Andai Sedikit Saja Kita Sadar Akan "Kebodohan"

in #steempress6 years ago

Kesalahan penulisan sering kali kita temukan pada tulisan-tulisan di tempat umum. Serasa wajar memang seandainya kesalahan tersebut berupa salah ketik, tinggal atau kelebihan huruf dan sebagainya. Tetapi jika kesalahan tersebut bukan berasal dari kesilapan (berasal dari ketidaktahuan) itu aneh, karena normalnya sebelum kita menulis sebuah kata asing pasti kita cek dulu di kamus atau di google.

Baru-baru ini saya tergelitik oleh sebuah tulisan peringatan di salah satu tempat umum (tidak saya sebutkan tempatnya), dimana seseorang bermaksud menuliskan kata "silent" namun karena tidak paham dan tidak sadar bahwa dia tak paham akhirnya salah.


Sebenarnya bukan salah yang kita salahkan, dan bukan pula memaksa orang untuk wajib tahu segala hal, tetapi ketika kita menulis bahasa asing minimal kita cek dulu benar atau tidak, lagi pula kata "silent" bukan kata yang langka kita lihat. Yang jadi permasalahan di sini kata "silent" adalah bahasa asing, kenapa penulis tidak sekali saja timbul keraguan, malahan yakin dan mantap sekali dengan tulisan tersebut.

Intinya, jika "silent" sana begitu asing baginya, bagaimana dengan "Cylant" kawan? Bukankah itu lebih asing dari dunia asing? Atau mungkin dia tidak pernah ragu atau mempertanyakan penulisan yang tepat, tetapi anehnya dia juga tidak meragukan kata "cylant".

Masalah seperti ini sudah menggerogoti kita bukan hanya di kalangan yang latarbelakang pendidikannya rendah. Namun juga terjadi di instansi pendidikan sekalipun. Lihat saja dalam banyak kasus terjadi kesalahan dalam menulis nama siswa baik di absen, raport maupun ijazah. Lebih-lebih kalau nama siswa diambil dari kosa-kata Bahasa Arab.

Malu sekali melihat kesalahan mendasar seperti ini, bukan tanpa alasan, kesalahan yang sifatnya salah ketik atau kesilapan mungkin bisa dimaafkan, tetapi pada kasus nama Muhammad menjadi Muhammat (berakhir dengan T), Rahmat menjadi Rahmad (berakhir dengan D), ini bisa kita asumsikan betapa lemahnya kemampuan Bahasa Arab yang dimilikinya, padahal Kata rahmatan lil'alamin saja bisa menjadi rujukan bahwa ada Rahmat memang wajib berakhir dengan T (Rahmatan). Begitu pula dengan Muhammad bisa dilihat dari bunyi kalimat syahadat (wa asyhadu anna muhammadu) dan bukan muhammatu.

Dalam hal ini, ingin sekali kutanyakan "tidakkah kalian sedikit punya keraguan saat memutuskan ingin menulis T tau D"? Jika ada, kenapa tidak dipelajari dulu. Ayolah kawan, please, jangan hanya karena kita jurusan matematika atau kimia kita melupakan kemampuan dasar yang harus kita miliki sebagai orang terpelajar.



  Posted from my blog with : https://rizal-sahabat.000webhostapp.com/2018/08/andai-sedikit-saja-kita-sadar-akan-kebodohan

Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by rizal-sahabat from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.12
JST 0.031
BTC 61560.41
ETH 2894.96
USDT 1.00
SBD 3.61