[cerpen fiksi] Budi kecil dan sebuah kotak usang
Cerpen fiksi buah penaku, semoga dari cerita ini ada faedah dan hikmahnya.
Budi berjalan dengan langkahnya yang terasa lelah, sebuah kotak kayu kecil yang tampak usang di sandang di bahu kecilnya.
Siang yang panas dan terik saat itu membuat budi merasa haus sementara peluh tampak bercucuran sebagian membasahi baju yang tampak lusuh, mata lugunya menatap ke seberang jalan dekat sebuah jembatan penyeberangan.
Kotak kayu kecil yang disandangnya acap kali bergoyang dan menimbulkan suara yang mengiringi setiap langkah kakinya.
" klotak.. klotak.. klotak... tak tak !
Setidaknya suara itu sudah akrab di telinga si budi kecil, namun setiap orang yang berjalan berpapasan dengannya menimbulkan rasa penasaran benda apakah yang berada di dalam kotak kecil usang itu.
Budi kecil terus melangkah menyebrangi jalan menuju jembatan penyeberangan, setelah sampai disana lalu ia berhenti di sebuah kios besar tampaknya kios itu seperti toko sepatu bekas.
Pemilik toko sepatu bekas pun keluar menyambut budi kecil, tubuhnya tambun matanya agak sedikit sipit dan berkumis jarang jarang. Ia tersenyum ramah pada budi kecil di bajunya tertera nama.
"Abeng "
" lu olang oe tunggu dali tadi balu nongol sekalang kemana aja lu ha? budi : maaf pak tadi saya keliling dulu cari sedikit tambahan !!
ucapnya sambil mengeluarkan sebuah sikat semir, selembar kain lap serta semir dari kotak kecil di bahunya.
Abeng : oh.. oe kan udah bilang oe langganan sama lu apa bayalan oe kulang ha.. !
Budi : ia pak saya tau, upah bapak cukup buat saya tapi untuk biaya berobat kakek masih kurang !!
Budi kecil tertunduk lesu.
Abeng : emang kakek lu sakit apa?
ucap abeng sambil menyerahkan lima pasang sepatu kulit pada budi untuk di semir.
Budi : sakit tbc pak.. !!
Abeng : oh.. ya udah lu semil dulu tu sepatu ya.. oe masih ada keljaan didalem ntal kalau udah selesai lu bilang sama oe !!
Abeng merasa iba dan simpati pada budi, ia berniat memberi sedikit bantuan setelah pekerjaannya kelar.
Sementara budi kecil sibuk mengelap lima pasang sepatu kulit lalu perlahan lahan disikat setelah di poles dengan semir.
Detik detik jam berlalu hampir 20 menit pekerjaannya rampung tinggal sepasang sepatu lagi yang belum di semir.
Dari sejak tadi sebenarnya abeng memperhatikan budi kecil menyemir sepatu sepatunya, ada rasa haru dan kasihan melihat seorang anak kecil seperti budi yang seharusnya asik bermain dengan teman sebayanya, malah harus bekerja mencari nafkah dan rezeki demi menyambung hidup.
Pelan pelan abeng mendekati budi kecil yang masih asik menyemir,
Selembar amplop coklat berada di genggaman tangannya.
" Eh.. lu olang keljanya bagus ha.. oe seneng sama hasil kelja lu..
ini ada sedikit uang tambahan buat lu, lu telima ya.. !!
Udah jangan ditelusin lagi lu olang boleh pulang..
Ucap abeng tersenyum sambil memberikan amplop coklat yang di genggamnya.
Budi kecil menerima amplop coklat itu dengan rasa penasaran sebab biasanya abeng memberi upah semir secara langsung tanpa amplop, lalu dibukanya penutup amplop coklat itu perlahan, didalamnya ada beberapa lembar uang pecahan seratus ribu mungkin berjumlah sekitar lima ratus ribu.
" Alhamdulillah ya Allah...
ucap budi dalam hati
Terima kasih banyak pak... !!
saya gak tau gimana cara balas budi sama bapak semoga bapak dipanjangkan umurnya.. !!
Abeng : ia.. telimakasih juga anggap aja uang itu penghalgaan buat kelja kelas lu ha.. !!
Budi merapihkan alat alat semirnya lalu dimasukkan kedalam kotak kecil yang sudah usang itu.
Lalu pulang seraya mencium tangan abeng.
Akhirnya budi kecil bisa membantu kakeknya untuk berobat.
- tamat*
NB : Kebaikan seseorang akan terkenang sampai akhir hayatnya
walaupun tak sempat membalas budi seseorang tersebut, tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah memberi itu terangkan hati, dermawan adalah sifat terpuji dan menjadi contoh untuk orang yang serba berkecukupan yang kikir dan pelit atas harta bendanya.