini sekitar tengah hari, dan pagi hari. Tapi hati-hati, jangan pernah menyentuh kepala mereka jika Anda tidak ingin terluka.

Thank you very much for you guys who pleased me with your generosity. Hopefully, I can meet you all again soon.