Jenderal Kohler Boom Hilang di Masjid Raya Baiturrahman

in #story6 years ago (edited)

MRB.jpg
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Foto diambil dari plaza selatan masjid

Menatap gerbang utara Masjid Raya Baiturrahman, terasa ada yang hilang. Aku menyebutnya heroisme yang terpenggal sejarah. Kohler boom atau pohon Kohler dan prasasti tentang kematiannya tak ada lagi di sana.

Ya, di gerbang kiri Masjid Raya Baiturrahman, di situ dulu Panglima Perang Belanda, Mayor Jenderal JHR Kohler tewas ditembak pejuang Aceh. Dulu pengunjung Masjid Raya Baiturrahman bisa membaca prasasti itu. Tapi kini, setelah masjid kebanggaan rakyat Aceh itu direnovasi, prasasti dan pohon Kohler itu tidak ada lagi. Tempat prasasti dan pohon Kohler itu kini telah berubah menjadi tangga turun dari plaza masjid ke ruang bawah tanah, menuju tempat wudhu dan ruang parkir kenderaan.

MRB pintu utara.jpg
Lokasi prasasti Kohler boom telah diubah menjadi tangga plaza utara masjid menuju ke ruang bawah tanah

Dulu hal ini sempat mencuat di media dan dipertanyakan banyak pihak. Perusahaan BUMN yang mengerjakan renovasi Masjid Raya Baiturrahman pernah berjanji akan mengembalikan prasasti itu di tempat awal. Mereka juga mengaku sudah mencatat titik koordinatnya, tapi sampai tulisan ini saya posting, itu belum wujud.

Mungkin bagi sebagian orang itu tak masalah, tapi persoalannya itu adalah sejarah. Bagaimana rakyat Aceh mampu menewaskan seorang panglima perang Belanda. Dalam sejarah penjajahan kolonial Belanda di nusantara, hanya ada dua Jenderal Belanda yang mati, dan kedua panglima perang Belanda itu matinya di Aceh, salah satunya Mayor Jenderal JHR Kohler.

Kohler Lukisan.jpg
Lukisan inmemoriam Jenderal JHR Kohler. Repro: The Dutch Colonial War in Aceh

Merasa sejarah itu penting, maka pada 14 Agustus 1988, Gubernur Aceh, Prof Ibrahim Hasan berinisiatif memasang prasasti Kohler tersebut di tempat yang diperkirakan dia mati tertembak. Saat itu juga ditanam pohon geuleumpang (sterculia feotida) di belakang prasasti itu. Pohon jenis yang sama dengan pohon tepat Kohler mati ditembak pejuang Aceh.

Lalu bagaimana ceritanya Jenderal Kohler bisa mati di depan Masjid Raya Biturrahman. Baiklah, akan kuceritakan padamu bagaimana pengakuan perwira tinggi Belanda, Jederal GP Booms dalam bukunya De Erste Atjeh Expediti en Hare Enquete.

Pada 8 April 1873, Panglima Perang Belanda, Mayor Jenderal JHR Kohler membawa 3.198 prajurit dan 168 perwira untuk menyerang Aceh. Mereka mendarat di Pantai Ceureumen Uleelheu, di kawasan Pelabuhan Uleelheu, Banda Aceh sekarang.

Setelah seminggu berperang, Belanda hanya mampu masuk sekitar tiga kilometer dari tempat pendaratan. Mereka mendirikan bivak di areal persawahan di kawasan Punge, dekat dengan objek wisata monument kapal apung sekarang.

Dari bivak sawah itu, Belanda merencanakan penyerangan besar-besaran ke Masjid Raya Baiturrahman. Saat itu masjid ini merupakan salah satu benteng pertahanan rakyat Aceh yang dipertahankan dengan gigih. Panglima Perang Aceh saat itu Tuwanku Hasyim Banta Muda. Ia memimpin pasukan perang bersama Teungku Imum Lueng Bata dan Teungku Nanta Setia.

Sasaran Belanda waktu itu adalah menguasai Dalam (kediaman sultan Aceh). Dengan menyerang Masjid Raya mereka meyakini bisa menguasai Dalam. Namun, sasaran mereka salah, yang mereka serang adalah Gunongan, tempat pemandian permaisuri di Taman Putroe Phang sekarang.

Akibat salah sasaran tersebut, pasukan Belanda jadi sasaran empuk tembakan pejuang Aceh. JHR Kohler kemudian memerintahkan pasukannya untuk kembali ke bivak sawah di Punge. Di sana mereka kembali mengatur siasat untuk menyerang dan merebut Masjid Raya Baiturrahman.

Setelah melalui perang yang sangat sengit, pada 14 April 1973, Belanda berhasil menguasai Masjid Raya Baiturrahman, setelah pejuang Aceh mundur untuk memperkuat pertahanan di kediaman Sultan. Namun, mundurnya pasukan Aceh itu ternyata hanya siasat semata, sebagian pejuang Aceh tetap berada di semak-semak sebelah utara Masjid Raya Baiturrahman.

Pasukan Belanda merayakan keberhasilan menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Jendral Kohler yang mengetahui informasi itu langsung bergerak dari bivak sawah ke masjid. Di tengah kegembiraan itu, saat Jenderal Kohler melakukan inspeksi pasukan, sebutir peluru yang ditembakkan pejuang Aceh menembus lengan kiri bagian atas Kohler. Panglima Perang Belanda itu tewas di bawah pohon geuleumpang di sisi kiri Masjid Raya Baiturrahman.

