Jejak ‘Koninklijke’ Belanda di Sumur Minyak Peureulak

in #story6 years ago (edited)

Belanda (Nederland) menemukan sumur minyak di Peureulak di Aceh Timur, Indonesia dan mengelolanya di tengah perlawanan pejuang kemerdekaan. Rabu dinihari lalu, salah satu sumber minyak yang dikelola warga secara ilegal terbakar. Sampai Jumat malam, data yang dilansir Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) insiden telah mengakibatkan 21 orang meninggal dan 39 luka.

IMG-20180426-WA0026.jpg
source: Bastin-Komunitas Aceh Flight Drone

Tulisan ini bukan tentang insiden tersebut, karena media telah banyak mengulasnya. Tetapi bagaimana kisah awal temuan minyak masa kolonial Belanda. Aku membaca sejarah itu dari buku koleksi di rumah, tentang Perang Belanda di Aceh atau De Atjeh Oorlog yang ditulis Paul Van’t Veer. Buku diterjemahkan dari oleh (Alm) Pak Aboebakar setelah mendapat izin penerbit aslinya: NV Uitgeverij De Arbeiderspers, Amsterdam pada tahun 1969. Soal sumur minyak Peureulak ditulis dalam satu bagian tulisan “Minyak Bumi di Peureulak”.

Dulu, Kecamatan Ranto Peureulak tempat sumur minyak terbakar itu tak dikenal. Wilayah itu masuk dalam peta Peureulak yang telah lama dicatat Belanda. Kecamatan Ranto Peureulak baru dikenal sejak 1991, setelah dimekarkan dari Kecamatan Peureulak sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 1991.

Sumur minyak di sana awalnya dikenalkan seorang pengusaha tembakau di Langkat berdasarkan cerita penduduk Peureulak tahun 1883. Minyak keluar begitu saja dari tanah, sementara warga belum paham menggunakan dan menggolahnya. Cerita itu menyebar terus sampai ke perusahaan minyak Belanda yang ada di Langkat, Maastchappij Koninklijke.

Sultan Peureulak yang berkuasa di sana menjual konsesi area tersebut kepada Holland Perlak Petrolum Maatschappij’ pada 1895. Perusahaan kecil yang sengaja didirikan untuk maksud mengadu untung. Sementara untuk menggali sumur masih mimpi, di tengah perlawanan kaum pejuang.

Pada masa itu, sumur-sumur minyak di Langkat habis dan mengering, Saham perusahaan Koninklijke jatuh dan mereka terancam bangkrut. Ini menjadi perhatian oleh Pemerintah Belanda untuk membantu mencari sumber baru di Tamiang, Langsa dan Peureulak.

Setahun kemudian, Koninklijke mengutus salah seorang direkturnya A Kessler untuk melobi Holland Maatschappij’ dan Sultan Peureulak menjual konsesi atas lokasi sumber minyak. Mereka berhasil mengambil alih dengan perjanjian mendapat sejumlah persenan jika sumur telah digali.

Perusahaan besar terssebut belum bisa berbuat banyak, karena perlawanan mincul di mana-mana. Lalu militer campur tangan mengirimkan kapal perang ke Peureulak, meminta Sultan membuka diri terhadap kepada Belanda memberdayakan dan menggali sumur minyak.

Kekacauan masih berlangsung. Pada Juli 1898, diadakan ekspedisi oleh Koloni Militer di bawah pimpinan Gubernur Van Heustz, yang datang sendiir dari Pidie ke Idi, lokasi dekat Peureulak. Di Idi, Van Heustz mendapat serangan dari pasukan Aceh yang dipimpin oleh ulama terkenal yang kebal peluru, Teungku Tapa. Belanda berhasil mematahkan serangan itu, pasukan Teungku Tapa mundur setelah korban muncul dari kedua pihak.

Serangan itu membuat berang Van Heustz, menyalahkan Sultan Peureulak dan rekannya di Idi serta Simpang Ulim. Belanda mengenakan denda sejumlah 150.000 ringgit atau Peureulak direbut paksa. Sultan mengalah, baginya denda tak seberapa setelah mendapat bayaran konsesi dari perusahaan Koninklijke. Sebuah markas militer Belanda kemudian didirikan di Peureulak.

IMG_20180427_211600.jpg
[Buku Paul Van't Veer]

September 1899, Pemimpin Lapangan Maastchappij Koninklijke, Ir Hugo Loundon melakukan penyelidikan geologis di sana setelah mendapat izin Van Heustz. Lokasi sumur didapat jauh dari barak militer, selalu mendapat gangguan.

