Lelaki Itu Bernama Amat Rhang Mayang [Legenda Aceh - Glee Kapai]

in #story7 years ago (edited)

"Ya Tuhanku, Jika lelaki itu benar Amat Rhang Mayang, terkutuklah ia beserta seluruh kapal dan isinya, menjadi bukit.....!!!! "

Langit bergemuruh, kilat menyambar-nyambar, dan seketika Sang Anak beserta kapalnya, berubah menjadi sebuah bukit.



Tersebutlah kisah di Krueng Peusangan, seorang pemuda desa yang tampan. Pemuda tersebut bernama Ahmad Rhang Mayang atau biasa di panggil Amat. Ia hidup bersama ibunya, Minah. Amat sangat rajin dan berbakti kepada ibunya. Kesehariannya Amat sebagai buruh tani. Penghasilan Amat sebagai seorang buruh, hanya cukup untuk makan. Meski demikian Amat dan Ibunya hidup bahagia.

Suatu malam, amat termenung di balai depan Gubuk mereka yang mulai reot. Ia berfikir keras.
"Aku harus mengubah nasib. Tak mungkin hidup seperti ini terus. Apalagi ibu sudah tua. Tapi bagaimana? "
Malam berganti pagi, Amat belum juga bisa tertidur. Sang Ibu tampak sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi.
" Makanlah nak, wajah mu terlihat gundah, ada apakah gerangan hai putra kesayangan?" sang ibu membelai rambut Amat dengan lembut.
" Duhai Ibu, aku telah fikir semalamam dan aku telah pertimbangkan dengan masak-masak. Aku ingin merubah nasib bu. Cerita di negeri seberang sana, banyak pekerjaan yang lebih baik. Ijinkan aku, mengadu nasib disana bu" Amat bersimpuh dilutut ibunya.
Ibu Minah diam ternganga, ia diam sesaat. Hal yang di takutkan akhirnya tiba.
"Duhai anakku, jika keputusanmu sudah bulat, ibu tak bisa mencegahmu, hati-hatilah di rantau orang. Jagalah akhlak dan budi pekertimu, ibu di sini akan selalu mendoakan mu dan menunggumu pulang" Titik bening jatuh di pipi sang ibu.
" Terimakasih bu, semua demi ibu. Aku ingin hidup kita lebih baik. Anakmu ini akan selalu mengingat nasehatmu. Aku merantau tidaklah lama, jika sudah berhasil, aku akan segera pulang bu". Amat mengusap air mata sang ibu dan mereka saling berpelukan.





Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Sepuluh tahun berlalu. Seorang ibu yang semakin tua, hampir setiap senja menunggu sang anak pulang di dermaga Krueng Peusangan.

Nun jauh di negeri seberang lautan, hidup seorang pemuda kaya raya. Ia hidup bersama sang istri di sebuah rumah nan begah bak istana. Dialah Amat Rhang Mayang. Karena ketekunannya bekerja, dia dipercaya oleh saudagar kaya dan mempersunting anak saudagar kaya tersebut. Dia pun meneruskan usaha sang saudagar.

"Kanda, kapan kanda menepati janji kanda. mengajak dinda ke kampung halaman kanda, menengok Ibunda kanda dan melihat istana kanda dengan taman-taman kanda yang indah". Sang istri acap kali menagih janji sang suami.
" Baiklah, esok kita pergi ke kampung halaman kanda, melihat keindahan Krueng Peusangan dan menengok ibunda" akhirnya Amat menepati janjinya dan sang istri tersenyum bahagia.





"Amat datanggg....!!! Amat datangg....!!! "
Sekelompok nelayan berhamburan ke Dermaga. Tampak sebuah kapal mewah melabuh di dermaga. Amat dan Istrinya berdiri di tepi kapal didampingi para pengawalnya. Beberapa penduduk yang dulu kawan sepermainan Amat masih mengenalinya. Mereka pun asik berbincang.

Tiba-tiba, dari kerumunan orang, seorang ibu tua yang lusuh berteriak
"Amat anakku.. Amat anakku... Akhirnya kau pulang juga nak... !!!" Sambil terisak bahagia sang ibu mendekati kapal Amat.
" Kanda, ibu itu memanggil kanda dan menyebut kanda anak, apakah dia ibu kanda?" sang istri bertanya kepada Amat.
"Bbbbukan dinda, mungkin dia orang baru di Kampung ini" terbata-bata Amat menjawab.
"Hai pengawal, usir Ibu tu renta yang compang camping ini dari hadapanku " Amat menyuruh pengawal nya mengusir sang Ibu.
Sang pengawal turun dari kapal dan menyeret sang ibu menjauh dari kapal.
Sang ibu tak berdaya, tubuhnya yang renta tak ada daya untuk melawan. Matanya tak lepas tertuju pada Amat. Sembilan bulan sepuluh hari ibu mengandungmu, tumbuh besar dalam peluk ibu. Meski ditutupi pakaian mewah, wajahmu tak akan bisa ibu lupa, engkaulah Amat anakku. Sang ibu berguman dalam hati.



Langit bergemuruh, kilat menyambar-nyambar, dan seketika Sang Anak beserta kapalnya, berubah menjadi sebuah bukit.

Semoga kita dijauhkan dari sifat durhaka kepada orang tua kita



Sebuah legenda dari negeri serambi mekkah, cerita tersebut masih turun temurun hingga kini. Jejak Bukit Kapal Amat Rhang Mayang, masih bisa kita lihat di Pantai kawasan Lamreh, desa Masjid, Lamreh, Aceh Besar, Indonesia.



Salam Kaki Lasak, Kemanapun Kaki Dilangkahkan




Follow Me :

Steemit @ kakilasak
Facebook @ husaini_sani
Instagram @ ucok_silampung & @ kaki_lasak
Whatsapp +6282166076131

Sort:  

Postingan yang sangat menarik, terima kasih telah berbagi @kakilasak

Terimakasih sudah mampir bg.. Salam lasak :)

menarik postingannya, ada makna tersirat yang dapat dipahami . . .
good jobs bro . . .

Makasih bro :)

Semoga kita bukan seperti yang dikisahkan...
Btw, wajah muda masi tampak bersinar diterik matahari.. wkwkwkwkwkw

Wajah editan kems haha

This is amazing! @kakilasak

Tqvm hehe :)

Kayak cerita malin juga ya bang 🌊

Hehe iya, malin kundang versi Aceh. Ni jg br rau aku cerita ni. Saat ksana blm tau haha

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62915.59
ETH 2542.92
USDT 1.00
SBD 2.63