Kisah Bar Belanda di Masjid Raya

in #story6 years ago (edited)

Cerita ini jarang diketahui, tentang Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh yang pernah difungsikan sebagai Bar, tempat minum-minum para marsose dan petinggi Hindia Belanda.

masjid raya 1895.jpg
Masjid Raya 1895 | Dok. KITLV source

Kisah itu diriwayatkan oleh pemerhati sejarah, Tgk Ameer Hamzah saat saya bertanya beberapa waktu lalu, apa yang jarang diketahui tentang masjid terbesar di Aceh itu. Menurutnya, alih fungsi itu terjadi karena Belanda terpaksa.

Masjid itu punya sejarah panjang, dibangun megah pertama kali oleh Sultan Iskandar Muda tahun 1612. Kontruksinya jauh dari bayangan sekarang, beralas tanah keras, bertiang kayu dan beratap rumbia. Pundak berundak alias kubahnya ada tujuh lapis. Sebagian masjid di pulau jawa, tingkatan pundaknya hanya tiga.

Terletak di lokasi istana dalam, masjid juga difungsikan sebagai lambaga Pendidikan yang didatangi oleh pelajar dari kerajaan-kerajaan tetangga. Terkenal sampai ke seluruh dunia. Aceh besar dan berdaulat saat itu. Sampai Belanda kemudian memaklumatkan perang.

Belanda menyerang wilayah kesultanan Aceh pertama sekali pada April 1873. Istana digempur dan pasukan Aceh mempertahankannya termasuk masjid raya. Di sana pula, Jenderal Kohler tewas tertembak. Beberapa hari perang, masjid terbakar dan pasukan Aceh meninggalkannya dan keraton, membangun kekuatan di sekitar Lueng Bata.

bekas masjid 1874.jpg
Tentara KNIL Belanda di sisi timur masjid yang terbakar, 1874 | Dok KITLV source

Belanda menguasai komplek istana, terus menggempur wilayah Aceh menghadapi para pejuang yang terus berusaha merebut. Belanda mengumumkan bahwa pusat kerajaan dan sebagian wilayah Aceh dalam kekuasaan mereka.

Sekitar empat tahun masjid terbakar, pada Maret 1877, Gubernur Jenderal Belanda di Aceh, Van Lansberge mencoba merebut hati warga. Dia berencana membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman setelah musyarawah dengan beberapa utusan Ulee Balang dan pemuka agama. Mereka menyadari Masjid sangat besar pengaruhnya bagi masyarakat Aceh, harapannya pejuang dapat berdamai dengan Belanda.

Pembangunan direalisasi oleh Gubernur Aceh, Jenderal Mayor Vander. Pada Kamis, 9 Oktober 1879, batu pertama diletakkan diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Arsiteknya orang Belanda dan pekerja kebanyakan etnis Cina. Pada 1883, masjid siap dibangun dengan satu kubah.

Masjid sepi tak ada aktivitas. Warga kadung marah, tak mau beribadah di masjid yang dibangun penjajah yang beda agama. Itu berlangsung hampir sepuluh tahun, membuat masjid ditumbuhi semak belukar di sebelah selatan. Menjaga tempat tetap bersih, Belanda kemudian memfungsikannya sebagai Bar, sekitar empat tahunan. Sebagai Bar, banyak marsose, petinggi Belanda dan nyonya singgah sekadar minum-minum di sana. Menurut Tgk Ameer, kisah itu didengar dari (Alm) Ali Hasjmy dan Sofyan Hamzah, mantan Imam besar Masjid Baiturrahman.

masjid 3 kubah.jpg
Masjid Raya diperluas dengan tiga kubah, 1935 | Dok. KITLV source

Petinggi Belanda terus merayu pemuka agama di Aceh agar mau memanfaatkan masjid yang indah lengkap fasilitas. Perlahan, Belanda berhasil mengajak warga mau beribadah di sana, melalui Tgk Keumala dan Tgk Krueng Kalee. Tahun 1893, masjid dipakai kembali minim jamaah. Sepuluh tahun kemudian, masjid baru ramai. Belanda kemudian memperluasnya dengan tambahan dua kubah pada 1935.

Setelah merdeka, masjid terus mengalami perluasan. Pada 1975 menjadi 5 kubah dan dua buah menara. Selanjutnya pada masa Gubernur Ibrahim Hasan, masjid diperluas meliputi halaman depan dan belakang dan dibuatkan menjadi 7 kubah seperti saat ini. Masjid terus dipercantik, selanjutnya ditambahkan payung-payung pada 2015, semasa Gubernur Zaini Abdullah.

peringatan setahun MoU_15Agustus2006_.JPG
[Masjid Raya Baiturrahman, Agustus 2006 | Foto sendiri]


masjid raya_Mei 2017.jpg
[Masjid Raya Baiturrahman, Mei 2017 | Foto sendiri]

Kini masjid itu selalu ramai dan menjadi tempat wisata religi yang terkenal. Hampir semua pelancong yang ke Aceh, pernah singgah di sana. Masjid yang menjadi titik nol Aceh mempunyai area total seluas 3,30 hektar. Jumlah jamaah yang mampu ditampung sekitar 10.000-13.000 jemaah di dalamnya, jika memakai halaman sekitar 30.000 jamah muat di sana.

U5dtm2CteQb7AYt7ykQ2FNBenDjo13w_1680x8400.png
@abuarkan

Sort:  

Congratulation, your post has been chosen by @sevenfingers because your content is great and very interesting. your content will be displayed on sevenfingers.io

  • Category : Blog

Keep creating great content
we will be there to support you

Support Us With Upvote This Comment

Contact us on discord
sevenfingers

jujur dalam menceritakan sejarah apa adanya.
akhirnya tulisan ini keluar juga bang.
aku masih menunggu tulisan yang konon kabarnya aceh pernah menjadi tempat prostitusi terbesar di asia tenggara

Hehehe... ya akan talanjutkan lom enteuk, thanks

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by abuarkan from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Luar biasa sangat mencerdaskan...

Postingan yang sangat bagus ini menurut saya..

Cerita yg luar biasa, langka org yg memahami kisah2 sperti ini....

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 58091.16
ETH 2357.50
USDT 1.00
SBD 2.44