Cerita pemburu SBD/Steem dan postingan berkualitas mendapatkan upvote lebih rendah daripada postingan sampah

Hallo sahabat stemians
Apa kabar sahabat hari ini ? saya yakin dan mendoakan semoga sahabat stemian dalam keadaan sehat dan selalu bersemangat berkarya di platform ajaib Steemit.Inc

^{sumber gambar}
Hari ini, jam ini, detik ini dan saat ini saya sedang berusaha keras mengharmonisasikan isi kepala dengan gerakan jari tangan saya menekan keyboard di netbook agar menghasilkan kata-kata yang tepat untuk sebuah artikel yang baik dalam versi saya untuk postingan hari ini di steemit. Menulis artikel layaknya seorang penulis masih menjadi mimpi bagi saya, meski semuanya berawal dari mimpi. Faktanya, realitas berkehendak sesuai dengan niat, usaha, doa serta hasrat mencapai tujuan dan membaca ini. Saya baru bangun pagi kemudian berjalan selangkah demi melangkah pada proses dan waktu hingga tiba.

Paragraf berikutnya, saya dipaksa rakus menyeruput kopi dan menghisap rokok lebih dalam dan mendalam mencari kalimat pembuka yang enak dibaca dengan isi pembahasan. Kepulan asap rokok yang terhembus, berterbangan memancing indra mata melihat keadaan sekeliling. Disebelah kanan dari arah depan saya duduk, terlihat sticker logo KSI yang tertempel di laptop sang pemilik. Muda, ganteng dan sangat bergairah dengan telor setengah matang, kopi dan rokok marlboro yang tersaji di meja. Lalu saya bangkit dari tempat duduk, berjalan ke kamar kecil warkop Taufik 1 Kutablang sambil melirik ke arah layar laptop sang pemuda karena penasaran dengan apa yang dikerjakannya.

Menulis artikel atau membuat postingan menjadi kegiatan yang lumrah dan sedang mewabah di beberapa warung kopi di Aceh, khususnya di Kota Lhokseumawe. Steemit menjadi candu dan sukar tersingkirkan diantara padatnya aktifitas dan rutinitas harian. Bertambahnya para pengguna menjadi motivasi, warna dan corak tersendiri dalam pergaulan digitalis. Bagi pengguna baru bermain di steemit menjadi pengalaman unik dan menjanjikan dibandingkan media sosial lainnya. Steemit bisa menjadi media pembelajaran mengekpresikan diri, mengasah kreatifitas dan sarana mendapatkan ilmu, sahabat, persaudaraan bahkan pacar baru hingga uang. “Bu na, kupi na, rukok pi na : Istilah dalam bahasa Aceh”. Menarik bukan ?

---

^{sumber gambar}

Baiklah, sekarang saya mencoba untuk kembali pada isi pembahasan yang ingin saya sampaikan dari tadi he he. Pertanyaan satu ini pernah hadir dan menjadi kegalauan saya dan sahabat @novale ketika kami baru-baru bergabung dengan steemit atau juga kegelisahan bagi para sahabat stemian lain.

• Kenapa postingan yang berkualitas mendapatkan upvote dan rewards yang lebih rendah dibandingkan postingan yang menurut kita biasa saja. ?

Menilai sebuah postingan berkualitas atau tidak bukanlah perkara mudah, mengingat di steemit sendiri tidak ada aturan baku untuk mengeksekusi bobot dari sebuah postingan dan sangat terkesan subjektif. Disini saya ingin memberikan sedikit ilustrasi tentang seorang penyanyi profesional yang sudah menjuarai beberapa ajang festival di tingkat nasional maupun internasional. Namun ketika terjun ke dunia hiburan. Album sang juara dengan lagu-lagu yang berkelas dan tekhnik vokal yang ‘wah ‘ gagal dipasaran sedangkan penyanyi jadi-jadian dengan lirik lagu yang kampungan dan mendayu-dayu justru mampu mencuri perhatian besar penikmat musik tanah air. Kenapa bisa demikian ?. Tentunya banyak faktor X yang mempengaruhi sebuah kesuksesan dalam persaingan industri musik. Selain attitude, teknik vokal dan kriteria formal lainnya. Nah, disinilah tantangannya, kemudian jadi semakin menarik ???

