Kambing-Kambing itu......

in #steempress6 years ago

Aku lebih suka mengumpamakan politik jaman sekarang itu seperti kambing, dimana semua orang tahu bahwa tidak ada kambing yang wangi, hanya saja jika seseorang sudah begitu menginginkan seekor kambing baunya tidak lagi dianggap sebagai aroma yang mengganggu ketentraman bulu hidung, bahkan aroma "prengus" kambing ini cenderung membuat pencinta kambing senang, karena bau ini menunjukkan kambingnya sudah dewasa dan siap "berketurunan".


source

Untuk pribadi si pencinta kambing mungkin tak jadi soal. Bagaimanapun juga, bau kambing tetap yang lebih dominan meski sudah disemprot dengan parfum, sewangi apapun parfum yang digunakan, tetap bau aslinya tidak akan hilang.

Pertanyaan kemudian muncul, jika setelah disemprot dengan parfum bau kambing masih ada, manakah yang salah, kambing atau parfumnya? Pasti kalau bukan kambingnya tersalahkan, ya pemilik kambing lah yang bertanggungjawab, aneh kalau parfum yang disalahkan, justru parfum jadi korban disini, alasannya penggunaan parfum manusia pada kambing membuat reputasi parfum menurun.

Selanjutnya aku menganalogikan "Agama" seperti parfum, yaitu sebuah benda yang mampu mengeliminir kebusukan berganti menjadi harum dan mulia. Jangan salah sangka dulu, aku tidak menyamakan, tapi memberikan analogi sederhana sekadar maksudku tersampaikan. Sebagai muslim aku percaya bahwa agama adalah sebuah aturan atau petunjuk dalam hidup yang membedakan kita dengan kambing (binatang). Bayangkan, tanpa agama apa beda kita dengan binatang?


Mungkin kaum atheis akan menjawab "norma sosial" bisa menjadi landasan hidup. Mohon maaf, norma sosial tidak akan sama di semua tempat. Di kampungku di barat sana kami salaman pakek bibir, dan itu bagian dari persahabatan, cinta kasih, dan melambangkan ikatan emosional lainnya. berarti, kambing jantan juga punya norma sosial (monyogin bibir ke pantat lawan jenis), tentu norma sosial seperti norma kambing salah besar jika diadopsi manusia.

Aku tidak menyalahkan politik secara mutlak, karena politik itu sudah ada sejak zaman Rasulullah, tapi yang jelas sekarang sudah berbeda karena pelaku politiknya bukan lagi Rasulullah dan para sahabatnya. Yang ada hanya segelintir "peternak kambing yang melumuri kambingnya dengan parfum supaya wangi" sekali lagi, politik jaman sekarang adalah kambing, dan agama adalah parfumnya.

Tidak ada yang salah dengan parfum, yang salah adalah melumuri parfum pada kambing (memoles politik sedemikian rupa seakan-akan ini berlandaskan agama). Karena untuk kambing (politik) jaman sekarang, bau politik tidak akan mampu dihilangkan dengan parfum apapun, justru dampak buruk bagi parfum itu sendiri.

Juga tidak ada salahnya apabila memasukkan misi agama di dalam politik, sangat benar malah, bagaimana lagi memperbaiki yang buruk kalau bukan dengan menyelipkan mesin-mesin kebaikan di dalamnya. Namun apakah kita yakin suatu saat nanti jika "kepentingan politik tidak akan mengambil alih setiap keputusan"? Yang kutakutkan, bau kambing tetap akan mengalahkan aroma parfum jika ditinjau dari pelaku politik jaman sekarang.

Itulah sebabnya muncul suara-suara yang kadang dianggap sumbang, "Jangan pernah bawa agama dalam politik", akhirnya ricuh dan ribut antar sesama. Padahal, kata-kata ini tidak bermakna memisahkan agama dengan politik, dan bukan tujuannya berpolitik tanpa agama, tetapi ini dialamatkan kepada orang-orang yang berpotensi memanfaatkan dalil-dalil agama demi kepentingan perutnya.

