The Diary Game, Jumat 21 Agustus 2020

Jumat mubarak penuh berkah saya awali dengan salat Shubuh dan membaca surat al Kahfi.
Jam 6.00 WIB gadis kecil saya bangun, gayanya seperti gaya mamak-mamak, biasanya dia bangun jam 7 lewat, tapi pagi ini jam 6 pagi sudah mulai sibuk "membantu" kami, suasana pagi semakin semarak saat dia mulai dengan sifat usilnya, adeknya yang masih bobok mulai dipanggil panggilnya sebagai teman bermainnya.

Jam 8.30 WIB anak-anak ngaji sudah datang semuanya, mereka langsung masuk dalam mata pelajaran Tahsinul Quran, anak-anak duduk melingkar untuk membaca al quran secara bergiliran, Muhammad Ali Damri saya tunjuk sebagai murabbi, karena dari sekian anak didik saya Muhammad Ali Damri sudah bisa saya serahkan untuk mengajar adik- adik kelasnya.
Bacaan mereka secara keseluruhan sudah baik, hanya perlu sedikit polesan pada "dengungnya dan qalqalahnya" saja.

Hari jumat waktu belajar sedikit berbeda dengan hari lain, hari Jumat jadwal ngaji dipercepat hanya sampai jam 10.30 saja, sedangkan hari lain waktu ngaji sampai jam 11.30 WIB.
Setelah selesai ngaji kami bergotong royong sebentar, kami menyapu halaman dan mencabut rumput sekitar 30 menit.

Mereka saya bagi dalam dua kelompok, santri putri bertugas menyapu halaman, sedangkan yang putra bertugas mencabut rumput serta membuang sampah ketempat pembakaran.
Halaman kami lumayan luas dengan 6 batang pohon sawoh yang sangat besar-besar menaungi seluruh halaman. Bila musim pergantian daun tiba tiap hari pun kita sapu, halaman akan tetap nampak berserakan dengan daun yang berguguran.

Pulang jumatan saya singgah di dorsmer PANGERAN, sepeda motor saya sudah berkerak dengan debu, seingat saya hampir dua bulan tidak pernah dicuci.
Suasana dorsmer tidak terlalu ramai, biasanya saya lihat kalau hari libur banyak sekali mobil dan sepeda motor yang masuk.
Lokasi dorsmer Pangeran tepat dipinggir jalan lintar sumatra, tepatnya di Desa Putoh Sa, 3 km kearah timur kota Panton Labu.
Hasil cucian anak-anak yang kerja disini lumayan bagus, sehingga mereka tidak pernah sepi dari pelanggan.

Setelah Shalat Ashar saya melihat buah rambutan di kebun belakang rumah ibu saya, saya lihat sudah mulai memerah, kalau ditunggu lebih lama takutnya habis dimakan oleh kelelawar atau di petik oleh monyet, saya berinisiatif segera memanennya sekarang.

Inilah rambutan hasil kebun kami, hasilnya memang tidak terlalu banyak, tapi cukuplah buat kami berbagi kepada tetangga sekitar dan saudara dekat, kalau mbak @ernaerningsih dan mas @anroja mau boleh mampir ketempat kami, insya Allah juga akan kebagian, he he he.

Setelah Salat Magreb saya memindahkan sebuah sarang kelulud ke dekat rumah saya di desa Putoh sa, sebelumnya sarang kelulud ini saya tempatkan didekat rumah ibu saya, tapi saya pantau perkembangannya ada sedikit gangguan, sehingga saya memindahkan ke dekat rumah saya supaya mudah terpantau.
Memindahkan sarang kelulud mesti dilakukan pada saat malam hari, bila dipindahkan disiang hari maka lebah pekerja belum kembali semuanya kedalam sarang.