Orang-orang Yang Kalah Di Medsos

in #story7 years ago

"Percaya atau tidak, para lebayers adalah orang2 yang gagal...", tiba-tiba saja Kribo bersuara setelah berjam-jam kami diam, sibuk dengan gawai masing2.

"Terusss?", tanyaku tanpa menoleh memperhatikan gambar-gambar perang Korea. "Darimana kau dapat kesimpulan itu?", tambahku lagi, karena ia tidak bersuara.

"Kau lihat status ini...", ia menggeser tabletnya diatas meja ke hadapanku. Mataku langsung membaca beberapa status. Ya, rata-rata memggunakan bahasa milineal, angkatan 97-an keatas menurutku.

"Mereka teman dunia maya?", tanyaku karena tidak pernah terlihat di seputaran warkop kami. Kribo mengangguk.

"...Aku tak akan menunggumu, aku hanya menunggu yang terbaik Allah berikan...", bunyi status laki-laki yang masih terlihat muda di profilnya.

Aku tersenyum. "Nanti, dikasih yang jauh lebih jelek... nyesellll...", ceplosku usil dengan tangan bersiap mengetik dikolom bawahnya.

"Hei, jangan...", sergahnya. "Sekarang liat ini...ini cewek...", ia mencari nama seseorang dan memunculkan wall seorang gadis. Mungkin usianya baru masuk kelas 10. Ya, sekitar SMA lha...

"Apalah arti hidup ini tanpa cinta dan kasih sayang...#cinta jgn kau pergi#", dengan latar berbunga-bunga pink. Kali ini aku mulai memasang wajah serius. Kucatat nama pemilik akun, nanti bisa menjadi teman, pikirku.

"Jangan coba2 kau, ini anak orang masih hijau...Ingat diri...ingat umur", ucapnya langsung menarik jauh tab dari pandangan mata. Aku hanya menyengir srigala.

"Kelihatan ya, laparnya...", tanyaku dengan mata membulat seolah tanpa dosa.

"Taik", ujarnya sambil menoyor kepalaku.

"Oke..oke lanjut... jadi maksudmu...? Kenapa bisa bilang gagal? Harus ilmiah dong...", tanyaku penasaran.

"Oke, aku jelaskan...", ia menarik nafas dalam2 dan mencomot sebatang rokok. Setelah satu kali tarikan panjang barulah si laki kurus itam ini menambahkan.

"Menurut psikolog UI, curhat di media sosial justru dapat menambah beban stres yang dialami seseorang. Apalagi yang komen seperti ente... maen asbun aja. Bisa2 anak orang makin gila..." paparnya seolah-olah seorang psikolog.

"Oke.. aku belum dapat kesimpulan seperti yang kau bilang tadi. Mereka orang2 gagal...", bantahku.

"Sebentar, disitus ini bahkan ditulis jika status itu hanya untuk orang2 kurang perhatian. Jadi ada perasaan puas jika ada orang yang merespon statusnya...", ujarnya sambil menunjukan sebuah artikel lain.

Screenshot_2017-10-20-00-08-26.jpg

Aku mengambil gawainya dan membaca dengan serius. Disitu juga diungkapkan tentang predator. "Seperti diriku", kupikir. Suka sekali menggoda orang2 lebai. Aku mengangguk-angguk setuju.

Kemudian kubuka aplikasi medsos Kribo, dan kembali muncul status lebai,
"Menata rindu lebih mudah daripada mengutarakannya. Atau barangkali memendam jauh lebih melegakan walau seakan2 mengada2 dalam hati...".

Kukembalikan gawai, sepertinya benar. Mereka orang2 yang gagal dalam hal tertentu. Lemah, kurang perhatian dan mungkin sedikit suka menunjukkan sisi kelamnya, pikirku tertawa membayangkan jika aku galau tingkat dewa.

"Jadi menurutmu bagaimana?", tanyaku sambil mencoba fokus cerita perang Semenanjung Korea di gawaiku.

"Ya...yang pasti kalah. Pertama, mereka gagal membangun kepercayaan diri. Ibarat menulis diary di papan pengumuman, hal-hal yang tak elok pun akan diketahui orang. Kedua, memberikan celah kelemahan. Celah yang paling gampang dimasukin predator seperti dirimu. Ketiga mereka sakit. Ya sakit, tidak memiliki kawan curhat yang tidak dapat dipercaya. Dia kira, dengan demikian dirinya bakal tidak jadi bahan pergunjingan orang?", paparnya panjang.

"Iya kau benar... aku rasa kau benar. Bagaimana jika kau tambahkan kopi pancung untuk kita berdua?". @20171020

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 64302.59
ETH 2654.83
USDT 1.00
SBD 2.83