Meugang Tradition In Aceh In Welcoming Holy Month of Ramadan | Tradisi Meugang Di Aceh Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Keistimewaan bulan ramadhan diantaranya adalah :
- Bulan diturunkannya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad Saw.
- Terdapat salah satu malam yang dikabulkan segala permintaan dan doa yaitu pada malam Lailatul Qadar.
- Seluruh setan di ikat oleh Allah SWT agar tidak bisa mengganggu manusia.
- Puasa dapat memberikan syafaat kepada yang melakukannya baik itu syafaat di dunia dan di akhirat.
- Bulan yang penuh dengan pahala yang berlimpah apabila dilakukan sebuah kebaikan.
- Dan masih banyak keistimewaan lainnya.
Bulan Ramadhan juga dapat dijadikan sebagai acuan oleh umat muslim untuk berbenah diri dan juga instrospeksi diri untuk menjadi manusia yang lebih baik kedepannya. Dalam bulan juga dapat mengembangkan sikap toleransi dalam menjalankan ibadah keagamaan, agar tidak terjebak dalam kesalahpahaman dan perselisihan dalam satu agama.
Momen pada bulan puasa ini, kita juga harus berfikir bagaimana cara kita untuk membangun persaudaraan diantara sesama agar keterikatan satu sama akan lebih kuat daripada sebelumnya. Ada kecenderungan yang negatif juga dalam bulan ini, misalnya saja masyarakat biasa lebih ria dan lebih boros dari pada sebelumnya. Biasanya biaya konsumsi perhari pada bulan biasa Rp50.000, tetapi pada bulan bulan ini bisa mencapai angka Rp100.000.
Dalam hal ini, maka lebih baik merencanakan konsumsi perhari sebaik mungkin sehingga tidak ada hal yang sia-sia dan ada makanan yang terbuang. Setelah pengeluaran direncanakan, maka hendaklah ada sedikit belanja yang disisihkan untuk bersedekah kepada kaum yang kurang mampu. Karena banyak sekali pahala yang akan kita dapatkan walaupun sedekah yang kita keluarkan hanya sedikit.
Nah, dalam menyambut bulan suci Ramadhan, ada sesuatu yang berbeda dan unik yang terjadi di Provinsi Aceh-Indonesia. Yakni kegiatan Meugang yang dilaksanakan dua sebelum hari pertama bulan Ramadhan.
Kegiatan Meugang sudah dianggap tradisi yang tidak boleh tidak diadakan setiap tahunnya. Ada semacam ideologi yang timbul dalam pikiran masyarakat Aceh bahwa tidak sah menyambut bulan Ramadhan tanpa adanya Meugang.
Meugang merupakan kegiatan menjajakan dan menjual daging lembu dan kerbau disuatu tempat boleh jadi di pinggir jalan atau tempat lainnya seperti pasar. Dalam kegiatan ini yang menjadi penjual daging adalah para toke-toke lembu yang ada di seluruh pelosok daerah.
Daging yang di jual dengan harga yang sangat bervariasi, di kabupaten Bireuen harga daging per kg adalah Rp170.000, di ABDIYA Rp180.000 dan di Kota Banda Aceh di jual dengan harga Rp150000/kg.
Masyarakat yang membeli daging pun membludak ramainya, baik itu masyarakat kaya dan miskin semua kalangan membelinya. Kegiatan tawar menawar pun terjadi antara penjual dan pembeli, sehingga menimbulkan kebisingan yang tidak bisa terkendalikan.
Dalam islam diperbolehkan untuk menawar barang yang akan dibeli, namun dibatas sewajarnya saja. Siang tadi saya melihat kegiatan Meugang yang dilaksanakan di pinggir jalan kota Matangglumpangdua, saking ramainya penjual dan pembeli, akhirnya macet tidak tidak dapat terelakkan. Meskipun begitu dan matahari begitu terik dan panas, masyarakat tetap antusias dalam menyerbu daging yang masih tersedia dijual dari para pedagang.
Setelah daging dibeli oleh masyarakat, maka siap untuk dibawa pulang kerumah untuk dimasak. Daging ini dapat diolah kedalam beberapa jenis masakan, seperti masak putih, kari dan yang lainnya sesuai kebutuhan keluarga.
Tradisi Meugang ini hanya ada di provinsi Aceh saja, tidak ada di provinsi lainnya yang ada di seluruh Indonesia. Maka hal inilah yang membuat Aceh menjadi unik di mata masyarakat provinsi lain. Oleh sebab itu, marilah kita lestarikan tradisi ini hingga generasi selanjutnya dapat merasakan betapa unik dan indahnya tradisi ini.
Salam @helmidvallen