Menuju Kemenangan #6: Sudahkah Kita Melihat ke Bawah?

in #story6 years ago

19-48-43-rumah-miskin-1.jpg

source

Tidak terasa lebaran Idul Fitri hampir tiba, tersisa 27 hari lagi. Tidak lama lagi kita akan saling berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain, baik saudara, kerabat, para tetangga atau bersilaturahmi ke tempat para teman sejawat. Sudah 3 hari kita berpuasa di bulan Suci Ramadhan kali ini. Banyak rintangan dan tantangan yang harus kita lewati demi mendapatkan pahala yang penuh dari Allah SWT untuk modal di akhirat nanti, agar kelak kita dapat merasakan indahnya hidup di Surga yang kekal abadi selamanya.

Tidak melenceng dari judul di atas: Sudahkah kita melihat ke bawah? Nah, melihat ke bawah bukan dalam artian melihat dengan pandangan yang harus ke alas tempat kita berpijak. Akan tetapi, di postingan ini maksud dari *melihat ke bawah" ialah melihat orang-orang yang berada di bawah garis kehidupan kita. Melihat mereka yang masih berada di kalangan masyarakat miskin. Melihat mereka yang masih berada pada kehidupan yang belum layak, yang masih harus kita bantu dengan semampunya.

19-49-59-lima-tahun-keluarga-miskin-ini-hanya-makan-daun-daunan-4kuptUZH4q.jpg

source

Di bulan Ramadhan kali ini, saya melihat masih banyak keluarga yang tinggal di perdesaan, yang mana kehidupannya masih sangat bertolak belakang dari orang-orang yang sedikit mendapatkan rejeki lebih. Kehidupan mereka yang masih jauh dari kata cukup. Padahal negara kita adalah negara yang sangat kaya. Banyak sekali pengusaha sukses, pejabat pemerintah yang dikelilingi oleh harta dan kekayaan, serta banyak sekali orang-orang yang sudah bisa dikatakan orang kaya.

Namun, kenapa masih sangat banyak masyarakat di Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan? Apakah orang yang lebih kaya di sekeliling mereka tidak mau membantu? Apakah para pejabat atau pemerintah tidak tahu akan nasib mereka? Ini menjadi tanda tanya besar, karena hidup di negara yang super kaya, masih juga bisa menderita. Kemana para penguasa? Kemana para pengusaha kaya? Kemana para elit-elit pemerintahan yang hidup serba kemewahan? Padahal semua orang kaya jika tidak ada orang miskin, juga tidak akan kaya! Karena orang kaya juga akan membutuhkan orang miskin.

Orang-orang kaya yang selalu mempertontonkan kemewahan ketika orang-orang lain hidup di bawah garis kemiskinan. Masih banyak yang sering melupakan orang-orang yang hidup kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan mereka yang serba kekurangan. Masih banyak dari kita yang juga selalu tertawa bahagia dan melupakan orang-orang yang sedang menangis kesusahan.

19-52-10-anak-jalanan.jpg

source

Sangat banyak dari kita yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kita mendiamkan mereka-mereka yang masih hidup mengeluh kesakitan, hingga kematian menjemputnya. Bukankah di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kita untuk menahan lapar dan haus, serta hawa nafsu lainnya. Ketika waktu berbuka tiba, ketika adzan maghrib terdengar, kita kembali pada kerakusan dunia, tanpa peduli akan jeritan mereka yang sangat membutuhkan uluran tangan dari kita semua.

Betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat. Para anak yatim dan piatu, mereka di luar sana yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki kehidupan yang layak. Seharusnya kita yang sedang berada di atas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, orang-orang yang hidup dipenuhi dengan jerit kesusahan, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.

19-53-14-images.jpg

source

Marilah kita semua berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar. Ingat, renungan ini bukanlah renungan semata hanya di bulan Ramadhan, renungan ini berlaku untuk sepanjang masa selagi kita masih hidup di dunia yang tidak akan kekal ini.

”Tidak akan berkurang harta yang dikeluarkan untuk bersedekah.” (H.R. Muslim)

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba' 34:39)

Oleh karena itu, marilah kita semua yang memiliki rezeki yang sedikit lebih untuk bersedekah, membantu fakir miskin, menyantuni para anak yatim, dan membantu untuk Agama Allah SWT. Baik itu di bulan puasa maupun di bulan-bulan lainnya. Stop Narkoba!

Terima kasih telah membaca, salam hangat dari saya Muhammad Taufik bin Muhammad Sufi, pemilik sah akun @rastaufik10! Bertuuuuuuuuus!!!

IMG-20180309-WA0049.jpg

Sort:  

Mantap brade...
Tulisan yang sangat bagus...

Bertuuuus, thank you bang.

Yg di bawah perut atau di bawah lutut brade?
Hehehe...
Keren x ah tulisannya, udah dimasukkan pula unsur emosi di sana.

Eheee, bertuslah bang.. Thank ya

Bertuuuusssss

Hahaha bereeeh

Stop Pagap Mayam
Kumpulkan @jeulamei saja!

Okeee saya jalankan!

Congratulations You Got Upvote
& Your Content Also Will Got Curation From

  • Community Coalition

@sevenfingers @steemph.antipolo @arabsteem

Thank you for your support!

negeri kaya katanya, tapi rakyat melarat.....sungguh oh sungguhhhhh rasanya kok tak masuk akal

Sungguh menyedihkan :(

Paling sedih itu kalau yang buka puasa beli banyak-banyak terus ngga habis :'( Padahal di luar sana ada yang mati-matian beli sebungkus aja, dibagi-bagi lagi sekeluarga :((((

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.19
JST 0.033
BTC 89422.61
ETH 3034.11
USDT 1.00
SBD 2.80