Rumoh Aceh, Pada Sebuah Kenangan

in #story6 years ago

Dalam radius 100 meter, kutemukan 4 Rumoh Aceh yang masih kokoh di Gampong Aree, Kecamatan Delima. Kuyakini masih ada puluhan di sana yang dijaga warga dan semakin tergusur zaman.

IMG_20180529_232925.jpg

Ahad siang, 27 Mei 2018, aku berkunjung ke gampong yang terletak di Kabupaten Pidie, Aceh itu bersama beberapa kawan, melayat ke rumah Kak Mai, yang baru berduka. Ayahnya baru saja dipanggil Allah ke pangkuannya.

Dari Banda Aceh, jaraknya sekitar 110 kilometer atau dua jam perjalanan dengan mobil. Kami tiba di sana usai ashar dan langsung ke rumahnya.

Rumah duka model lama, semi permanen dengan dinding setengah beton dan kayu bermutu. Masih utuh dan itu rumah generasi kedua di komplek keluarga besar Kak Mai.

IMG_20180529_232623.jpg

Rumoh Aceh berada di depan rumahnya, pemiliknya masih saudara. Rumah itu masih utuh dengan ukiran di beberapa bagian. Tak lagi berpenghuni, tapi masih dirawat keluarga besar dan akan ramai saat lebaran kala kumpul keluarga dari perantauan.

Bagian bawahnya bersih, diatur kursi-kursi untuk tamu yang melayat. Sambil menunggu berbuka, kupotret beberapa tampilannya. Salah seorang keluarga Kak Mai berkata, "kalau cocok harga akan dijual," katanya. Aku hanya tersenyum saja.

Ingin tahu lebih banyak tentang keberadan Rumoh Aceh di kawasan itu, aku berjalan keliling. Tak jauh dari sana, kutemukan tiga lagi, kondisinya tak lebih baik. Sudah ada rumah lain yang menempel di sisinya.

IMG_20180529_232657.jpg

IMG_20180529_232727.jpg

Ingatanku melenting jauh pada puluhan tahun lalu, saat lahir sampai usia enam tahu kami sekeluarga di wilayah Peusangan, Bireuen tinggal di Rumoh Aceh atau rumah panggung peninggalan Nektu. Ayah kemudian membuat rumah lain, semi permanen dan kami tinggal di sana. Tak ada lagi Rumoh Aceh di gampongku, beda dengan Gampong Aree.

Aku masih mengingat bagaimana tidur di kamar dekat serambi, juga bermain di anak tangga yang tinggi. Terbayang ibu memasak di dapur dalam rumah kayu kami.

Rumoh Aceh adalah rumah tradisional Aceh yang berbentuk panggung dibuat sekitar 2,5 meter dari tanah dengan kayu-kayu bermutu tinggi.

Berbentuk persegi dengan belasan tiang penyangga, makin besar makin banyak tiangnya. Ada tiga bagian utama, serambi depan, serambi tengah dan serambi depan. Atapnya memakai daun rumbia, sebagian berganti seng.

IMG_20180529_232755.jpg

IMG_20180529_232819.jpg

Rumah dibuat sistem pasak kayu, tanpa paku. Diyakini tahan gempa dan ramah bencana. Rumoh Aceh kaya filosofi, bagian ini akan saya tuliskan dalam postingan selanjutnya.

Kenyataannya, Rumoh Aceh semakin jarang ditemui, tergusur zaman.

Note: semua foto dukumen pribadi berlokasi di Gampong Aree
@abuarkan

U5dtm2CteQb7AYt7ykQ2FNBenDjo13w_1680x8400.png

Sort:  

Kawasan itu sepertinya memang masih banyak rumah Aceh.

Semestinya rumah Aceh sudah harus di galakkan. Mengingat jumlahnya yang semakin hari semakin berkurang.
I Love Aceh

di pidie memang masih cukup banyak rumoh aceh. justru di banda aceh yang sudah sangat berkurang

YOU JUST GOT UPVOTED

Congratulations,
you just received a 37.03% upvote from @steemhq - Community Bot!

Wanna join and receive free upvotes yourself?
Vote for steemhq.witness on Steemit or directly on SteemConnect and join the Community Witness.

This service was brought to you by SteemHQ.com

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 63877.55
ETH 3143.56
USDT 1.00
SBD 3.97