Aku Dibelenggu Syair?
Sungguh, aku ingin berteriak garang. Melepaskan kepenatan yang kian meradang.
Seharian suntuk aku berhadapan dengan kotak persegi panjang ini. Menumbuk satu persatu huruf untuk menyatukannya dalam sebait syair. Sore kemarin, saat langit mulai menggelap dan cuaca sedikit meliukkan ketenangan. Aku berangkat menuju Warunk Upnormal di kawasan Cikutra, Bandung. Menyapa teman sekelas dari Kepulauan Riau yang sibuk menganalisis Gurindam duabelas. Dia Musliha, gadis yang memenangkan tempat pertama dalam pemilihan Duta Bahasa Nasional tahun 2016. Gadis yang di darahnya mengalir kecintaan mendalam pada syair dan pantun. Padanya aku belajar menghargai karya sastra lama yang sudah mulai diterjang kemajuan zaman.
Aku punya janji mengerjakan syair ini di kosannya. Aku dan dia sepakat, kami butuh teman untuk berbagi sepatah dua patah kata di tengah kungkungan kasur yang menggoda. Kami sedang menyusun sekuntum syair yang berharap itu dapat menggoda. Yah... menggoda penyeleksi agar meloloskannya hihihi...
Hari ini. Masih dalam keadaan otak yang nelangsa dan tenaga seadanya. Aku mencoba untuk merangkai syair yang mengukungku dua hari ini. Sebenarnya sudah dari beberapa hari yang lalu aku, dia dan teman sekelas kami memutuskan untuk mengumpulkan syair kami untuk didiskusikan bersama. Tapi ya beginilah adanya. Kesibukan lain serta tugas yang tak kunjung usai membuat syair sedikit kami pinggirkan dalam urutan tugas yang harus lebih dulu diselesaikan. Mengingat tuntutan mengumpulkan proposal tesis bab 1 pun sudah di depan mata. Biarlah, aku ingin menikmatinya saja. Menyela waktu yang ada untuk belajar dan mencoba peruntungan ini.
Syairku masih diambang. Bahkan belum menyentuh setengah dari satu kesatuan. Sedang sekarang, aku melarikan diri dari keterikatan rima yang membelenggu itu. Musliha benar, membuat syair itu tidak semudah membaca yang sudah terpampang jadi di depan mata. Banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari setiap baris hanya boleh terdiri dari 4 sampai 6 kata, pun harus terdiri dari 8 sampai 12 suku kata yang semuanya harus merupakan isi. Benar-benar tidak gampang mengefektifkan kata dalam setiap barisnya. Aku sampai gerah.
Ternyata benar. Terikat itu tidak mudah. Aku sudah membuktikannya. Terikat dalam rima saja sudah begini. Apalagi terikat dalam hubungan tanpa arti. Eaaaaa hahaha...
Sudahlah. Sedikit curhat di sore Minggu yang mendadak sendu ini. Mohon doanya untuk kelanjutan syair-syairku. Semoga dia menemui singgasananya tanpa harus mengambang dalam kotak persegi panjang. Aku pamit untuk kembali bangkit. Mencoba menyusun lagi dan membuktikan bahwa keterikatan rima ini bisa ku atasi. Semoga dari sini aku dan kamu bisa sama-sama menghargai. Pada keterikatan yang ternyata memiliki arti. Hehehe...
Selamat sore dan salam hangat untuk steemian di mana pun kalian berada.
Aku ingin menjadi kunci...
Hehehehehehe...
Boost Your Post. Send 0.100 STEEM or SBD and your post url on memo and we will resteem your post on 5000+ followers. check our account to see the follower count.
Hai, apa kabar @mutiaagustisa? Kami telah upvote yaa..
Kabar baik. Terima kasih banyak @puncakbukit
Abaikan saja dulu keterikatan dengan rima. Tuliskan saja apa yang ingin dituliskan. Yang terpenting itu adalah ungkapan kejujuran dari hati. Pasti para pembaca akan dapat menikmati dan merasakan kejujuran itu.
Hehehe inginnya sih begitu, Kang. Tapi tema yang kami angkat memang membuat kami terikat hehe jadinya ya seperti ini hehehe
Sungguh, suka sekali dengan gaya ceritanya meskipun masih bertanya-tanya tentang kotak persegi itu 😁
Terima kasih banyak, Kak @irma27 Sudah sudi kiranya mampir hehehe Ituloh kak, laptop yang selalu menemani hehehe :D
Selalu dg tulisan syair yg mengagumkan @mutiaagustisa
hana trok bak bab nyan lom adun hai @indraperdanaok
Penyair selalu memiliki kelebihan yang unik. Selalu mampu menyembunyikan isi hati dibalik sederet kata yang katanya adalah sastra.
Seperti halnya bersembunyi dibalik ikatan rima yang sebenarnya adalah ungkapan hati untuk sebuah ikatan liar yang sempat terjalin sembari berharap dianya tumbuh subur dalam taman surga.
You are the best my sister 👍
Aduh aduuuun. Sebenarnya bukan menyembunyikan isi hati dibalik sastra. Tapi menyelipkan guyonan yang bermakna ganda hahaha bebas adun, terkadang apa yang kita tulis memang penuh tafsiran yang sedikit berbeda. Asalkan tujuan baiknya tersampaikan tak mengapa hehehe Terima kasih adun yang lebih the best :D @rizkyfajar
Yaya.. pokoknya udah mampu lah sekarang, laen pue tapeugah teuman😂
Hahaha harus banyak belajar, apalagi dari adun hohoho nyan meunan euu hana meupu peugah leee -_- @rizkyfajar
Hahaha.. mubuuutt 😂