Berburu SBD dan STEEM

Semenjak bergabung dengan steemit pada bulan Desember 2016 kemudian mulai aktif bermain pertengahan bulan Januari 2017. Saya lebih senang mendefinisikan diri saya sebagai pemburu SBD dan Steem, mungkin terdengar kurang elok, sekilas motivasi tak bermutu. Tapi saya harus jujur, itulah diri saya, saya bukan penulis dan fotografer profesional seperti kebanyakan stemian lainnya. Saya hanya paham, bertahan dan mencoba untuk sukses di platform steemit. Ini menjadi tekad para stemian dan saya sendiri, agar tidak mudah menyerah dengan keterbatasan. Banyak pengguna dan profesional berhenti berkarya secara teratur dari platform Steemit dan itu bukan contoh jejak seorang petarung.

---

^{sumber : Pixabay.com}

Berburu memicu adrenalin. Berburu membutuhkan pengetahuan. Berburu mewajibkan si pemburu mempelajari seluk beluk dan informasi detail tentang hutan (platform) yang akan dijelajahi. Meningkatkan kemampuan menggunakan senjata (postingan) serta memilih jenis senjata yang tepat sangat berperan untuk mengenai target. Jika saya mengalami kesulitan menggunakan senjata canggih, maka saya akan beralih menggunakan senjata yang lebih sederhana, jika itu lebih efektif. Kondisi alam di hutan yang sering berubah dan buruan (upvote) yang selalu berpindah selera juga menjadi tantangan lazim untuk menajamkan kelihaian berimprovisasi dan adaptasi dengan situasi terkini. Jangan pernah menyerah, berani gagal, hari ini gagal, besok gagal, lusa masih gagal, lusa raya pasti berhasil adalah semangat yang patut diperjuangkan. Buang jauh rasa nyaman dengan ilmu yang anda miliki, krakk. Ha ha.

Tanpa terasa tulisan ini menjadi semakin panjang untuk saya dan mungkin kurang terarah. Jangan panik, yang penting sel otak dan jemari tangan saya mulai menikmati menyusun kata demi kata hingga berbentuk kalimat meski terpatah-patah, khakk. Jadi buat stemian yang senang berburu dan sedang berburu upvote dari kurator indonesia. Cobalah untuk menyajikan postingan yang menarik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan KSI (Komunitas Steemit Indonesia) sebagai motivasi untuk menghasilkan kualitas postingan yang lebih baik. Teruslah berkarya maksimal, karena manfaatnya lebih abadi daripada nilai SBD/Steem yang naik turun. Bagi yang senang menulis, fotografi atau bidang kreatifitas lainnya, kembangkan semua bakat dan minat stemian di platform ini. Banyak penulis senior dan fotografer profesional yang sudah menjadi bagian dari Keluarga Besar KSI dan bersedia membantu dengan senang hati, jangan sungkan..!

Ops, satu lagi, stemian juga harus membiasakan diri untuk berburu upvote dari paus luar negeri dikarenakan keterbatasan voting power yang dimiliki oleh kurator indonesia. Perbaiki penampilan dengan style yang lebih menarik nan unik. Banyak yang sudah berhasil, saya juga masih belajar trik-trik dari mereka yang notabene pendatang baru. Usahakan berhemat kata-kata. Jangan boros. Belanjakan sesuai kebutuhan. Karena para paus besar lebih menyukai postingan yang singkat, padat dan jelas agar tidak membingungkan mereka dengan cakap bahasa inggris kita versi google translate, ha.ha. (Lon lagenyan chit : Aceh)

Demikian cerita singkat saya hari ini, semoga bermanfaat dengan segala kekurangannya, akhirnya saya mengucapkan terimakasih bagi sahabat stemian yang berkunjung dan membaca postingan sedehana ini hingga akhir.
Hormat saya @harferri