Saya kasih contoh, tak ada kompromi jika sogok menyogok terjadi maka penyogok dan yang disogok akan berdosa. Bagaimana kalau yang melakukannya adalah kelompok yang kita dukung atau yang kita usung? Ooo itu bukan sogok, tapi upah, atau mungkin sogok untuk melawan kebatilan dibolehkan, atau itu bukan sogok karena yang kita berikan uang itu tim kita juga. Lucu, jurus bersilat lidah, dalil-dalil ampuh pun dikeluarkan dengan bangganya.

"Hukum itu tergantung 'illah (alasan atau sebab-akibat), jangan sampai sebaliknya, yaitu demi kesimpulan hukum yang sesuai dengan kepentingan, kita menciptakan 'illah-'illah itu lebih dulu.

Boleh setuju boleh tidak, aku berpendapat bahwa untuk mengukur diri apakah aku sudah berpolitik demi agama atau belum, aku akan intrspeksi diri, jika aku marah kepada seseorang hanya karena dia berbeda pilihan denganku, atau tidak sama pandangannya dengan diriku, maka itu artinya aku belum berpolitik "lillahita'ala'. Tapi jika keberagaman itu tidak berimbas kepada perasaanku terhadap orang lain yang berbeda pilihan, maka itu artinya hatiku sudah bersih "lillahita'ala"


Analoginya, saat melakukan i'tikaf di mesjid, aku dan mereka sama-sama berzikir dengan hati bersih lillahita'ala, mereka tidak pernah tahu berapa ratus kali aku berzikir di dalam hati, aku juga tidak tahu dan tidak ingin tau banyaknya mereka berzikir. Hal ini tidak perlu kucari tahu karena hanya 3 kemungkinan jawabannya, kalau tidak sama jumlahnya denganku, bisa jadi lebih banyak atau lebih sedikit.

Guess what.!, aku tidak pernah merasa lebih mulia karena aku zikir lebih banyak, dan aku tidak pernah terhina jika justru mereka lebih banyak. Itulah hakikatnya apabila kita melalukan karena Allah, tak ada urusannya benci dan marah ketika berbeda. Berarti, jika marah karena berbeda, marahlah pada Allah kenapa kita tidak dilahirkan dari rahim yang sama, dan jika tetap marah karena berbeda, percayalah itu bukan lillahita'ala.




 

 

 


Posted from my blog with SteemPress : https://rizal-sahabat.000webhostapp.com/2018/07/kambing-kambing-itu

Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by rizal-sahabat from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

tentu ini tak termasuk sate kambing dan sop kambing kan? heheheh.... ahhhh peu lom kuah sie kameng...

Ooo kalau sate dan sop pasti enak dimakan...kalau tu sop baru enak dijadikan guree...heheheheh

Tinggi. Sep bereh aju, Hana jadeh lah ku Meu politik.. hahaha.. bah ku meukat parfum mantong..

Hahaha..meupolitik aju rakan..demi SK..demi proyek..dan demi alakademi lainnya, yang bek peugah demi lillahita'ala menye berani tapeusalah ata beutoi dan tapeubeutoi ata salah..hehehehe..

Nyang yang terjadi bak tanyo aduen, asai gop bagi peng hareum, mnye awak droe yang bagi hana hareum krn sedeqah hahahaha...

Luar biasa @rizal-sahabat
Saya sangat menyukai dari setiap postingan kamu, kembangkan dan berkaryalah kawan. Kamu punya bakat dalam hal menulis,

Hehehe..trimakasih adun..hom ih pue yang tingat ta hajar laju

Halo @rizal-sahabat , terima kasih telah menulis konten yang kreatif! Garuda telah menghampiri tulisanmu dan diberi penghargaan oleh @the-garuda. The Garuda adalah semua tentang konten kreatif di blockchain seperti yang kamu posting. Gunakan tag indonesia dan garudakita untuk memudahkan kami menemukan tulisanmu.Tetap menghadirkan konten kreatif ya, Steem On!

Terimakasih @the-garuda, steem on.!!

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63608.16
ETH 2621.61
USDT 1.00
SBD 2.77