About My School Sukma Bangsa #6: Cara Menyikapi Murid yang Bhinneka

in #steempress6 years ago (edited)

 

Tidak semua murid sama. Tapi kadang mereka harus terpaksa belajar dengan metode yang sama karena dia bersama orang-orang lain yang berusia sama dengannya dalam satu kelas. Memang beda murid, beda cara belajarnya.

Seorang murid yang visual, hanya mengerti kalau dia sudah melihat gambar, foto, video atau diperagakan oleh gurunya. Ini sudah berlaku di sekolah-sekolah unggul yang belajar sains langsung di lab. Belajar ilmu sosial langsung terjun ke masyarakat, belajar langsung ke masyarakat.


Ada anak yang baru bisa kalau dia membaca, bahkan seorang saya temukan dia bilang ke saya saat kami habis menonton film. “bapak sudah tuliskan resume film ini?” sudah saya jawab, “Saya baca resumenya saja pak” katanya.

Padahal mayoritas murid mintanya menonton, dia sendiri yang minta membaca, sungguh murid yang lucu. Dari murid-murid saya yang ratusan maka dalam tulisan ini saya akan terangkan beberapa saja, kalau sudah 500 kata saya stop sampai siapa yang saya bahas saja.

Saya awali dengan murid ideal yang diinginkan guru seperti apa. Sebut saja namanya Potong. Dia adalah murid pendiam, tidak ribut, tidak membuat keributan, hanya duduk diam dan dengar saat ketika pelajaran sedang berlangsung. Entah diamnya itu mengerti, atau diam tak tahu apa-apa. Potong biasa kalau sudah SMU dia akan ditempatkan oleh teman-temannya di depan, supaya nampak kelas itu, ada murid yang perhatian sama gurunya, oh bukan perhatian.. maksud saya ada yang memperhatikan pelajaran.


Saya akhiri... yeh? Kok cepat sekali? Saya tengahi saja deh... dengan murid yang dibenci sama guru, bukan di benci sih, tapi kurang disukai, karena tak boleh seorang guru benci sama muridnya, itu melanggar kode etik, karena setiap murid harus dididik, dari bengkok menjadi lurus. Dari akhlak yang tak baik, guru-gurulah yang membawa mereka ke arah kebajikan.

Murid yang kurang disenangi adalah murid yang membuat keributan, kata seorang pakar atau beberapa keributan di kelas harus dicegah segera biar tidak mewabah dan mengkontaminasi seluruh kelas. Contoh murid yang ribut adalah Patah, si Patah ini selalu mencari kawan bicara, tertawa nyaring dan suka menganggu kawannya belajar, kasihan lagi si Patah ini tidak fokus dan tidak akan mendapatkan nilai bagus, selama perlakuannya, tingkah lakunya, akhlaknya macam ini.

Murid yang lain adalah murid yang banyak bertanya contohnya. Beberapa murid memang lebih lambat dari saudaranya sekelas, maka harus ada cara khusus untuk murid terbelakang ini. Terbelakang maksudnya duduk di belakang, seperti penduduk di gerbong kereta api, yang duduk di belakang, lama sampai ke tujuan. Maka murid yang terlambat, harus diajarkan ulang, bila ada waktu, dan perlu perhatian lebih dari guru, untuk dia supaya mengejar kemajuan kawannya yang lain.


 

Ada juga murid yang berlari di depan kereta api, dia lebih cepat daya tangkapnya dari kereta shinkansen, maka dia akan merasa dikelas seperti tersesat dikalangan murid yang biasa-biasa saja. Murid seperti ini harus dimaksimalkan membantu temanya -atau dikasih materi yang lebih tinggi, tapi jangan ketauan temannya- yang lambat dalam menangkap lalat (kalau gurunya suka bergumam-gumam dikelas, atau pelajarannya boring).

Setelah semua ityu, menjadi guru bukanlah niatnya melulu menjadikan murid pintar. Minimal sekali menjadi suri tauladan –nama negara disamping Suriname. Kita tak bisa memperbaiki semua murid kita sekarang, kita melihat dia beberapa tahun kedepan, siapa tahu beberapa tahun lagi dia jadi koordinator #gantipresiden?


Posted from my blog with SteemPress : https://riodejaksiuroe.knpipidie.or.id/about-my-school-sukma-bangsa-6-cara-menyikapi-murid-yang-bhinneka/

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63635.72
ETH 2597.20
USDT 1.00
SBD 2.91