Untitled Thought

Gagal itu, rasanya (mungkin) seperti jatuh ke dalam lubang yang sangat dalam, gelap gulita tak bercahaya di dalam sana. Perasaan mulai bercampur aduk, dari takut, panik, kalap.

Ketika diri memilih untuk sesaat berhenti, mengatur nafas dengan baik, menenangkan diri sebelum kemudian mengambil keputusan; bagaimana agar bisa melihat cahaya lagi, bagaimana agar bisa bangkit lagi.

Ingin teriak, tapi belum usaha lalu teriak minta tolong, hina benar rasanya. Usaha dulu lah, barang sedikit. Ah tapi kadang ingin teriak juga, walaupun bukan gak mungkin gak ada yang akan mendengarkan.

Pelan-pelan, manjat ke atas. Pelan-pelan, cahaya itu pasti akan kembali terlihat. Semua bermula

Berharap ada satu dua tangan yang terulur. Tak bisa dipungkiri di hati, harapan ini kerap muncul. Berharap tangan-tangan itu kemudian membantu menarik diri dari gelapnya lubang nan dalam ini, tangan-tangan yang menuntun kembali ke sumber cahaya yang menerangkan jiwa yang terlanjur ikut kelam di dalam lubang.

Tapi jika bukan diri yang berusaha untuk keluar dari sana, jika motivasi diri tak ada, jika semangat, keinginan di diri meredup, bagaimana mungkin bisa bangkit.

Namun ketika sudah mencoba, terjatuh, lalu mencoba lagi, begitu seterusnya. Berharap satu saja, tolong dengarkan. Karena diri butuh bantuan.

---

Posted from my blog with SteemPress : http://www.rahmanovic27.com/2018/09/04/untitled-thought/

---