Gagal Masuk Aceh Snouck Hurgronje Beralih ke Jawa Barat dan Jawa Tengah

in #story6 years ago

Setelah kepergiannya dari Mekkah, Arab Saudi secara tergesa-gesa karena kedoknya terbuka, Christian Snouck Hurgronje kemudian mengalih pandangannya ke Hindia Belanda, terutama Aceh.

Untuk masuk ke Aceh Snouck Hurgronje memanfaatkan jaringan orang-orang Aceh dalam rombongan jamaah haji yang dikenalnya di Mekkah. Selama tinggal di Arab, Snouck Hurgronje mendapat masukan dari percakapan-percakapannya dengan orang Aceh. Ia kemudian menyimpulkan bahwa tindakan-tindakan yang diambil Pemerintah Hindia Belanda di Aceh telah gagal, karena ketakpahaman orang Belanda terhadap Aceh.

snouck-hurgronje_.jpg
Christian Snouck Hurgronje Sumber

Karena itu Snouck Hurgronje sangat tertarik untuk mendalami Aceh, membuat penelitian langsung tentang masyarakat Aceh. Berbekal pengalamannya di negeri Arab, Snouck Hurgronje kemudian masuk ke Aceh. Tapi sebelum masuk ke Aceh, Snouck Hurgronje singgah dulu di Penang, Malaysia untuk mengumpulkan berbagai informasi terkait Aceh.

Saat itu Snouck Hurgronje juga sudah mendapat izin dari Pemeritah Hindia Belanda, tapi ketika sampai di Penang, muncul kebetaran dari Pemerintah Hindia Belanda di Kutaraja, Aceh, karena situasi peperangan di Aceh yang masih berkecamuk. Mereka tidak bisa menjamin keselamatan Snouck Hurgronje.

Padahal saat itu Snouck Hurgronje sudah mengambil resiko sendiri untuk masuk ke pedalaman Aceh demi penelitiannya. Tapi karena tidak adanya izin dari Kutaraja, Snouck Hurgronje untuk sementara harus mengurungkan niatnya itu. Dari Penang ia kemudian menuju ke Betawi.

Pada bulan Mei 1889, setelah tiba di Betawi, Snouck Hurgronje diperkerjakan sebagai pegawai yang diperbantukan pada Pemerintah Hindia Belanda. Selama dua tahun selanjutnya ia melakukan penelitian tentang kehidupan masyarakat muslim di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

para pembantu Snouck Hurgronje di Aceh_historia.jpg
Para pembantu Snouck Hurgronje di Aceh Sumber

Namun belum selesai penelitian di dua daerah tersebut, Pemerintah Kolonial Belanda merasa penelitan tentang Aceh jauh lebih mendesak untuk dilakukan, karena Aceh sampai saat itu masih belum bisa ditaklukan oleh Belanda, sementara daerah-daerah lainnya di Jawa sudah dua abad lebih berada di bawah kontrol Pemerintah Kolonial Belanda. Maka pintu Snouck Hurgronje untuk masuk ke Aceh kini mulai terbuka.

Perintah untuk melakukan penelitan tentang Aceh itu diberikan Pemerintah Hindia Belanda kepada Snouck Hurgronje pada bulan Februari 1891. Sampai di Aceh ia melakukan penelitian tentang sisi kehidupan religius orang Aceh, mulai dari bulan Juli 1891 hingga awal Februari 1892.

Pada 23 Mei 1892 Snouck Hurgronje menyampaikan laporan hasil penelitiannya tentang Aceh kepada Pemerintah Hindia Belanda, yang dalam surat menyurat Snouck Hurgronje disebaut sebagai “Laporan Aceh”. Isi laporan Snouck Hurgronje tersebut menyangkut kehidupan orang Aceh.

Hasil penelitian Snouck Hurgronje itu kemudian dibukukan dalam buku berjudul De Atjeher dalam dua jilid, diterbitkan pada tahun 1893/1894. Edisi bahasa Indonesia baru diterbitkan pada tahun 1906. Jilid pertama membahas tentang kehidupan orang Aceh dan pengaruh Islam di dalamnya. Sementara jilid kedua berisi tentang saat-saat utama dan watak orang Aceh dalam peperangan.

Setelah kembali ke Jawa, Snouck Hurgronje tetap memperhatikan masalah Aceh, melalui surat menyurat dengan pengirim beritanya di Aceh, sehingga ia tetap mengetahui hal ikhwal yang terjadi di Aceh.

20180329_011912.jpg
Ilustrasi di koran Belanda tentang pembelotan Teuku Umar, Jendral Deyckerhoff digambarkan memohon kepada Teuku Umar untuk tidak membelot dan mengembalikan senjata-senjata yang dibawa lari pasukannya. Sumber

Pada tahun 1898, dua tahun setelah Teuku Umar membelot, dan Gubernur Hindia Belanda di Aceh Jendral Deyckerhoff dipecat dan digantikan dengan Kolonel Van Heutzt, Pemerintah Hindia Belanda kembali menugaskan Snouck Hurgronje untuk menjadi penasehat dalam urusan Aceh.

Tapi hubungan Van Huetz dengan Snouck Hurgronje di Aceh tidak bertahan lama, karena keduanya berbeda pandangan dalam hal penanganan masalah Aceh. Kerja sama keduanya berakhir pada tahun 1903. Setelah itu Snouck Hurgronje tidak lagi kembali ke Aceh. Namun ia tetap bekerja untuk isu-isu Aceh, meski tak lagi mengunjunginya.

Sort:  

masih tetap keep steem on ya bang? :-D

Sekadar merawat semangat untuk terus menulis setiap hari, biar gak cepat pikun adoe @ihansunrise he he he

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 63283.09
ETH 2463.49
USDT 1.00
SBD 2.54