Entah Apa yang Ada di Kepala Para Hatersku: Tak Ada Untungnya Memusuhiku Kecuali Kau akan Tenggelam dalam penyesalan

in #story6 years ago (edited)

PPA-dan-BBP-PPA.png
sumber: mamikos.com

Sejak SMA, aku tidak terlalu fokus belajar sehingga benar prediksiku, aku mendapat peringkat belasan. Hahahahha. Bisa jadi karena sedang puber atau memang di kota banyak orang-orang pintar sehingga aku kalah pintar. Namun, saat kuliah, aku kembali menemukan mereka yang pura-pura baik terhadapku. Nah, orang jenis ini pernah beberapa kali kutemukan saat aku SD hingga SMA. Kata ibuku, orang jenis ini sudah menjadi hukum alam, mereka ada untuk memberi warna kehidupan.

Ada beberapa rombongan yang membenciku di kampus, aku juga tidak tahu mengapa. Kupikir, aku tidak pintar-pintar amat karena aku kuliah bukan di jurusan yang kuinginkan. Juga tidak terlalu cantik untuk layak dicemburui para perempuan. Jadi, aku menyibukkan waktuku untuk berorganisasi dan rutin ke sanggar. Sebab aku tak mau jadi mahasiswa kupu-kupu, yang sehabis kuliah langsung pulang. Aku haus ilmu kepemimpinan. Maka dari itu, aku mengikuti beberapa berorganisasi.

Aku tidak begitu populer di kampus, meski beberapa kali wajahku terpampang di koran lokal dan TV Swasta. Koran-koran senang mengekspos kegiatan di sanggar sehingga beberapa kali aku juga tercydug. Memang, dulu aku sering muncul di lomba-lomba pemilihan putri kecantikan, tapi tak pernah menang. Untuk hal ini aku sering menertawai diri sendiri atas obsesi masa laluku.

Bagiku, mengikuti ajang bergengsi seperti pemilihan putri Indonesia hanya tes mental dan kemampuan saja. Kalau lolos kau akan terkenal. Baiklah, tujuan terburuk di masa lalu adalah menajdi populer dan sekarang, aku melihat keinginan itu sangat absurd. Singkatnya, aku tak pernah menang, masuk lima belas finalis pun tidak.

Begitu juga pemilihan ajang kecantikan yang lain, beberapa kali saja aku masuk jadi finalis atau terpilih sebagai putri persahabatan wajah bintang, aku lupa yag ke berapa, ini hanya tingkat kota saja. Padahal, yang kuincar adalah juara pertama dan itu sungguh keinginan mustahil yang memalukan. Hahahahahahh. Sampai akhirnya aku sadar, aku tidak punya bakat di bidang modelling dan aku memutuskan untuk banting setir ke dunia tulis-menulis.

Namun di mata teman-temanku, aku adalah anak yang selalu sibuk dengan diri sendiri dan jarang bergaul dengan teman seangkatan. Ya, aku trauma punya teman dekat perempuan semenjak dikhianati. Padahal, aku sudah menganggapnya seperti saudara sendiri. Pengkhianatan ini bukan karena dalam hal cinta, tapi ia memeras orang tuaku saat kami kecelakaan. Sudahlah! Lupakan!


Sebagaimana yang kukatakan padamu, aku tak pernah ingin punya banyak musuh, tapi tetap saja ada serombongan perempuan yang memusuhiku. Misalnya saja saat aku melewati tangga, ada saja mereka yang nyinyir.

“Awas...artis lewat, artis lewat,” kata mereka sambil menatapku sinis. Aku pura-pura tidak tahu. Kalau memang aku artis, apa yang salah dengan mereka? Aku tak pernah mencoba memusuhi mereka, aku selalu menganggap mereka adalah teman seangkatan meski beda kelas. Aku tahu di belakangku mereka membicarakanku. Sahabat karibku sendiri yang mengatakan. Dia seorang laki-laki, yang juga merupakan kekasih salah satu dari mereka. Selain itu, gebetan temannya juga mengejarku. Nah, tambah pula aku semakin dibenci.

