Jenguk teman sakit, menjadi pembelajaran

Hai steemian

Penyakit terkadang tidak bisa kita lawan. Tapi sebenarnya sebelum sakit, kita bisa lakukan pantangan-pantangan.

Sehari sebelumnya dikabari ada seorang rekan kerja sedang tergolek rumah sakit. Ini kali yang ketiga ia kena stroke ringan.

Kami pada 18 tahun lalu satu tempat kerja pada Divisi Internal Control Departement pada sebuah perusahaan donat terkemuka di Indonesia.

Sebutlah namanya Uri. Adalah pria yang tekun bekerja. Kini dirinya bekerja di perusahaan farmasi terkemuka. Terkadang saking tekunnya bekerja lembur hingga pekerjaannya dibawa diselesaikan di rumah. Karena rajin, perusahaannya memberikan jabatan yang baik untuk dirinya. Tentunya penghasilannyapun meningkat.

Melihat kondisi seperti itu, istrinya komplen karena menggapnya workoholic hingga tidak terkontrol waktu istirahat. Walau demikian aktivitas bersama anak-anak dicobanys untuk dapat dilakukan pada weken atau hari libut besar.

Dulu fisiknya tinggi dan gemuk. Bila mengendarai motor besar gagah melihatnya. Kini, lantaran sudah mulai berobat dan sudah tiga kali masuk rumah sakit dalam dua tahun terakhir ini, badannya menjadi agak kurusan.

Kabarnya, dia memiliki turunan jantung dan ada penyakit gula. Istrinya juga tidak bisa mengontrol makanan yang dia makan ketika di kantor atau di luar rumah. Lalu kurang aktivitas olahraga.

Barangkali ini juga yang menyebabkan dia sakit stroke hingga tiga kali masuk rumah sakit.

Saya bukan dokter, hanya bisa prihatin melihat keadaan Uri. Dan hanya bisa berdoa agar dapat dipulihkan segera oleh Allah, sehingga dapat beraktifitas kembali. Ini menjadi pembelajaran bagi saya untuk bisa mengontrol makan, aktifitas, istirahat dan berolahraga.