Motorcycle Travel : Beach Trip

My travel still continued, after having some exotic views in the mountain area. We decided to visit a well known beach in Pidie territory. Based on recommendation of my friends, I agreed to make another trip to Ujong Pie, Pidie that is located in Muara Tiga, Pidie District. Soon I entered this sandy land, I was confronted with a pier that scattered under the blue sky and dragged me to follow my way to the jutted out from the beach. At the end of this pier, the visitor took some photos with the blue color as background. It was quite possible to see the natural background which served another side of the beauty while the gentle waves scattering over the evening sun

Perjalanan saya masih berlanjut, setelah melihat pemandangan indah di kawasan gunung. Kami memutuskan untuk mengunjungi pantai yang terkenal di wilayah Pidie. Berdasarkan rekomendasi teman-teman saya, saya setuju untuk melakukan perjalanan lagi ke Ujong Pie, Pidie. Terletak di Muara Tiga, Kabupaten Pidie. Segera saya memasuki tanah berpasir ini, saya dihadapkan dengan sebuah dermaga di bawah langit biru dan mendorong saya untuk berjalan ke mengikuti lantai papan. Di ujung dermaga ini, pengunjung mengambil beberapa foto dengan warna biru sebagai latar belakangnya. Sangat mungkin untuk melihat latar belakang alam yang memberikan sisi lain dari keindahannya sementara ombak lembut berhamburan di atas matahari sore.

On this pier we were free to sense the mixed air that come from the blue sea. I was with others still occupied the wooden pier and played with blue-white horizon, tried to eliminate my mind from the troubles. It lays out a hopscotch grid on the aging plank which drew my mood to have fancy walk toward the end of the dock. It was something that I could feel the magical echo of the little wave.

Di dermaga ini kita bebas merasakan campuran udara yang keluar dari laut biru itu. Saya bersama yang lain masih menempati dermaga kayu dan bermain dengan cakrawala biru-putih, mencoba menghilangkan pikiran saya dari masalah. Dermaga itu membentang dengan berjingkat-jingkat di atas papan keras dan menarik suasana hati saya untuk berjalan-jalan menuju ujung dermaga. Sesuaty keajaiban yang lahir dari gelombang kecil.

I assumed that I just spent one hour on the dock, and I returned to beach where I found out a group of people bustling to haul the boat. Amazingly, the power was not only possessed by the muscle men, but the old women also participated to pull the boat out of the water. Its color was wonderful as if it was made to attract the curious fish below. Seeing this boat,
I recalled my memory when I was kid where my grandpa made me witnessed his activity on the shore. A bit flasback that immediately made me daydreamed when he rocked back on his worn heels, with his muscle hand he pushed the boat and his eyes cast weary into the summery onshore breeze.

Saya berasumsi bahwa saya baru menghabiskan satu jam di dermaga, dan saya kembali ke pantai di mana saya bisa melihat sekelompok orang yang sibuk menark perahu. Hebatnya, kekuatan itu tidak hanya dimiliki oleh para pria berotot, tetapi para wanita tua juga berpartisipasi untuk menarik perahu tersebut. Warnanya luar biasa seolah dibuat untuk menarik ikan aneh di bawah. Melihat perahu ini. Saya mengingat kembali ketika saya masih kecil dimana kakek saya membuat saya menyaksikan kegiatannya di pantai semacam ini. Sedikit ke belakang, segera membuatku melamun ketika dia mengayunkan punggungnya di tumitnya yang lusuh, dengan tangan ototnya dia mendorong perahu dan matanya meleleh ke dalam angin musim panas di darat.

Once I found out some old women helping the fishermen on the shore with the boat and continued to pull the heavy boat holder on the higher place. Then, I knew they were strong women, and they had been doing this activity for number of years. Yep, the coastal women are the strong ones, and proved that they were there to help their community. Age was no matter to pertain the quality life with their siblings.

Di saat saya melihat beberapa wanita tua membantu para nelayan menarik perahu dan menarik penahan perahu yang berat ke tempat yang lebih tinggi. Kemudian, saya tahu mereka adalah wanita yang kuat, dan mereka telah melakukan kegiatan ini selama bertahun-tahun. Ya, wanita pantai lebih kuat, dan membuktikan bahwa mereka ada di sana untuk membantu komunitas mereka. Umur tidak masalah untuk menghubungkan kualitas hidup dengan sanak kelurga mereka.

It always good to observe the fishermen activity during the beach trip. A rare sight that took my mind to imagine about the way to survive. They pour out all the energy to drag this stuff and tried to forget about their skin that was being burned by the hot sun. Look, they still smiled with this job, no burden haunted their life. Their weathered faces were always on the look out. Buried their feet under the sand where the power came from. They were not young anymore, they worked over decades in the open air, while their skin tanned and thick that showed life must go on no matter what it takes.

Ini saat yang bagus untuk mengamati aktivitas nelayan selama berada pantai. Pemandangan langka yang membuat pikiran saya membayangkan tentang cara mereka bertahan hidup. Mereka mencurahkan seluruh energi untuk menyeret barang-barang ini dan mencoba melupakan kulit mereka yang dibakar oleh terik matahari. Lihat, mereka masih tersenyum dengan pekerjaannya, tidak ada beban menghantui hidup mereka. Wajah mereka yang lapuk selalu terlihat. Mengubur kaki mereka di bawah pasir di mana bisa melahirkan sebuah kekuatan untuk menarik benda itu. Mereka sudah tidak muda lagi, mereka bekerja selama puluhan tahun di udara terbuka, sementara kulit mereka kecokelatan dan tebal, menunjukkan kehidupan harus terus berjalan.