Bagiku dibenci beberapa teman secara terang-terangan bukanlah hal tak biasa. Aku sudah mengalaminya sejak SD. Kalau mereka masih membicarakanku kepada banyak orang di belakangku, itu adalah urusan mereka dengan mulutnya. Aku takkan ambil peduli. Maka dari itu, aku lebih suka berteman dengan mahasiswa fakultas lain, terutama yang satu organisasi denganku.


wisuda.jpg
sumber: blogpen123

Saat teman-teman sudah banyak yang wisuda, aku masih menyusun skripsi karena disibukkan dengan jadwal siaran. Pikiranku saat itu “Jangan sampai skripsi mengganggu jadwal siaranku”, hahahahahahha. Maka kenyataannya, aku kuliah S-1 dalam kurun waktu lima tahun. Tentu saja aku bekerja paruh waktu untuk membiayai skripsiku, aku sudah tak mau lagi menyusahkan orang tua sebab adik-adikku juga bersekolah. Qiqiqiiqiq. Ini pembelaan paling tolol untuk menutupi kemalasanku.

Tiba-tiba, sebut saja si Inem anak sebelah, haters abadiku, yang memusuhiku terang-terangan dan sering menatapku sinis menemuiku. Aku terkejut bukan main. Ia meminta tolong padaku agar bisa menjadi moderator saat ia akan seminar proposal. Dengan senang hati, aku mengiyakannya, kupikir ini saatnya aku mengambil hatinya agar tak lagi memusuhiku. Sebab semua teman-temannya sudah wisuda, mungkin ia tak puya pilihan lain. Aku menjadi moderatornya dengan senang hati, tanpa dibayar sedikit pun. Padahal, kalau ia mem-booking-ku via sanggar. Ia pasti akan dikenakan bayaran. Ehemmm sombong sedikit boleh yah? Akan tetapi, demi menjalin hubungan baik dan pertemanan, sah-sah aja sih gratisan begini.

Anehnya, setelah seminar proposalnya selesai ia kembali membenciku dan menyindirku terang-terangan lagi seperti semula saat aku lewat di depannya. Aku pernah sangat shock dengan kondisi ini sampai-sampai aku trauma ke kampus dan hendak konsultasi ke psikolog. Mungkin ada sesuatu yang salah pada diriku sehingga banyak orang yak tak suka padaku, meski aku tak pernah sedikitpun berupaya memusuhi mereka. Aku tak pernah mencuri perhatian umum agar lebih terpokus kepadaku. Sebab dari segi fisik, si Inem tentu jauh lebih cantik dariku, bedanya aku lebih tinggi darinya. Itu saja.

Karena kekasihku saat itu alumnus psikologi, ia menyarankanku membaca buku psikologi populer pengembangan diri. Hal ini lumayan membantu dan menguatkanku. Namun sejak dulu aku masih sama, sulit sekali memiliki teman akrab perempuan karena acapkali dilukai. Efeknya, hingga kini aku akan sangat selektif dalam hal ini.

Aku lebih senang bergaul dengan orang-orang yang usianya lebih tua dariku, yang di kepalanya penuh angka-angka dan tagihan bulanan. Aku juga lebih senang bergaul dengan teman-teman laki-laki sebab berteman dengan perempuan seringkali punya rasa cemburu berlebihan. Entahlah, aku pernah sangat frustrasi dibuat mereka. Mungkin, aku yang terlalu konyol.


ramydhia.jpg
sumber: ramydhia

Hingga kini, aku masih berusaha baik pada mereka yang sejak dulu membenciku tanpa sebab yang jelas. Aku tak pernah ingin bermusuhan dengan siapa pun, nyatanya aku tidak mudah diterima dalam kelompok teman-teman kampus. Dan aku sadar diri atas itu. Mereka boleh-boleh saja memusuhiku hingga sekarang. Itu hak mereka. Mereka boleh saja memblokir semua medsosku. Itu hak mereka.

Akan tetapi, ketika suatu saat nanti aku sudah pulang ke langit, kuharap mereka akan mengakui kepada dunia bahwa aku adalah teman masa lalu seangkatannya. Dua puluh atau tiga puluh tahun lagi, ketika tulisan ini dibaca banyak orang, waktulah yang akan akan menjawabnya.

Aku tak ingin buang-buang waktu untuk membicarakan mereka. tulisan ini sengaja kubuat untuk mengenang masa lalu.

“Ketika banyak orang membencimu, itu artinya kau berada setingkat di atas mereka,” kata Kakakku dulu.

Ah, tidak juga, pikirku. Bisa jadi orang yang dibenci sangat menyebalkan, punya sifat yang sombong, dan membuat banyak orang cemburu sehingga ia dibenci temannya. Mungkin saja aku begitu. Namun mengapa kau harus ambil peduli? Logikanya, tidak mungkin Tuhan menciptakan semua manusia untuk menyukaimu semua atau membencimu semua.

