Pemimpin Adil?

in #story7 years ago (edited)

IMG_4291.JPG

MALAM telah dewasa ketika kuhidupkan laptop dan menulis catatan ini untukmu Nak. Dengkur halusmu terdengar pelan di sampingku. Kuangkat laptop ke luar kamar, agar suara jari tangan menekan tuts tak membangunkan tidur pulasmu. Dalam tidur sesekali engkau tersenyum. Sepertinya senyum siang tadi yang terbawa dalam mimpi. Umimu setia berbaring di sampingmu Nak.

Di luar suara jangkrik nyaring menimbulkan nada-nada ritmis. Sesekali keras lalu mengecil nyaris tak terdengar, kemudian nyaring menemani pekat malam.

Saat ini, negeri kita sedang merayakan pesta demokrasi. Tadi siang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) di kabupaten/kota telah menetapkan anggota legislatif yang duduk sebagai wakil rakyat di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Seterusnya KPU Provinsi akan menetapkan anggota dewan di tingkat provinsi begitu juga di tingkat pusat.

Sebagian calon anggota legislatif menggerutu, mengaku ditipu, dicurangi dan lengkap dengan sumpah serapah pada penyelenggara pesta demokrasi lima tahunan itu. Sebagian lagi mengakui kekalahan dengan lapang dada. Sangat sedikit yang tersenyum bangga sembari mengucapkan syukur pada sang pencipta.

Mereka yang duduk di gedung dewan itu akan mewakili rakyat selama lima tahun ke depan. Aku ragu apakah benar mereka memperjuangkan rakyat yang diwakili di daerah pemilihannya masing-masing? Toh, mereka tidur saat sidang, menambah jumlah istri, mobil dan rumah mewah serta plesiran atas nama kunjungan kerja.

Apakah mereka akan membela nasib kita, rakyat jelata? Atau mereka hanya membela tim sukses dan partai politik sebagai kendaraannya menuju gedung rakyat? Atau jangan-jangan mereka akan menjadi generasi penerus yang ditangkap Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), lalu dengan bedak dan lipstik plus pakaian rapi tampil di televisi? Entahlah Nak.

Aku bukan politisi. Namun, Aku senang mengamati perilaku orang yang ditabalkan sebagai wakil rakyat itu. Beberapa teman Aku duduk di kursi empuk DPR. Sebagian Aku kenal sebagai orang baik. Namun, tak bisa berbuat banyak hanya karena kalah suara dengan partai manyoritas. Pada akhirnya, mereka pun berubah menjadi “srigala”. Menyesuaikan diri dalam komunitas baru, gaya baru, dialek baru dan perilaku baru. Membuat program atas nama rakyat. Namun, realisasinya toh hanya untuk kolega, saudara atau kelompok mereka saja.

Bila seseorang penguasa atau pemimpin memperdagangkan rakyatnya, maka itulah pengkhianatan terbesar, sebut Rasul dalam hadis yang ditulis oleh Athabrani Nak. Sebagai muslim, pantang bagi kita berkhianat. Jadilah kesatria, bukan pecundang yang memakan uang haram.

Meski begitu buruknya kondisi negeri ini Nak, Aku ingatkan, kita tak boleh pesimis. Jadilah pria yang optimis menatap masa depan. Mari mendoakan agar anggota legislatif hasil Pemilu 2014 ini lebih baik daripada periode sebelumnya.

Nak, jika pun kelak engkau menjadi pemimpin, maka jadilah pemimpin yang kuat dan mengikuti sifat Rasul. Pemimpin itu adalah pengabdi atau pelayan rakyat. Jadi pemimpin jangan minta dilayani, namun harus melayani rakyat. Ini sesuai hadis Rasul yang diriwayatkan Abu Na’im dimana disebutkan pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka.

Janganlah memanfaatkan kekuasaan seluas-luasnya, sebebas-bebasnya, serakus-rakusnya. Rakyat menitipkan amanah padamu untuk mensejahterakan mereka. Bukan untuk menipu mereka, lebih-lebih menjual nama mereka untuk kepentinganmu dan kelompokmu.

Nak, negeri ini miskin contoh pemimpin yang baik dan bersih. Beberapa pejabat negara ini, dari menteri sampai ketua mahkamah konstitusi terjerat kasus korupsi. Dari ketua lembaga pemeriksaan keuangan negara sampai hakim penjaga timbangan keadilan mendekam di tahanan KPK. Dari pegawai negeri sampai bupati, dari wakil rakyat sampai konglomerat, semua terjerat korupsi. Yang paling menjengkelkan Nak, mereka mengambil uang kita untuk dibelanjakan kebutuhan pribadi, termasuk kebutuhan biologis yang tidak sah. Itu zina. Dosa besar dalam agama kita.

Namun, ketika di depan kamera, mereka tersenyum lebar. Seakan bangga pada perbuatan yang telah dilakukannya. Bahkan, mereka dengan bangga bisa mengatur proyek ini dan itu dari dalam terali besi.

Nak, negeri ini kurang suri tauladan. Jika kelak engkau menjadi pemimpin, berlakulah adil dan tegas. Jangan pernah mengambil atau memakan yang bukan hakmu.

