ASAL USUL MANUSIA

Sekarang coba kita perhatikan bukti yang agak ringan yang berkenaan dengan diri kita sendiri yaitu:

1. Kejadian seseorang berasalkan dari tetesan mani kemudian mani itu berubah menjadi darah lalu darah itu beku menjadi daging dan dari daging itu tersusunlah kerangka tubuh manusia yang terdiri dari: daging, tulang, urat-urat, usus, jantung, limpa, hati, gigi, mata, dan lain-lain yang tersusun dengan rapi, sehingga menjadi sebuah kerangka yang mengagumkan. Tepat pada waktunya manusia inipun dilahirkan dalam keadaan bernyawa, sampai disini saja dulu siapakah yang menciptakan itu semua? Tidak ada yang lain melainkan Allah
2. Kejadian manusia, laki-laki atau perempuan, berlainan suku dan berbeda bangsa, berlainan kulit dan masing-masing bahasa, berlainan kesenangan dan lain pula budaya, dan yang paling penting adalah berlainan wajah dan bentuk muka, masing-masing manusia tetap berlainan, kemauan siapakah yang demikian semua? Dan tidak ada campur tangan yang lain. Tiada lain yang Maha Kuasa yang berbuat demikian, kecuali Allah SWT. Marilah sejenak kita memperhatikan ayat-ayat Allah untuk membuktikan kebenaran apa yang kita pikirkan

Now let us consider the rather light proof of ourselves:

1. The incidence of a person is sourced from seminal droplets and then the semen turns into blood and the blood is frozen into meat and the meat is made up of a human skeleton consisting of: meat, bones, veins, intestines, heart, spleen, liver, teeth, eyes, and others are neatly arranged, so that it becomes an amazing framework. Just in time humans are born in animate state, until here first who created it all? Nothing but God
2. Human, male or female incidents, different tribes and different nations, different skins and languages, differing from pleasure and other cultures, and most importantly the different faces and faces, each man is different, Whose will that be? And no other intervention. There is no other Almighty who does so, except Allah SWT. Let us take a moment to look at the verses of God to prove the truth of what we think