Suami mapan dan tampan atau suami sholeh tapi miskin...?

in #suami7 years ago

Percakapan ini terjadi antara Leha dan kakaknya, Rahmi yang baru saja melahirkan seorang bayi mungil. Leha yang sudah berniat mengikuti jejak kakaknya untuk menikah, merasa sangat heran dengan kehidupan rumah tangga kakaknya yang pas-pas namun selalu dihiasi dengan canda dan tawa.

Leha yang sudah bertunangan dengan seorang pengusaha muda minggu lalu, coba menelisik apa yg sebenarnya menjadi rahasia kebahagiaan keluarga kakaknya yang hanya tinggal di rumah kontrakan kecil.
Leha :”mbak, mbak bahagia bersuami kan mas Parmin yang kerjanya cuma guru SD itu?” (mungkin sekilas namanya pun tidak membahagiakan..:) )
Rahmi :”Keliatannya gimana? Bahagia kan?”
Leha :”apa bahagianya mbak? Emang gaji mas Min cukup untuk beli susu si Uwi?, mbak ngga capek tiap hari harus nyuci sendiri? Kehidupan mbak saat tinggal ma ibu dan bapak pun 5x lebih nyaman ketimbang sekarang. Baju ada yang nyuciin, kalau mau jalan-jalan, setidaknya ada motor, ngga kayak sekarang, mbak lebih banyak dirumahnya. Pake acara ngambil upahan ngajar ngaji anak-anak tetangga lagi. Aku liat jadi lebih ribet deh sekarang. Kenapa juga mbak dulu lebih milih mas Min ketimbang Kang Jaka yang sudah jelas2 cukup secara materil? Wajahnya juga tampan…"

Dengan tenang dan senyum penuh arti, Rahmi menjawab,
Rahmi :”Karena dulu, pas nikah, maharnya seperangkat alat shalat, bukan mesin cuci, atau sepeda motor, bukan juga wajah tampan..hihi. Mbak dan Mas mu menikah karena Allah SWT bukan karena materi ataupun fisik”.
Leha :”hmmm…..klise amat. Hari gini nikah pasti mikirin materi dong. Emang anak mau dikasih makan mukena”

Rahmi :”hush…ngga boleh gitu. Menikah menjalankan sunnah Rasulullah. Menikah Insyallah hanya sekali seumur hidup, bukan hanya sampai batas pudarnya ketampanan ataupun kecantikan. Berkeluarga adalah ibadah, bukan meletakkan diri pada kenyamanan dan kemewahan. Alhamdulillah mbak bahagia dengan Mas mu yang gajinya pas-pasan itu. Tapi bukan berarti kami akan bertahan terus seperti ini, pastinya akan berusaha untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Orang islam itu harus mapan hidupnya, supaya bisa membantu sesamanya. Alhamdulillah Mas mu itu baik agamanya. Insyallah mbak nyaman hidup berumahtangga dengannya. Mbak tenang melepasnya berangkat kerja, karena mbak sudah menitipkannya pada Allah SWT. Mbak menyayanginya karena dia baik islamnya. Dia paham harus menafkahi kami dengan uang yang bagaimana karena dia sadar itu akan mendarah daging dalam tubuh anak istrinya…Wajahnya memang jauh dari tampan, tapi ketampanan hatinya dalam beriman pada Allah SWT menjadi garansi untuk mbak, bahwa dia akan tetap menjadi suami yang setia. Merdu suaranya saat melantunkan ayat-ayat Allah SWT, membuat mbak sanggup menahan lapar untuk menunggunya sampai selesai mengaji. Itu lah nikmatnya bersuami kan dia yang baik islamnya…” sambil tersenyum bahagia.
Leha : hanya diam dan terkesima…

Sort:  

I am new at Steemit. Its a great community.
I 'm friendly minded.
I need help to grow up this community.
Any one follow me @rsrb and upvote my comment me inform me I also do the same.
Thanks

Congratulations @jurnalkelontong! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You made your First Comment
Award for the number of upvotes received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Congratulations @jurnalkelontong! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 2 years!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 56586.95
ETH 2389.49
USDT 1.00
SBD 2.34