Kohler pohon.jpg
Pohon Geuleumapang di depan Masjid Raya Baiturrahman, tempat Jenderal Kohler tewas ditembak pejuang Aceh. Repro: The Dutch Colonial War in Aceh

Pasukan Belanda panik, perang kembali pecah. 45 tentara Belanda mati, termasuk 8 orang perwira, 405 orang luka-luka. Pasukan Belanda akhirnya meninggalkan Masjid Raya Baiturrahman dan kembali ke Pantai Ceureumen. Pada 29 April 1873 pasukan Belanda kembali ke Batavia.

Karena itulah, ketika pada invansi kedua ke Aceh, Belanda membakar Masjid Raya Baiturrahman. Hal yang membuat rakyat Aceh marah besar, hingga Belanda terus menghadapi peperangan sengit. Bagi Belanda, Aceh merupakan daerah terakhir yang ditaklukkan di nusantara, tapi merupakan daerah pertama yang ditinggalkannya. Seperti kata Paul Van ‘t Veer dalam buku Perang Aceh dan Kisah Kegagalan Snouch Hourgronje, perang Aceh merupakan perang yang paling banyak menguras waktu, tenaga, dan kas kerajaan Belanda.

Kohler gerbang kerkoff.jpg
Nama Kohler dan ribuan nama tentara Belanda terpahat di gerbang Kerkhoff Peucut, komplek kuburan Belanda di Banda Aceh

Sebagai pengganti JHR Kohler, Belanda kemudian mengangkat Kolonel EC Van Daalen. Mayat Kohler dibawa ke Singapura dengan kapal uap Koning der Nederlanden. Dari Singapura baru dibawa ke Batavia untuk dimakamkan di Tanah Abang.

Tapi, pada tahun 1976, pemakaman Belanda itu digusur, kerangka Kohler disimpan di Kedutaan Besar Belanda. Dua tahun kemudian, Gubernur Aceh Muzakkir Walad mengusulkan agar kerangkan Kohler dimakamkam di Kerkhof Peucut, komplek pemakaman Belanda di Aceh. Kerangka sang jenderal itu pun kemudian bersemayam di tanah tempat dia mati ditembak.

Sort:  

Dan belanda menyesal telah memerangi aceh, perang yang sangat banyak memakan korban dan biaya kerajaan belanda

Ya, karena Belanda tak mau kehilangan muka di dunia internasional setelah memproklamirkan perang dengan Aceh. Lalu, maklumat itu dijalankan, walau Belanda sendiri kemudian mengaku gagal di Aceh. Banyak buku sejarah yang ditulis oleh kalangan Belanda sendiri yang mengakui hal itu, seperti Paul Pan 't Veer dan HC Zentgraaff, serta beberapa penulis Belanda lainnya.

Masih ingat ketika dulu diceritakan oleh almarhum kakek saya, beliau mengenalnya dengan nama Jeundran Koh Lhei... Hehehhe

Jenderal Kohler memang menjadi legenda di Aceh, legenda karena kisah kematiannya ditembak pejuang Aceh. Pasti rekan @shofie punya banyak cerita menarik tentang itu ya.

Sama bg cuma tau "oh god ik ben gittrofen"... Hehehehe

Ha ha ha ha, ilong pih kureung meuphom bahasa Beulanda, payah meurunoe bahasa Belanda ngat jeut tacok pulang dokumen sejarah Aceh di Leiden, minimal jeut ta translate keu bahsa endatu teuh.

Hahahaha lon hanjeut sit bg, nyan ata lon baca sagai... Hehehe, nyan ka butoi bg, le that document bak awak nyan munurot urueng kalheuh jak, u museum leiden

He he he he lon pike jeut neuh, keuneuk jak meurunoe bak rakan @shofie sebab na buku dan dokumen sejarah dituleh lam bahsa Holanda golom jeut lon meuphom maksud jih.

Luar Biasa @isnorman Salam Dari Aceh Timur semoga sukses selalu dan terus bekarya untuk kelestarian seni tradisi dan budaya Aceh. Terimakasih

Waalaikumsalam. Terimakasih sudah singgah Brader @ilyasismail. Nyan hiem man 5 boh kalheuh lon jaweub, aleh butoi aleh han, he he he he. Payah preh peunutoh dari Idi sang jawaban jih.

Begitulah perangi sebagian orang orang yang tidak menghargai nilai sejarah. Mereka mungkin tidak perlu lagi prasasti sudah diganti dengan tangga.

Makanya adoe @fujia kita ingatkan lagi melalui tulisan ini, semoga tulisan ini bermanfaat untuk penyelamatan aset dan situs sejarah Aceh. Ini bagian dari tanggung jawab kita, agar anak cucu kita kelah paham pada sejarah bangsanya.

Iya, lon pih tingat manteng. Na lon baca bak koran Serambi, bahwa bak geulumpang dan prasasti nyan akan dipasang kembali. Tapi nyata jih sampoe 'an jinoe hana dipasang lom...

Sayang teuh, menyo dibeh sejarah nyan. Nilai heroisme bansa Aceh ka hana leumah le...

Nyan keuh nyan aduen @faridwajidi maka jih lon tuleh masalah nyan, saweub beurigen teuh meunyoe hana dipasang keulayi prasastinya, aneuk cuco urueng Aceh hana ditupat le sejarah nyan kelak. tugas tanyoe uroe nyoe untuk mengabarkan kepada generasi selanjutnya.

Congratulations @isnorman! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments received
Award for the number of comments

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.

To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Thankyou very much

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 59514.13
ETH 2652.65
USDT 1.00
SBD 2.42