INBOX #SATU CINTA TIGA CERITA #kisah bersambung

in #story6 years ago

image

Semua berawal dari iseng, tak ada menaruh hati sedikitpun padanya, apalagi menitipkan hidup dan mati. Dari wajahnya sudah terbaca, bukan sebuah pilihan, gayanya yang buruk saat menyerang, untuk meminta waktu berbincang membuat suasana menjadi kisruh.

Dia sering menebak-nebak kehidupan orang yang lalu lalang di dinding medsos, terutama pada wanita yang sedang dalam kondisi patah, dia mencoba-coba menjadi Satria Baja Hitam, ah bukan, aku melihatnya seperti flamboyan yang jatuh perlan tertiup angin sore, hahaaa.... geli setiap kali mengingat awal pertemanan dengannya.

" Kamu seorang petualang ya?, sering kelayapan malam-malam di medsos ".

What!, dalam pikirku, mataku hampir copot melihat inboxnya memecah keheninganku yang sedang asik menulis untuk koran mingguan. Ini orang kurang ajar banget menilai orang lain seenak perut, memangnya aku perempuan apaan. Hatiku menggerutu untung saja tidak mengutuknya jadi kodok bancet.

" Suamimu kemana? kok gak marah kamu keluyuran di medsos, kamu punya suami kan? "

Tanyanya lagi, bikin jariku pingin nampar mulutnya yang monyong menilaiku sembarangan, namun aku tetap diam tak membalasnya, rasanya rugi membalas inbox dari orang yang sok tahu tentang keadaanku dan mancing-mancing mengajakku berargumen basi.

" kok, kamu diam gak jawab semua pertanyaanku, o ya, kamu lagi sibuk chat merayu laki-laki, terus kamu porotin buat beli kosmetik, baju, sepatu dan tas mahal ?"

Darahku langsung manjat ke ubun-ubun dan mendidih di atas kepalaku. Aku langsung klik profilnya, pingin tau sehebat apa sih akunnya sampai nyerocos di inboxku.Alamak, dia seperti tukang obat gayanya dengan baju kotak-kotak putih dan tas yang di selempangkan silang, rambut berjambul dengan kumis seperti ulat bulu nempel di bibir atasnya terkesan jontor ha ha ha.

Kuperhatikan status-statusnya banyak puisi pendek yang bikin aku mabuk tawa, pikirku, ah flamboyan ternyata, kukira tadi dia berprofesi sebagai Binaragawan sekelas Ade Ray, memang pantasnya dia jadi tukang obat atau depkolektor kriditan panci, sebab di akunnya banyak perempuan yang komentar dan pesta jempol di statusnya.

"Akun palsu tak layak kujawab inbox ",

Balasku sambil tertawa mengingat profilnya yang gak deh untuk kupandang lama-lama, apalagi statusnya yang bikin para perempuan pada ngidam cari perhatian hahaha.

"Nah, ini menjawab ",

Balasnya lagi dan aku yakin dia kegirangan karena aku meresponnya meski agak pedas di matanya saat membaca.

" Aku jawab agar kamu tau, kamu pake akun palsu agar tidak diketahui istrimukan godain perempuan yang lagi online, terus kamu rayu dan di-PHP-in ? "

Jawabku balik nyerang dia dan aku pasti menang telak.mengomentari dia dengan satu pukulan dengan kalimat balik saat menyerangku.

" itu akun asli tahu, lihat profilku jelas, hanya nama yang bukan asli"

Timpanya menjawab pertanyaanku dan aku bisa membayangkan kekinya. Mungkin saja kalau aku berada nyata di depannya dia akan menunjukan setumpuk alasan di mulutnya.

" mana kutahu, berawal dengan kepalsuan, akan di ikuti kepalsuan berikutnya"

Mati kau, dalam hati aku mengupatnya ambil tertawa bahagia, rasain luh.... dengan girangnya aku jawab ha ha ha

," Demi Allah, itu akun asli dan aku tidak menggoda mereka, merekanya saja yang terpana oleh pesonaku ".

Perutku langsung mual, dan rasanya pingin muntah di wajahnya yang sok kegantengan, dengan wajah pas-pasan, bahkan lebih ke pasaran.

" kamu juga terpesona kan? "

Jiaaah PD-nya kambuh jadi gila. Ini orang benar-benar gak punya malu, otakku mulai terangsang pusing ngadepin orang macam Don Juan cap karbitan medsos.

Lamq kubiarkan tanpa jawaban, dia pun diam tak lagi bertanya, mungkin sedang bahagia atau sudah lelah menyerangku. Tak terpikir tapi kepikiran juga sikap kurang ajarnya. Otakku jadi tumpul menulis malah anteng lihat status-status di akunnya. Biasanya menghadapi orang kurang ajar di media sosial, aku langsung blokir sambil tepuk tangan seolah membersihkan debu dari telapak tangan, namun, kali ini tidak kulakukan dan terasa aneh aja ujug-ujug nyerang tanpa sebab, seolah-olah aku telah melakukan kesalahan fatal.

Tiba-tiba dia muncul lagi di inbox

" belum tidur ! masih cari mangsa ya? "

Astaga naga! nih orang cari musuh beneran, bukan cari pertemanan dalam hatiku.

