Meneladani sikap pahlawan

in #steempress6 years ago (edited)


Tidak semua orang ditakdirkan jadi pahlawan tapi semua kita bisa meniru sikap dari pahlawan. Pahlawan adalah pembela kaum tertindas, pahlawan adalah pemberani tapi tidak semua pahlawan seorang ksatria, karena banyak juga pahlawan berasal dari kaum hawa, tapi yang pasti seorang pahlawan adalah orang yang menanggalkan semua kepentingan pribadinya demi sebuah perjuangan.

Cut Nya' Dhien dan Cut Mutia adalah dua orang srikandi Aceh yang terbukti bukan ksatria, tapi mereka pemberani dan menanggalkan kepentingan pribadi demi sebuah perjuangan yang suci. Cut Nya' Dhien rela berpisah dengan suami pertamanya karena tidak berani menantang penjajahan, kemudian dia menikah dengan Teuku Umar yang menjadikan mereka duet sejoli pejuang yang fenomenal.

Cut Mutia melanjutkan perjuangan suami pertamanya Teungku Muhammad yang dieksekusi hukuman mati oleh Belanda, beliau menikah dengan Pang Nanggroe, pria dari golongan rakyat biasa tapi kemudian berubah menjadi singa Keureuto setelah menjadi suami cut Mutia.

Mereka adalah para pejuang yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk perjuangan, mereka sepantasnya hidup layak karena mereka berasal dari golongan bangsawan, tapi mereka memilih bergerilya di hutan dan menjalani hidup yang mengenaskan demi harga diri dan nasib anak bangsanya.

Sekarang perjuangan di hutan sudah tidak ada lagi, perjuangan dengan senjata sudah tak diperlukan lagi, perjuangan sekarang adalah perjuangan peradaban, kalau dulu berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah, sekarang penjajah sudah tidak ada lagi, perjuangan sekarang adalah bagaimana mengangkat harkat dan martabat anak bangsa menjadi lebih beradab.


sumber

Terkadang hati kita miris melihat perilaku anak bangsa yang menikmati hasil perjuangan para pahlawan terdahulu, padahal perjuangan belum usai walau polanya berbeda, banyak penguasa sekarang mengkhianati rakyatnya, sehingga keadilan yang menjadi cita-cita bersama sulit terwujud, rakyat miskin dijadikan obyek untuk menjadi proyek orang besar, rakyat dikorbankan demi kepentingan pribadi, sungguh suatu pengkhianatan terhadap nilai-nilai perjuangan para pahlawan terdahulu.

Pengkhianatan lainnya banyak kita lihat dalam birokrasi pemerintahan, untuk mendapatkan tanda tangan sebuah surat saja kita harus bayar sekedar uang rokok atau uang minum atau uang apalah.., padahal mereka digaji dan ditugaskan untuk mengurusi hal semacam itu, andai para birokrat yang bermental seperti itu hidup di zaman perjuangan dulu bisa dipastikan mereka akan berposisi menjadi kaki tangan penjajah.

Dengan momentum memperingati hari kemerdekaan sudah sepantasnya setiap elemen anak bangsa merefleksikan diri, kita harus meniru sikap dan perilaku para pejuang dulu, jangan sampai cita-cita suci mereka kita khianati demi kepentingan pribadi, seharusnya kita malu kepada nenek moyang kita dengan melakukan perilaku yang mengkhianati niat suci perjuangan mereka, mudah-mudahan kedepan tidak ada lagi perilaku seperti kata Sri Mulyani (Menteri Keuangan) : " guru honor yang mengajar, guru bersertifikasi yang mendapatkan gaji".
Walluhu'alam bisshawab..

Posted from my blog with SteemPress : https://bagbudig.xyz/meneladani-sikap-pahlawan/

Sort:  

nyan pahlawan malam...haaa
slm kopasus(kopi pakk ssu)

Haha, asaina tulis😂

asai kana tin miswary..haaa

Aceh punya andil besar terhadap negri ini dan itu diakui oleh dunia tapi kurang perhatian dari anak yang dibesarkannya itu, durhaka.

😁tepat sekali pak

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64038.60
ETH 3148.89
USDT 1.00
SBD 3.97