Konsep Soekarno Tentang Kebangunan Nasional

in #story6 years ago

Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei, dalam konsep Presiden Soekarno dulu dikenal dengan sebutan “Kebangunan Nasional”. Tanggal 20 Mei diambil dari momentum berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, sebagai tonggak tumbuhnya kesadaran nasional bangsa Indonesia.

Lalu bagaimana pandangan Presiden Soekarno sendiri terhadap “Kebangunan Nasional” yang digelorakannya dalam setiap pidato politiknya itu? Pada 15 Juni 1948, ketika berpidato selama dua jam di hadapan masyarakat Aceh di Atjeh Bioskop di Banda Aceh, Seokarno pernah menjelaskan hal tersebut.

Notulensi pidato Soekarno itu dimuat dalam buku Modal Perjuangan Kemerdekaan, buku ini ditulis oleh pelaku perjuangan kemerdekaan di Aceh, Teuku Alibasjah Talsya dan diterbitkan oleh Lembaga Sejarah Aceh pada tahun 1990. Lebih jelasnya konsep “Kebangunan Nasional” Soekarno tersebut, seperti kutipan dalam notelensi pidatonya itu.

sukarno2.jpg
Presiden Soekarno sumber

Presiden Soekarno dalam Pidatonya berkata:
Pada tanggal 20 Mei yang lalu telah dirayakan hari 40 tahun Kebangunan Nasional. di dalam kebangunan nasional itu bukan hanya orang Jawa, bukan hanya orang Sumatera saja yang bergerak, tetapi segenap bangsa Indnesia, baik yang Aceh maupun yang Ambon, baik Jawa maupun Menado, segenap bangsa Indonesia ikut di dalam pergerakan nasional ini dan malah dalam revolusi sejak 17 Agustus 1945 semua pemuda-pemuda Indonesia berjuang.

Darah pemuda Ambon ikut membasahi tanah untuk memperteguh republik. Darah pemuda Minahasa ikut memerahkan rumput yang hijau untuk menegakkan republik kita. Darah pemuda-pemuda Bali ikut mengalir untuk mempertahankan repubik kita. Republik adalah milik segenap bangsa Indonesia, yang juga berdiam di luar negeri.

Hanya jikalau nanti Negara Republik Indonesia telah berdiri dengan segala isinya, hanya jikalau bendera merah putih telah berkibar di seluruh kepulauan Indonesia, hanya jikalau Pemerintah Republik Indonesia telah menjadi pemerintah untuk seluruh bangsa Indonesia, hanya jikalau kita mempunyai negara yang demikian itu, telah kita beri isi alat materil, alat-alat spiritual, yaitu alat-alat jasmani dan rohani yang serba lengkap, barulah kita boleh berkata bahwa revolusi nasional kita telah selesai.

soekarno-detiknews.jpg
Presiden Soekarno dalam rapat akbar sumber

Kita di Indonesia ini sejak dahulu, sejak mulanya imperialisme di sini, telah timbul hasrat ingin merdeka di bawah pemimpin-pemimpin kita yang sekarang masih hidup. Meskipun tidak ada orang yang bernama Muhammad Hatta, tidak ada orang yang bernama Teuku Umar, tidak ada orang yang bernama ulama besar Di Tiro, tidak ada orang yang bernama Tjokroaminoto, tidak ada orang yang bernama Sutomo dan lain-lain sebagainya, bangsa Indonesia yang ditindas oleh imperialism itu sudah barang tentu bangkit.

Pendek kata imperialisme ini objektif membangun gerakan nasional. Dan imperialisme sebenarnya adalah satu, tidak ada dua, tidak ada tiga imperialisme. Imperialisme adalah internasional. Ada imperialisme Belanda, ada imperialisme Inggris, ada imperialisme Amerika, ada imperialisme Perancis, tapi sebenarnya imperialisme-imperilaisme itu adalah satu. Internasional imperialisme yang dibangun oleh satu internasional kapitalisme.

Oleh karena satu internasonal imperialisme ini mengambil kekayaan, memiskinkan rakyat sejak dari Maroko sampai ke Mesir, sampai ke India, sampai ke Burma, sebagai tadi telah kukatakan, maka satu imperialisme ini sebenarnya membangunkan satu gerakan nasional. Satu gerakan nasional yang sambung bersambung satu sama lain.

Gerakan di Maroko, gerakan di Mesir, gerakan di India, gerakan di Burma, gerakan di Filipina, gerakan di Vietnam, gerakan d Indonesia, gerakan di Tiongkok, sebenarnya adalah satu gerakan, ialah oleh karena dibangunkan oleh satu imperialisme. Inilah yang saya minta saudara-saudara perhatikan.

soekarno di Aceh - Tabloid Wani.jpg
Gaya khas Soekarno selalu berapi-api dalam pidato politiknya sumber

Oleh karena gerakan-gerakan ini dibangunkan oleh imperialisme, bukan oleh pemimpin-pemimpin, dibangunkan objektif oleh imperialisme dan bermaksud menentang kepada imperialisme itu, oleh karena itu gerakan-gerakan ini adalah revolusioner.

Saya tadi berkata bahwa gerakan-gerakan ini bukan bikinan pemimpin-pemimpin, saya terkenang pada ucapan seorang pemimpin besar Perancis namanya Jean Thorez. Barang kali saudara-saudara pada 20 Mei beberapa minggu lalu ada mendengar pidato saya tatkala saya memperingati 40 tahun berdirinya gerakan nasional. Pada waktu itu saya terenang jean Thorez pemimpin Perancis, Jean Thorez ini pun berkata bahwa gerakan nasional itu bukan bikinan pemimpin.

Oleh karena itu semua gerakan-gerakan ini adalah sejak dari Maroko hingga ke Tiongkok, ya gerakan Maroko, ya gerakan Mesir, ya gerakan Arab, ya gerakan India, ya gerakan Iran, ya gerakan Afghanistan, ya gerakan Burma, ya gerakan Malaka, ya gerakan Vietnam, ya gerakan Indonesia, ya gerakan Filipina, ya gerakan Tiongkok, semua gerakan ini adalah gerakan revolusioner, oleh karena objektif bikinan imperialisme, anti these dari imperialisme, hendak menumbangkan kepada imperialisme itu.

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 62205.55
ETH 2397.85
USDT 1.00
SBD 2.50