Allah sudah menjamin rezeki. Lewat cara halal pun, engkau masih bisa hidup dan menarik nafas segar di muka bumi. Tak perlu mengambil hak-hak rakyat.

Ingat Nak, jangan juga menerima imbalan atau suap atas bantuan yang engkau berikan. Dalam hadisnya, Rasul menyatakan bahwa Allah melaknat penyuap, penerima suap dan yang member peluang bagi mereka. Aku tak ingin engkau dilaknat oleh Allah Nak.


Nak, ini zaman aneh. Semua orang berambisi menjadi pemimpin sesuai level dan kadar kemampuan mereka. Ada yang ingin menjadi kepala cabang, manajer, kepala bagian, direktur dan lain sebagainya. Melakukan segala cara untuk mendapatkan posisi empuk dan menghasilkan pendapatan maha besar.

Melobi orang lain untuk menempatkannya menjadi pemimpin di kantornya. Memberikan segepok uang untuk jabatan tertentu. Bahkan, seorang teman Aku cerita, ada pejabat yang membeli jabatannya dengan nilai ratusan juta. Pertanyaannya Nak, bagaimana dia mau jujur jika untuk menempati jabatan itu dia mengeluarkan modal?

Aku mulai bekerja pada usia 23 tahun Nak, bahkan belum tamat kuliah kala itu. Sejak saat itu, Aku tak pernah melobi pada atasan untuk diberikan jabatan. Aku merasa jabatan itu amanah. Gagal menjalankan amanah sama dengan musibah. Aku harus mempertanggungjawabkannya dunia dan akhirat. Namun, jika dipercaya memegang jabatan tertentu, Aku akan menerimanya. Ingat, tanpa melobi lebih-lebih menyogok.

Rasulullah satu hari berkata kepada seorang sahabat Abdurrahman bin Samurah, wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi, jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya.

Hadis ditulis oleh Al Bukhari dan Muslim itu jelas menyebutkan tak perlu lah kita berambisi untuk mendapatkan jabatan tertentu. Jika pun Allah memberikan rezeki dan kita cocok untuk jabatan itu, percayalah jabatan itu akan milik kita. Jika Allah sudah memberikannya kepada kita, tak akan tertukar dengan rezeki orang lain Nak. Allah maha mengetahui untuk siapa satu jabatan cocok diberikan.

Dalam hadis lainnya Rasul menyebutkan kami tidak mengangkat orang yang berambisi berkedudukan. Jika pun akhirnya engkau melihat orang yang berambisi untuk menempati jabatan tersebut, berdoalah agar dia mampu memegang jabatan itu dan berlaku adil.

Nak dinamika dalam organisasi baik kantor atau perusahaan mengalir mengikuti perilaku peradaban sebelumnya. Engkau akan menemui orang-orang yang “gila” jabatan. Bahkan, jika pun engkau diam, dia akan menganggapmu saingan. Khawatir jabatan yang ingin diraihnya akan diberikan padamu.

Soal ini, tak usah kau gundahkan Nak. Bekerjalah sebaik mungkin dan semampumu. Ingat, saat ruh ditiupkan ke dalam janin, Allah sudah menentukan takdir kita. Kemana langkah kita dan cobaan apa yang akan kita lewati. Jika berhasil melewati cobaan, maka Allah menjanjikan kebahagiaan.

Satu waktu, engkau akan merasakan hikmah dari loyalitas, kerja kerasmu dan integritasmu Nak. Jadilah pemimpin yang baik untuk keluargamu, tetanggamu dan rakyatmu. Allah mengawasi jalanmu. Berjalanlah lurus mengikuti koridor yang telah Allah ciptakan.

Sort:  

Semoga mareka ingat akan pondasi mareka disana. Makna demokrasi yang sesungguhnya. Mareka adalah wakil rakyat bukan wakil kelompok. Di dalam sana sangat banyak tekanan saya yakin itu pasti ada, namun kita berharap yang masih bersih hatinya semoga selalu bersih dan dijaga dengan baik.
Kita berharap mereka wakil rakyat dan benar-benar wakil rakyat. Demokrasi benar-benar demokrasi.

terima kasih

Mantap sobat, jangan pernah ada rasa mengeluh, semangat selalu ada dihatimu.

bila saya boleh berpesan, nak jangan berguru pada ayah mu ya. tapi bergurulah pada senior ayah mu. karena ragu saya pada ayah mu kalau kumat. heheh

boleh nak, tp jangan senior yang anak gure salam ya. karena beliau itu lebih parah daripada ayahmu

Pelajaran yang berat buat anak nie.

Kirain sudah pindah profesi dan menjadi tukang buah... boleh deh coba alpukatnya 1 kg, yah! Wkwkwk...

itu buah bukan sembarang buah. datanglah biar dikasi lebih dr 1 kg

Itu buah bukan sembarang buah, yang pasti itu bukan buah alpukat pura-pura atau pura-pura alpukat, kan? Hahaha...

nah kalo itu baru ketahuan setelah uji laboratorium, apakah ini pura pura alpukat atau alpukat pura pura

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 57642.15
ETH 2578.06
USDT 1.00
SBD 2.49