Seulawah dan Romantika Mudik

in #story6 years ago

image

Mudik adalah jalan pulang untuk segala rindu dikembalikan ke asalnya. Menjenguk apa yang ditinggal, bertatap langsung akan apa saja yang awalnya hanya berkabar via berita.

Pagi kemarin, lepas subuh berlalu, di antara fajar sadek dan sunrise yang terbasuh embun, saya menggeber motor bebek untuk pulang ke kampung halaman. Antusiasme yang membumbung tinggi, sungguh mampu mengalahkan rasa kantuk yang padahal belum sedetikpun terlelap. Atas nama cinta, mudik selalu memberikan kita spirit lain, yang kadang kala mampu meletup-letupkan kegembiraan.

Saya mudik dari Banda Aceh ke Lhokseumawe, namun sementara waktu bersebab janji dan keperluan, harus menginap terlebih dahulu di Bireuen. Mudik dari Banda Aceh ke dua kota tersebut sejujurnya tidaklah jauh-jauh amat, hanya butuh waktu 6 hingga 7 jam kita sudah tiba.

Di tengah dinginnya udara pagi yang merasuk tulang, kegembiraan ini patut dirayakan. Saya sengaja pulang lebih pagi hanya karena dua hal; ingin menikmati romantika pagi di kaki jenjang Gunung Selawah dan menghindari padatnya arus mudik andai saja kesiangan.

image

Selawah dalam benak saya tidaklah hanya sebatas gunung dengan jalanan lebar nan berkelok-kelok. Lebih dari itu, Seulawah tak ubahnya wajah Aceh yang bersahabat namun tergurat padanya segala kisah, kebudayaan juga sejarah dalam satu bentuk; tampak berwibawa, mudah iba, sering tidak ennakan dan sejarah mencatat kita layu untuk urusan diplomasi.

Dalam hal mudik yang dimaknai sebagai ritus budaya tamasya atas nama perayaan baik itu keagamaan dsb. Seulawah mampu menjadi titik transit daripada terminologi urbanisasi dan migrasi. Mudik menjadi waktu berharga bagi mantan penduduk desa yang melakukan urbanisasi ke kota. Saat melewati Seulawah, seakan-akan kesadaran lain diketuk alam; betapa dekatnya ibu kota (Banda Aceh) dengan kabupaten/kota terutama bagian utara-timur Aceh.

Seulawah mengetuk ulang bahwa ada kota di kaki jenjang gunung Seulawah (Saree) dengan denyut ekonomi pertanian yang diolah secara industri rumahan berupa kripik, tape, dan aneka jenis makanan olahan yang kemudian diburu siapa saja yang melewati lintas ini. Seulawah mampu menjadi adonan desa yang kota dan kota yang desa, dengan denyut ekonomi yang terbilang baik.

image

Seulawah juga mampu membungkam paradigma bahwa semua yang di gunung 'susah sinyal'. Jejeran tower provider telekomunikasi baik plat merah maupun swasta berdiri kokoh, berjejer rapi, menjulang ke angkasa. Manusia yang hidup di area Seulawah sungguh hidup penuh kemerdekaan dengan alam sebagai urat nadinya. Dari Seulawah kita belajar melihat optimisme dari cangkang sempit syakwasangka; bahwa untuk maju tak melulu harus di pusat kota.

Seulawah di pagi buta adalah bentuk kesyahduan paripurna dari pada wajah tabah Aceh atas segala romantika sejarah masa lalu dan beban harapan masa depan. Pagi kemarin, saya sengaja memelankan laju motor untuk menikmati setiap momen di Seulawah dengan menghirup udara segar, membuka nalar imajinasi serta merenggangkan saraf-saraf yang kudu terlanjur seret.

Dalam pada itu, saat hal-hal sederhana itu saya nikmati, Seulawah pagi buta tak ubahnya raut wajah seorang nenek Aceh yang baru saja berwudhu di sumur untuk melaksanakan shalat subuh di rangkang. Ada ketenangan dalam setiap hembusan angin pagi, ada misteri kala kelelawar satu dua pulang ke sarangnya, pun ada kesyahduan saat burung mulai bersiul membangunkan mentari. Seulawah, lagi-lagi menyemei kegembiraan atas nama mudik; pulang.

