RASA INI...

Ketika senja telah menampakkan kehebatannya, diriku mulai menelusuri jalan setapak kehidupan. Udara pagi pun masih sangat dingin terasa menyentuh kulitku. Semua telah siap meninggalkan jejak pada titik-titik tertentu dalam peta. Tak lupa, diriku kirimkan sebuah surat berisi untaian kata memohon doa agar tak ada aral melintang yang menghadang. Alhamdulillah, jalan-jalan itu masih lengang dikarenakan awal kehidupan baru akan dimulai.

Kelengangan itu adalah bonus dari sedikit perkiraan waktu yang direncanakan. Walaupun terjadi kemunduran waktu akibat adanya kelalaian sesaat sebelum memejamkan mata, tujuan akhir perjalanan terselesaikan dengan sempurna. Tidak terlihat manusia yang memiliki kesombongan tingkat tinggi. Mungkin saja mereka masih terbuai oleh mimpi yang indah di dalam peraduannya. Diriku mengucap syukur sebagai tanda kemenangan dan kedamaian.

Diriku disambut oleh kedua mata yang masih suci. Memancarkan cahaya kebahagiaan menembus relung hati. Tubuh mungilnya seiring waktu kian bertambah. Suara-suara manja yang belum terdengar jelas maknanya menyentuh sisi keharuan diriku. Air mata mulai sering memainkan perannya di mataku. Kesedihan yang sepenuhnya berbalut kebahagiaan.

Kedua tangan tak kuasa menolak perintah dari otakku. Memeluk, mencium dan membelai kulit mulusnya spontanitas menyelesaikan perintah itu. Rambut lembut yang mulai tumbuh satu demi satu kuusap dengan manja. Duh, kebahagiaan yang tiada bandingannya di dunia. Hanya surga yang mampu menandingi anugerah rasa bahagia ini.

@tusroni