Catatan Dari Tanah Flores - #Part 1 - Orang Minang Ada Dimana-mana

in #story3 years ago (edited)

Indonesia negeri yang indah. Kata orang negeri ini tercipta ketika Tuhan sedang tersenyum, makanya alamnya indah lagi kaya. Tidak hanya alamnya, negeri ini juga kaya akan tradisi, budaya, ragam suku dan agama. Rasanya seumur hidup belum cukup untuk memahami, menyaksikan dan menikmati kekayaan ini. Merekalah satu alasan untuk bangga dalam nafas syukur yang abadi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hari itu aku menikmati keindahan itu dari langit biru Ibu Pertiwi. Setelah penerbangan dari Padang menuju Jakarta, lalu dilanjutkan ke Surabaya hingga berakhir di Kupang nanti. Senja indah berwarna jingga terhampar dibalik jendela Garuda pada setengah perjalanan menuju Kupang hingga tak disadari perubahan zona waktu menampakkan diri dalam sekejap diluar pesawat berubah menjadi sangat gelap. Pertanda kita meninggalkan siang di Barat menuju malam di Tenggara Timur Indonesia. Pukul 21.00 WITA kami rombongan guru SM-3T UNP Padang yang akan bertugas di Kab. Ende dan Kab. Timur Tengah Utara mendarat di Bandara Internasional El Tari Kupang. Sungguh perjalanan panjang namun berkesan untuk sampai ke Timur Tenggara Indonesia ini. Total 12 jam hanya dihabiskan didalam pesawat dan sekedar transit di bandara hingga dipenerbangan terakhir telingaku seperti berbunyi mendenging. Bukti betapa luasnya negeri indah ini yang memebentang diatas khatulistiwa.

Selepas mengambil bagasi kami yang berjumlah lebih dari 50 orang menuju tempat penginapan untuk beristirahat sebelum besok melanjutkan penerbangan ke Kab. Ende dan rombongan Kab. Timur Tengah Utara akan melanjutkan perjalanan darat dari Kupang menuju Kefemenanu. Sesampai di hotel, kami semua menuju kamar masing-masing dan semua beristirahat pertanda lelah yang sudah mencapai puncaknya. Ternyata saat itu sudah jam 00.00 WITA. kami masih melihat jam 23.00 dan lupa merubah pengaturan waktu menjadi lebih cepat 1 jam. Keesokan paginya kami semua bangun dan sholat Subuh sedikit kesiangan. Terbiasa mendengar suara azan di awal pagi membuat kami teringat bahwa disini mayoritas penduduk beragama Katolik sehingga kami harus menyesuaikan kondisi. Setelah mandi dan sarapan jam 08.00 WITA semuanya sudah bersiap kembali menuju bandara untuk melanjutkan penerbangan ke Ende.

20150821_104543.jpg

Kembali hamparan pulau-pulau nan indah ditengah laut yang biru terpampang diluar jendela pesawat. Siapa yang tidak tau betapa indahnya Flores. Suatu keberuntungan mendapatkan tugas mengajar kesini. Siapa yang tidak kenal Danau Kelimutu yang fenomenal dengan 3 kawahnya yang berbeda warna di Ende. Ya, hari ini aku akan lebih dekat lagi dengan tempat-tempat indah itu. Seolah Allah SWT menyiapkan bonus khusus dari pengabdian ini. Siang harinya kami mendarat di Bandara Haji Hasan Aroebusman Ende. Senior-senior kami dari SM-3T Angkatan IV UNP Padang sudah menunggu diluar bandara. Mereka dalam beberapa hari kedepan akan pulang bersama dosen yang menjadi pendamping kami. Setelah berjabat tangan dan berkenlana, kami dibawa ke Kantor Dinas Pendidikan Kab. Ende untuk proses penyambutan. Disela-sela kegiatan kami diberitahukan bahwa nanti akan ada teman-teman dari UNDHIKSA Bali dan UNNES Semarang yang juga akan bertugas dan akan berkolaborasi bersama selama setahun kedepan dalam membantu Kab. Ende dibidang pendidikan.

DSCN0389.JPG

Setelah proses serah terima guru-guru dilakukan kami dibawa kerumah Bapak Alianis. Beliau adalah perantau Minang yang menjadi orangtua bagi guru-guru SM-3T dari Padang. Orang Minang itu ada dimana-mana. Sangat mudah sekali menjumpai mereka bahkan ke timur Indonesia. Bahkan dari cerita kawan-kawan yang bertugas ke Papua, disana mereka juga berjumpa dan selalu berkumpul dengan para perantau Minang yang ada di Papua. Tradisi merantau sudah menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari muda mudi Minang yang telah beranjak dewasa. Bus yang disediakan oleh Dinas Pendidikan Kab. Ende yang menjemput kami di bandara tadi sekarang membawa kami kerumah Bapak Alianis. Bapak dan Ibuk adalah orang-orang yang sangat baik. Tidak pernah bapak dan ibuk hitung-hitung dengan kami selama kami setahun di Ende. Kami bebas tinggal disana dan benar-benar kami merasakan tidak sedang berada jauh dari kampung halaman. Jika kami sedang ramai berkumpul sekedar melepas penat ditempat tugas selalu makan malam bersama menjadi hal yang tidak boleh tidak dilakukan. Bahkan, disaat waktu tertentu kami membantu mereka berjualan di Pasar.

Malam itu kami dikenalkan dengan tradisi makan "bajamba" atau makan bersama dengan bapak, ibuk, dosen-dosen yang mengantarkan kami dan tentunya kami SM-3T angkatan V yang baru datang juga SM-3T angkatan IV yang akan pulang. Malam itu acara juga dikemas dengan perpisahan angkatan IV dengan keluarga Bapak Alianis. Suasana berubah haru saat satu per satu senior kami itu menyampaikan sepatah kata kepada keluarga bapak dan ibuk yang membuat kami tau betapa hangat dan eratnya hubungan bapak,ibuk dan mereka selama setahun belakang. Sebuah tugas yang harus kami pertahankan selama setahun kedepan karena kami adalah anak-anak mereka selanjutnya. Kedua dosen pendamping kamipun ikut larut dalam rasa haru. Banyak hal yang kemudian kami bahas dan pelajari dari para senior angkatan IV, tentunya tentang bagaimana kultur, adat, budaya dan kebiasaan masyarakat dilokasi tugas nantinya. Sebagai obrolan malam pengantar tidur sebelum besok mulai menikmati hari di Ende, Kota Pancasila. (bersambung)

Sort:  

Minangkan dunia bang @fajrihasan. kemanapun kaki melangkah dan menginjakkan kaki di dunia ini sepertinya sudah ada orang minang disana.. hehe

hehe,,,, @goresanpenaanfal dima ado simpang nan rami disitu ado RM Padang.. hihi

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 67878.14
ETH 2626.92
USDT 1.00
SBD 2.64