Masuk Gedung iNews Seperti Berada di Drama Korea

Keinginan resign dari pekerjaan lama sudah ada di kepala saya sejak dua bulan yang lalu. Sejak bekerja di Titik Group saya merasa paling beruntung karena dapat bekerja dengan nyaman, tidak banyak mendapat tekanan, dan punya kedekatan dengan orang-orang di dalamnya. Akan tetapi ketika satu persatu wajah yang menyapa ketika saya datang untuk pertama kali di sana telah pergi, saya pun berpikir untuk pergi. Saya lelah ditinggalkan lagi dan lagi. Untuk itu saya berpikir untuk resign.

Saya ingin keluar dari zona nyaman saya, ingin bertemu lebih banyak orang, bekerja lebih giat lagi, tidak terbatas dengan segment India, dan ingin punya kesempata
mewawancarai Adipati Dolken.

Sayapun mulai berselancar di situs lowongan kerja online. Saya ingin menjadi reporter beneran meski saya tidak yakin saya bisa. Saya mulai mengirimkan cv ke beberapa tempat hingga akhirnya kemarin, 27 Maret, saya dipanggil interview oleh Okezone.com. Portal online yang berada di bawah naungan MNC grup ini jelas-jelas menarik minat saya.

Semangat saya membumbung tinggi ketima tiba harinya. Saya diantar oleh Mas Ken ke kantor Okezone yang berada di iNews Tower. Gedungnya benar-benar keren banget. Begitu menukarkan ktp dengan ID visitor saya dihadapkan dengan sebuah palang (entah apa itu namanya) yang mengharuskan kita menge-tap ID visitor. Saya sempat terhenti sejenak, karena saya merasa sedang berada di gedung yang mirip dengan gedung di drama korea. Senyum saya mengembang lebar, impian bekerja di sana pun semakin tinggi.

Saya sempat kelimpungan menuju kantor Okezone, mungkin karena saya enggak pernah masuk ke gedung bagus kayak begitu. Sempat malu, tapi ya sudahlah...

Ketika sampai di lantai 12, saya langsung mendaftar, mengikuti prosedur interview dan menunggu giliran panggilan. Awalnya saya pikir saya akan menemukan banyak kandidat, tetapi saya hanya menemukan 3 orang kandidat yang ketiganya bukan dari kategori yang sama.

Beberapa menit menunggu, tiba giliran saya di interview. Pertama saya di interview oleh Mbak Indah namanya, hanya ditanya tentang data diri dan pertanyaan biasa lainnya. Kedua saya di-interview oleh dua orang laki-laki (lupa namanya) di sini saya merasa kikuk, gugup, dan bodoh. Pertanyaan seandainya seandainya ini yang benar-benar menjebak saya. Saya pun hanya menjawab seadanya.

15 menit sudah terjadi dan saya di giring masuk ke dalam kantor untuk uji coba menulis. Menerjemahkan artikel korea. Saya sempat galau tapi ya saya kerjakan seadanya saja. Di tengah pengerjaan, saya pun sempat dipanggil bosnya, seorang wanita dan ditanya lagi mengenai diri saya. Mengapa dan mengapa? Sama seperti jawaban sebelumbya, saya menjawab dengan apa adanya saya.

Obrolan yang menyenangkan dari Bu Bos itu berakhir dan saya kembali mengerjakan PR. Karena merasa sudah sore, saya kerjakan apa adanya saja. Saya enggak punya ekspektasi tinggi.

Tapi satu hal yang membuat saya senang hari itu. Saya merasa seperti tokoh drama korea yang entah apa judulnya. Saya membayangkan, jika saya bekerja di sana nanti, mungkin saya punya kisah baru yang membawa pelajaran baru.

Terima kasih sudah mampir.