Loundon melakukan lobi-lobi ekonomi, berjumpa para pejuang dan mengatakan bahwa perusahaan swasta tersebut beda dengan Pemerintah Militer Belanda, ini berhasil dan muluslah mereka. Dan pada Desember 1899, pengeboran dilakukan dan keluarlah minyak mentah, tinggal memikirkan pengolahannya saja.

Kisruh sempat terjadi antara perusahaan swasta itu dengan Van Heustz. Perusahaan menginginkan dibangun pipa untuk mengalirkan minyak ke pabrik pengolahan di Langkat, sementara Van Heustz menginginkan pabrik pengolahan dibangun di sana untuk mengembangkan ekonomi Aceh.

Perusahaan Koninklijke menang atas kisruh itu, karena mereka mempunyai relasi baik dengan Betawi dan Denhaag. Dan pipa kemudian dipasang untuk mengolah minyak dengan cepat di Langkat, di pabrik minyak milik mereka sebelumnya. Koninklijke pada 1990 juga berhasil mengajak kerjasama perusahaan besar lainnya di dunia. Perusahaan itu kaya raya, konsesi juga diberikan kepada Sultan Peureulak dalam jumlah sedikit.

Van Heustz terus meyakinkan Pemerintah Belanda di Denhaag untuk membangun pabrik pengolahan di Peureulak, tapi selalu gagal. Karena itu pula, sampai akhir jabatannya sebagai Gubernur Aceh, dia tidak diangkat menjadi Komisaris di perusahaan Koninklijke. Padahal itu tradisi sejak lama.

ledakan-sumur-minyak_20180426_095622.jpg
source

Setelah Jepang menduduki Aceh, sumur-sumur minyak dikuasai mereka, sampai Kemerdekaan Indonesia. Begitulah awal kisah keberadaan sumur minyak di Peureulak, yang menjadi perhatian media lokal, nasional bahkan internasional.

@abuarkan

Sort:  

Masyarakat aceh persis seperti cerita semut dalam madu.... Mati di tumpukan makanan... Semoga kdepan ada figur yg benar2 sanggup membenahi hal2 semacam ini...

Mantap, kamulai buka buku sejarah, ditunggu postingan selanjutnya yang "gawat" dari ulasan buku si Paul itu.

Nyan ka gawat Ih. Bek sagai kabri pinjam koleksi buku sejarah yang na bak droe beh hahahahha

Bek rioh na, kebetulan manteng, karena ada kasus peureulak. Hahaha

Kalau ihan komen 'mantap' demi demi bukan karena komen spam ya Bang... Heheee

Wah, ternyata masih sangat banyak sejarah Aceh yang belum terkuak. Saya rasa masih banyak sejarah Aceh yang masih berstatus misteri. Sejarah Aceh memiliki keunikan tersendiri setelah ditelaah.

Sama saya hanya sebagian yg terbaca, ahlinya @isnorman. Thanks sudah berkunjung

Wah, ternyata masih sangat banyak sejarah Aceh yang belum terkuak. Saya rasa masih banyak sejarah Aceh yang masih berstatus misteri. Sejarah Aceh memiliki keunikan tersendiri setelah ditelaah.

Bukan hanya belum terkuak, banyak bukti-bukti yang sepertinya sengaja dikaburkan dari generasi Aceh Modern, berruntung kita punya @isnorman, sehinnga bisa membaca dan mendapat referensi sahih. Tapi lebih baik kita harus menulis sendiri sejarah bangsa kita..

Congratulations We Give Upvote 33%
& Your Content Also Will Got Curation From

  • Community Coalition

@sevenfingers @steemph.antipolo @arabsteem

Thanks @sevenfingers for the appreciation.

Aceh mengandung sumber daya alam yang banyak. Tapi rakyatnya belum makmur. Sayang seribu sayang...

Saya no komen panjang soal kemakmuran rakyat. Mungkin benar adanya, Hehehehe...

Saya baru tahu kisahnya, kalo banyak media beritanya lebih pada korban dan penyebab ledakan sumur minyak. Terima kasih bang ceritanya.

Ya iqbal, semoga bisa mencerahkan. Thanks ya

Terima kasih kembali bang 🙏

Mantap, kamulai buka buku sejarah, ditunggu postingan selanjutnya yang "gawat" dari ulasan buku si Paul itu.

Thanks bang atas kunjungannya. Salam olahraga di akhir pekan

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 59189.63
ETH 2650.63
USDT 1.00
SBD 2.42