Tragedi Makan Malam
Tragedi Makan Malam di Ubud
Akhir Januari lalu, ketika berkesempatan berpetualang ke Pulau Bali bareng teman-teman blogger yang sangat kami perhatikan adalah mencari tempat makan yang "aman". You know lah, bebas dari yang tidak halal maksudnya.
Kalau siang sih mending, kami masih bisa mengajak anak makan di kedai cepat saji. Tapi kalau malam, pas kondisi kurang memungkinkan akhirnya kami harus mencari kedai yang "benar-benar aman" itu tadi.
Perlu diketahui kalau kami ke Pulau Bali bukan pelesir ya, hehehe tapi berpetualang. Dengan kata lain kami tidak menggunakan fasilitas mewah. Karena memang tidak punya. Kami melancong ke Bali seperti touring dari Cianjur ke Bandung saja. Sekarepnya. Sederhana dan membaur dengan masyarakat lokal.
Malam kedua menginap di Ubud, kami jalan-jalan meski cuaca kurang bersahabat. Hujan sejak sore tidak lantas membuat kami menarik selimut di homestay, justru tergerak untuk berkeliling kampung melihat langsung suasana malam di sana.
Masalah ya tempat makan itu. Banyak sih kedai tapi kami "tidak yakin aman". Sampai putar sana putar sini dapat informasi ada kedai namanya Warung Lokal yang katanya "aman".
Kami berombongan jalan kaki ke sana. Menelusuri remang malam Ubud. Berbaur dengan keramaian turis yang hilir mudik memenuhi trotoar jalan dan teras kafe yang berjejer sepanjang jalan.
Ketikasampai di tujuan, Warung Lokal tempatnya memang kecil, tapi cukup bersih. Berada di lokasi yang cukup strategis di Ubud. Sebelum melihat daftar menu, salah satu teman memastikan kepada penjual terkait "keamanan" makanan di situ. Penjual bilang di kedai itu "aman". Tapi mohon maaf menu tidak banyak dan tidak ada yang khas Bali.
Kami lihat di buku menu, makanan yang ditawarkan memang tidak aneh. Bisa dibilang makanan yang biasa kami makan di rumah. Tapi itu lebih baik daripada "belum tentu aman".
Sempat bingung Fahmi, putra saya mau makan apa, saya kira tidak ada menu yang disukainya (kalau di rumah). Tetapi ternyata (mungkin karena capek, lapar dan banyak teman) ia mau makan dengan menu yang saya dan ayahnya pesan.
Ayah Fahmi makan nasi dengan kangkung dan ikan, plus lalap sambal. Saya pesan mie campur telur dan sayuran. Kami berbagi itu buat Fahmi. Tidak pesan sendiri karena memang tidak pernah habis.
Senang Fahmi makan dengan lahap. Ikan dan telur yang jadi bagiannya langsung habis. Alhamdulillah. Senang ketika anak bisa menghabiskan menu harian yang mengandung DHA, serta Omega 3. Usia Fahmi memang masih dalam masa pertumbuhan yang sangat memerlukan nutrisi lengkap untuk perkembangan tubuh, dan otaknya.
Ngeri kan kalau anak kita terkendala perkembangan serta kecerdasan nya hanya gara-gara kurang nutrisi. Seperti fakta hasil penilaian British Journal of Nutrition 2016 yang berjudul 'Intake of essential fatty acids in Indonesia children: secondary analysis of data from a nationally representative survey.' Yang menyatakan kalau 8 Dari 10 Anak Indonesia Kurang Asupan DHA.
Usia anak 4-12 tahun di Indonesia banyak ditemukan kurang mengonsumsi Omega 3 dalam bentuk EFA, (Essential Fatty Acid) dan DHA (Docosa Hexaenoic Acid) satu jenis asam lemak yang termasuk dalam kelompok Omega 3.
Padahal DHA ini penting lho untuk perkembangan otak dan optimalisasi fungsi mata dan sistem saraf pusat anak. Anak yang kurang DHA dan Omega 3 akan banyak mengalami kemunduran dalam menerima mata pelajaran di sekolah.
Selama ini saya tahu menu harian Fahmi belum tentu mencukupi kebutuhan nutrisinya. Tahu sendiri di kampung saya pasar saja hanya ada dua kali dalam seminggu. Belanja sembako yang tinggi gizinya cukup susah. Karena itu saya mencoba melengkapi kebutuhan nutrisi anak dengan memberinya susu yang mengandung Complinutri.
Kandungan asam lemak omega 3, minyak ikan, vitamin, zinc serta serat pangan inulin nya dapat mengantarkan anak menjadi anak generasi maju. Itu yang membantu perkembangan otak anak serta saraf penglihatannya. Kalau tidak tercukupi tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya masa depan anak kita kan ya?
Karena itu meski sedang "dirantau" atau lagi rempong tetap saya pastikan cek ricek lagi menu harian anak. Memastikan anak mengkonsumi makanan yang mengandung DHA dan Omega 3.
Posted from my blog with SteemPress : http://tehokti.com/tragedi-makan-malam.html