Yang terpenting dari ini semua, ketika ada yang membencimu, jangan balas membenci juga! Itu energi negatif yang harus dibuang karena akan membuat jiwamu keropos.Biarkan dan lepaskan! Seiring berjalannya waktu, meski tidak sebentar, orang-orang itu akan menyesal dengan perbuatannya.

@hellosadlife.jpg
sumber: @hellosadlife

“Apa kau yakin mereka akan menyesal, Rini?” tanya orang lain dalam tubuhku.

“Tidak. Aku tidak yakin. Bagaimana denganmu?” jawabku.

“Kau memang orang yang hidup dengan keraguan,” jawabnya.

Aku menyeringai kecut.


Muaro Jambi, 04 April 2018
Follow my steemit/instagram @puanswarnabhumi

Sort:  

Salam Steemian..

Ini adalah tulisan yang menarik dan menghadirkan sikap penulisnya tentang pemaknaan persoalan kehidupan.

Wacananya bermanfaat bagi yang lain, tidak hanya bagi kepentingan hari ini tapi perlu jadi pemhamalan yang baik bagi masa depan.

Oya, tanggal (kolofon) penulisannya sepertinya keliru: tertulis taggal 5, padahal hari ini bari tanggal 4 April. hehe. itu saja.

Salam Steemian
Irman Syah|| @mpugondrong

Siaapppp bang penyairrr

Asseek.

Jangan tergesa, banyak yang tertinggal (rohmantik)

@mpugondrong

Makasih bang sarannya. Sangat berguna. 😍

i followed you @a-0-0

yuk saling vote.... kita jalin silaturrahim di steemit

Ini kutipan yang aku suka: Pikiranku saat itu “Jangan sampai skripsi mengganggu jadwal siaranku”, mengingatkanku dengan sebuah kredo pribadi masa-masa di kampus dulu yang naif, bahwa kuliah jangan sampai mengganggu aktivitas... hahahaha, tapi ya aku kira kita sudah punya pertanggungjawabannya 'kan?

Ckckckckkckckc mahasiswa semester akhir memang begitu bang. Hahahhaha

Ikuti terus maunya orang nggak akan pernah ada yg dianggap benar, just be yourself!

Bener kakak cantiiikkkk. Sepakat😘

He..he... Mbak jenis jalan lurus. Mau ada pengkolan atau simpang, jalan terus ngikutin titik GPS...

Hahahaha gps tidak selamanya benar bang. Aku pernah ditipu GPS loh bang😜

Try Our Service Before Buy🎁

  • Exclusive 30 days free upvotes to your every new post.
  • Limited Time Offer
  • No need to send any kinds of steem or sbd its full free service.
    we have paid service too so please check them too. Active the free upvote service and learn more about it here : JOIN NOW CLICK HERE

wah wah wah, punya Haters adalah satu pertanda bahwa kita punya kualitas yang tidak dimiliki oleh haters, apalagi bila kita tidak terjerumus kedalam konflik yang tidak menguntungkan ini. semoga tetap tabah dan sabar, ini ujian.

ya, jadilah diri sendiri, tak akan ada habisnya bila harus menjadi seperti yang orang lain inginkan.

salam hangat .

Halooo bang.😜😜😜 tq sudah mampir.
Salam humor😂

hahaha, Salam Humor kembali.

Muaro Jambi dekat Bengkulu
Hilang sepatu dekat Martapura
Jika begini keyakinanmu
Aku mo bilang apa?

Pantun ga nyambung untuk @puanswarnabhumi7B7B70DC-8906-4CCB-953F-F78958C73480.jpeg

Mantap nian pantunnya😜

Jadi diri sendiri itu akan lebih baik. Suatau hal yang biasa dalam hidup dengan perdebatan dan perbedaan. Jadikan itu semua pembelajaran. Sebab kita belajar bukan hanya dari hal yang baik-baik saja. Berhati bijak, tulus , juga ikhlas perlu kita pupuk dalam diri kita. Kalau tidak kita akan terpuruk dengan berbagai tingkah dan ulah perbedaan. Sukses selalu Rin.

Makasih kak ana😘😘

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.12
JST 0.029
BTC 60811.28
ETH 3369.34
USDT 1.00
SBD 2.48