" Aku lagi bercinta dengan suamiku tahu, sekali lagi inbox, aku kasih tahu suamiku kamu sudah ganggu aku "

Ancamanku mulai serius, walau sebenarnya entah malam itu suamiku di mana, hp-nya tidak bisa di hubungi dan selalu pulang selepas subuh dan pergi lagi bareng anak-anak berangkat sekolah. Setiap kutanyakan jawabannya sama, lembur, tanpa koma. Saking sama jawabannya, aku pun tak lagi bertanya.

" kok bercinta bisa inbox-an? "

Pertanyaan itu tak lagi kujawab, langsung kututup inbox, aman dan sejahteralah mataku tanpa harus memedih membaca komentar don Juan karbitan medsos.

image

Beberapa hari aku tak membuka inbox, bukan karenanya yang kulihat di notifikasi tiap sore masuk mengetuk-ketuk inbox. Paling isinya hanya prasangka dan seabreg otak kotornya menilaiku, lebih baik kuacuhkan agar duniaku sentosa.

Sedang asik-asiknya mikirin dia, tiba-tiba tlp masuk dengan nomor tak kukenal, beberapa kali berdering hingga membuat pekak telingaku, tapi tetap kuacuhkan karena ini prinsip untuk tidak menerima atau menjawab tlp tanpa kukenal sebelumnya. Tak lama kemudian BBM masuk tanpa sopan santun langsung slonong boy tertera pesan
" buka inbox woi, kamu masih hidup kan? "

Astaga naga, BBM itu darinya

" dari mana kamu tahu pin BBM-ku? "

balas ku gemas

" gak perlu pertanyaan itu, semua tentangmu sudah ada, jangankan BBM, nomor tlp dan tempat tinggalmu aku tahu "

Semakinlah kesal aku membacanya, maunya apa sih mengganggu dan mengusik privasiku, dosaku padanya apa.

" Buka inbox sekarang! "

Pesannya lagi dengan nada perintah.

" tahu dari mana pin-ku? "

Tanyaku lagi.

" Buka inbox nanti aku ceritakan"

Ya Tuhan, harus sebeginikah aku menghadapi orang gila semacam ini, dihina juga di perintah, siapa dia yang Engkau utus untuk masuk dalam kehidupanku Tuhan, jeritku dalam hati.

Tapi, entah mengapa aku seperti terhipnotis perintahnya yang spontan dan tidak dapat menolak, seperti punya daya magnet menggiringku untuk ikut permainannya. Apakah kali ini dia beruntung mendapatkan lotre saat ku sedang menjadi manusia baik hati dan penurut, sebab tak pernah aku meladeni pesan inbox untuk urusan pribadi, semua inbokku berurusan dengan pekerjaan atau grup penulis.

" Coba kamu klik link yang aku kirim, kamu akan tahu siapa sebenarnya aku"

Sebuah link berwarna biru tertera di pesan inbox-nya, kemudian ku klik, muncul sebuah akun mengajak pertemanan, pake acara penasaran pertemanannya kuterima. Kulihat profil dan status-status rapih, sangat privasi dan tidak menunjukan sifatnya yang blusak- blusuk juga arogan.

" Itulah aku yang sebenarnya, nanti kamu tahu lebih jauh tentang aku, terima kasih sudah mau menerima pertemananku"

Bingung sekaligus bengong membaca pesannya di inbox, dia menjadi manusia lain, seolah-olah punya dua kepribadian, gelap dan terang.

" ya, salam silahturahmi"
Jawabku singkat.

" Tolong jangan tolak aku untuk tetap menghubungimu, aku yakin kamu dapat jadi temanku yang baik "

Alamaaak, permohonan yang sopan sekali, meski tetap aku masih tak percaya dengan dua karakter yang dimilikinya.

image

Semakin hari, kami semakin akrab, tidak lagi lewat inbox berkomunikasi, BBM dan tlp jadi alat penghubung memberi kabar. meski masih saja aku punya batasan hanya, untuk sekedar si hai, selamat pagi, siang dan malam, sudah sarapan belum, sudah makan siang belum, atau ucapan selamat istirahat dan doa-doa kebaikn yang dia kirim lewat BBM.

Aku tak menemukan lagi sifatnya yang dulu pertama kali masuk inbox, dia lebih ke-Bapak -an, itu yang sering kudengar ketika dia berbicara dengan putra-putrinya di balik tlp, tak ada yang di tutupi tentangnya padaku. Keluarganya tumbuh harmonis dan sangat disiplin, walau demokrasi dia berikan pada putra-putrinya.

Inbox telah mengenalkanku padanya, atau sebaliknya, dia yang menemukanku lewat inbox media sosial nomor satu di dunia, yang kini ramai dengan gonjang-ganjing keributan. Entah aku harus bersyukur telah mengenalnya, aku hanya mengikuti gelombang arus yang dia perlihatkan padaku lewat maya dan nyata.

Dia seperti sebuah buku hidup yang selalu ingin aku baca kisah-kisahnya, entah sampai kapan buku itu usai kubaca, entah.

image
image

@ranesa70 / Ratu Ayu Neni Saputra.
Ibu rumah tangga, penulis beberapa media sosial termasuk @steemit, Pemilik Ratu Online Shop.

Sumber gambar, Desain Canva neni saputra

Sort:  

Hanya dan hanya one love, sampai nyawa memisahkan kita, kita?

harusnya begitu @fityan
selamat pagi selamat merdeka

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63057.34
ETH 2546.78
USDT 1.00
SBD 2.64