Sejarah Konggres India Independence National Society di Aceh

in #story5 years ago

Keberadaan etis India di Aceh sudah ada sejak zaman kerajaan. Mereka juga ikut berpartispasi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia di Aceh. Hingga kini hubungan harmonis etnis India dengan rakyat Aceh masih terjalin.

Konferensi etnis India di Aceh digelar di Banda Aceh pada 11 Maret 1947. Mereka menyatukan diri dalam organiasi paguyuban India Independence National Society (Persatuan Kebangsaan India Merdeka). Konferensi ini berhasil menyusun rencana kerja organisasi dan membentuk kepengurusannya.

konsul India.jpg
Para pejabat dari Konsul India disambut oleh pejabat Residen Aceh di Bandara Blang Bintang dalam kunjungan kerja tahun 1948 sumber

Sejarawan Aceh, Teuku Alibasjah Talsya dalam buku Modal Perjuangan Kemerdekaan menjelaskan, setelah dilakukan pemilihan secara demokratis melalui voting, terpilih beberapa orang sebagai pengurus organisasi Persatuan Kebangsaan India Merdeka, mereka adalah: Jagir Singh sebagai ketua, Gulam Muhammad sebagai wakil ketua satu, Walliama Pilley sebagai wakil ketua dua, AS Syed Mahmud Naina sebagai setia usaha satu (sekretaris 1), Muhammad Amin sebagai setia usaha dua (sekretaris 2), Abdul Majeed sebagai bendahara.

Selain nama-nama tersebut, juga terpilih beberapa orang sebagai anggota pengurus, yang disebut sebagai pembantu-pembantu di beberapa bidang organisasi. Diantaranya adalah: Abdul Kader Serang, Alwel Singh, Abdul Muhammad, Bhagat Singh, dan Suntiram Pilley.

Masyarakat India di Aceh yang tergabung dalam organisasi ini, menyatakan solidaritas dan bersimpati atas perjuangan rakyat Aceh secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum, dalam mempertahkan kemerdekaannya dari rongrongan Belanda dan sekutunya.

dubes India Pradep.jpg
Duta Besar India Pradeep Kumar Rawat ketika berkunjung ke Kantor KADIN Aceh pada April 2018 lalu sumber

Melalui organisasi Persatuan Kebangsaan India Merdeka di Aceh ini pula, provokasi-provokasi dan fitnah Belanda dipatahkan. Beberapa kali mereka membantah secara nasional dan internasional fitnah-fitnah Belanda yang mengatakan kepada dunia bahwa golongan keturunan bangsa asing di Aceh mengalami takanan dan kemelaratan.

Malah, melalui Konsul India di Jakarta, mereka juga melayangkan protes atas aksi-aksi kekerasan bersenjata yang dilakukan Belanda, yang melakukan penyerangan dan pesawat-pesawat pengeboman dan penembakan dengan meriam dari kapal-kapal Belanda dari laut ke daratan Aceh.

Sebelumnya etnis India di Aceh juga membantu sejumlah dana untuk kepentingan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Aceh. Seperti pada 21 Desember 1947, golongan masyarakat India di Banda Aceh menyumbang dana sebesar f.8.035,50 bersamaan dengan sumbangan etnis Tionghoa (Cina) sebesar f.37.495.

Kemudian pada 23 November 1947, etnis India dan Tiongkok/Cina menggelar pertemuan silaturrahmi dengan pemuda-pemuda Aceh di Banda Aceh, untuk menjalin keakraban dan memperkuat persatuan. Baik wakil etnis India maupun etnis Cina dalam pertemuan tersebut secara moril dan materil kembali menegaskan tentang dukungannya terhdapa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Aceh. mereka juga kemungkinan-kemungkinan apa yang bisa dilakukan dan diberikan oleh mereka untuk para pejuang kemerdekaan di Aceh.

Syeikh Nuruddin Ar-raniry.jpg
Syeik Nuruddin Ar Raniry, Mufti Kerajaan Aceh keturunan India sumber

Para pejabat dari Konsul India juga beberapa kali berkunjung ke Aceh atas undangan komunitas masyarakat India di Aceh. Keberadaan masyarakat etnis India di Aceh bukanlah hal yang baru, jauh pada masa kerajaan Aceh, orang-orang dari India sudah merantau ke Aceh, malah ada yang menjadi pejabat kerajaan.

Beberapa orang dari etnis India yang pernah menjadi pejabat di Kerajaan Aceh yang terkenal dalam sejarah adalah seperti Panglima Muhammat Tibang yang dipercayakan menjabat sebagai Syah Bandar atau Kepala Pelabuhan Kerajaan Aceh, dan Syeikh Nuruddin Ar Raniry dari Ranir, India yang menjadi Mufti Kerajaan Aceh.

Hingga kini pun hubungan masyarakat Aceh dengan etnis India di Aceh berjalan dengan baik. Sepanjang sejarah belum pernah terjadi pergesekan atau konflik antara masyarakat India di Aceh dengan rakyat Aceh.

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 60844.65
ETH 2995.69
USDT 1.00
SBD 3.88