Kebaikan Itu Tidak Mesti Kaya

in #story6 years ago (edited)

Suatu hari di sebuah warung sederhana, diKrueng Manee, Aceh Utara, aku mengamati dialog di dalamnya.

"Gratis Mak ?". Si Kuya bertanya heran.
"Ya, kenapa ? makan aja apa yang kamu suka".
"Wah.... terimakasih mak...terimakasih".

Si Mak tersenyum riang ketika memperhatikan Kuya, langganannya yang biasa berhutang di warungnya, sekarang menyantap makanan dengan lahapnya.
Mungkin kali ini pria itu dapat menikmati makanannya dengan tanpa beban.
Keringat meleleh di keningnya.

"Ya..... "

"Ya, Mak..... Ada apa ? apa ini hanya guyonan saja Mak ?".
Kuya melongo ke arah si Mak dengan bingung dan mulut yang masih terisi nasi.
Tapi si Mak tetap tersenyum.

"Ini catatan Bon kamu ya ? Tanya si Mak dengan tersenyum.

Ya Mak, tapi aku ngak ada uang sekarang".

"Ya, aku tahu, kamu memang selalu ngak ada uang akhir-akhir ini. Ya sudah, bon kamu aku hapus". Jawab siMak dengan senyum.

"Hapus.....?" Teriak Kuya dengan bengong, wah, lelucon apa lagi ini Mak, Jangan bikin aku jantungan Mak, gratis saja aku sudah bingun, lah sekarang bonku malah dihapus, lagi".

"Ya..... kamu ngak perlu jantungan, terima aja, aku senang kok". Jawab siMak.

Hari itu ada hampir 40 orang yang datang makan di warung Mak Mijah.
Mereka semua adalah supir angkot, tukang becak, pedagang asongan dan tukang minta-minya yang biasa nongkrong di sudut jalan.
Semua menikmati makanan dengan gratis.
Bahkan sebagian dari mereka yang punya catatan hutang dinyatakan dihapus oleh siMak.
Kebahagiaan jelas sekali terpancar diwajah si Mak.

Pemandangan tersebut aku saksikan sendiri sambil asyik menikmati es teh manis.
Mereka yang datang seakan tidak memperdulikan ku.
Tapi tidak ada satupun ekspresi wajah dari mereka yang luput dari perhatianku.

Hari itu memang aku sengaja datang ke warung si Mak yang jadi langgananku ketika aku santri dulu.
Si Mak hampir tidak percaya ketika aku datang.‎

"Maksud dek ?". Tanya siMak degan sedikit terkejut.

"Ya Mak..... Aku ingin tahu berapa jumlah penjualan si Mak bila seluruh makanannya habis terjual". Tanyaku tanpa memperdulikan keterkejutannya.‎

"400 ribu rupiah Dek, tapi tidak semua siMak terima karena sebagian dihutangin".

"Baik, berapa jumlah catatan hutang dari semua pelanggan si Mak". Tanyaku lagi.

"Ada Rp. 700 ribu". Jawabnya lagi tapi masih bingung.

"Oke Mak, nah ini saya beri uang Rp. 1.500.000". kataku sambil memberikan uang itu kepadanya.

"Oh.... Untuk apa ini Dek ?" Sekarang benar-benar bingung dia.

"Aku hanya ingin memberikan uang ini kepada si Mak, karena dalam keadaan sulit siMak masih bisa berbuat baik sama orang, siMak bisa ngutangin orang yang butuh makan walau siMak sendiri tidak tahu kapan orang itu akan membayar".

Sambil memperhatikan wajahnya yang berseri dalam kebingungan, kupegang tangannya dan menyerahkan uang itu.

"Nah, apa yang akan siMak lakukan dengan uang ini ?" sambung ku.

"SiMak hanya ingin memberi kesempatan semua langganan makan gratis hari ini. Menghapus semua hutang mereka". Jawabnya.

"Mengapa". Sekarang gantian aku yang bingung.
‎"Si Mak orang miskin, si Mak pengen bersedekah tapi ngak pernah bisa, wong hidup juga sulit begini". Katanya.

Ketika senja mulai beranjak malam.
Aku melangkah menjauhi sudut jalan itu.
Di dalam mobil aku termenung, selama ini kita begitu hebatnya menggunakan retorika bahwa kita peduli dengan si miskin.
Kita marah kepada ketidak-adilan, tapi kita tidak berbuat banyak, tapi sebetulnya kehadiran Allah tetap ada di lingkungan simiskin.
Dengan kesahajaan di antara mereka dan cara mereka, mereka berbagi untuk saling peduli. Itu.....

Negeri ini kuat karena rahmat Allah yang meniupkan pesan cinta ke hati siapapun untuk saling berbagi.
Masalahnya ada yang bisa membaca pesan itu dan ada yang tidak membacanya.

Si Mak adalah contoh bahwa pesan cinta Allah dibacanya dengan baik, walau sedikit yang dia punya itulah yang dia bagi dan dia bahagia karena itu.

Saudaraku...‎..
Memang cinta selalu menyehatkan dan menentramkan walau harus dengan memberi sesuatu dimana pada waktu yang bersamaan diri sendiri juga sangat membutuhkannya.

"Berbagi tidak harus menunggu kaya".
‎.................
IMG-20180122-WA0004.jpg

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 63877.55
ETH 3143.56
USDT 1.00
SBD 3.97