Ada banyak sekali pemandangan yang kita dapati saat menyusuri lekuk berkelok Seulawah. Tetapi, untuk momen mudik kali ini, saya hanya membidik dua hal; jalanan dan spanduk berlalu lintas.

image

Kadang-kadang, masih banyak oknum yang latah di saat melakukan perjalanan mudik. Semenjak Instagram ada, dengan snapgram salah satu fiturnya, kita seolah-olah berlomba-lomba menyuguhkan apa-apa saja yang dikehendaki. Sekalipun itu ranahnya pribadi dan bebas, tentunya ada hal-hal lain pula yang patut diperhatikan.

Salah satu kekeliruan bermedsos saat mudik adalah keisengan melakukan snapgram di saat sedang menyetir. Padahal, dalam hal transportasi ada aturan khusus yang melarang seseorang menggunakan hp ketika aktifitas berkendaraan berlangsung.

Hadirnya spanduk kreatif seperti gambar di atas patut diapresiasi, selain strategis, punya nilai juga kreatif, peletakannya juga tepat. Ia dipajang pas di salah satu belokan patah yang banyak terjadi kecelakaan dan tidak sedikit yang terenggut nyawa di sana. Nah, kebayangkan saat nge-snap tiba-tiba ada penampakan?

Ada banyak sekali spanduk kreatif dengan muatan edukasi berlalu lintas di pasang sepanjang jalan Seulawah. Dalam hal ini kita patut mengapresiasi Polresta Aceh Besar. Kebetulan saya tahu otak intelektual dibelakang itu semua. Seorang putra Pidie yang abangnya kebetulan berteman baik dengan saya.

image

Terakhir, ruas jalan Seulawah terbilang lebar lagi tebal aspalnya memang mampu memanjakan para pengguna moda transportasi darat. Untuk ukuran jalan nasional di pegunungan, tak berlebihan jika Seulawah termasuk ke dalam katagori bagus. Kendatipun demikian, masih terdapat pula beberapa ruas yang berlubang. Saya bisa memaklumi. Mungkin saja faktor usia jalan, atau faktor kontruksi alam pengunungan.

Hanya saja, kita juga tahu, hampir saban perayaan hari keagamaan, terutama Idul Fitri dan Adha, baik pemerintah pusat dan provinsi melakukan perbaikan-perbaikan. Saya tidak tahu apakah tahun ini tidak semuanya tercover atau ada masalah soal anggaran. Ada banyak sekali tek-tek bengek dalam urusan pembangunan.

Kebiasaan menyalahkan serta merta dengan menjudge pemerintah dan kontraktor harus diperbaiki. Kadang kita kerap tak bijak, saat diperbaiki bilang begini; "asal udah mau lebaran udah buat jalan, proyek lagi". Nah, giliran tidak diperbaiki juga sama, yang keluar begini, "udah tau lebaran di depan mata, orang-orang berbondong-bondong mudik, ini jalan berlubang saja tidak becus, belum lago cerita yang baru". Begitulah wajah kita.

Pada akhirnya, mudik tidak hanya membawa pulang banyak barang, gegap gempita antusiasme dalam kegembiraan, lebih jauh juga membawa kesadaran-kesadaran baru, untuk mengerti apa hakikat dari mudik itu sendiri; sebuah perjalanan dengan segenap romantika yang kaya akan kisah serta sarat makna. Jadi, yang mudik tidak hanya badaniah, tetapi ruhaniah, jiwa dengan segala kepekaan, kesadaran dan spirit-spirit optimisme.

Selamat menjalankan ibadah kebudayaan mudik.

Sort:  

Mudik adalah hal yang paling diidam2kan para perantau, namun mudik juga sering menghantui karna tidak bisa membawa pulang banya uang 😁

Bukan salah mudik, salah kantong kali. Huhu

Kalo tidak adanya mudik kan gak nguras kantong. Jadi aman2 saja. Hehe

Jangan Steemitan di jalanan, banyak penampakan :D

Haha, enggak kok. Wkwk

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by lontuanisme from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 57226.98
ETH 2416.68
USDT 1.00
SBD 2.29