Rihoen

Rihoen keu gata seolah jadi kalimat paling romantis bin sweet semingguan ini. Bukan di bagian “keu gata” nya, tapi bagian rihoen nya. Kata nan cantik dengan arti yang...begitulah.

Beberapa waktu lalu, dalam perjalan pulang dari Sigli dengan beberapa mahasiswa, tersebutlah satu kata yang selama ini pernah dengar dari beberapa lagu Aceh, tanpa pernah tau arti kata itu sendiri.

“ Ibu tau arti rihoen?”, tanya si mahasiswa yang saya jawab dengan gelengan, sebelum kemudian saya jawab,

“ Ada hubungannya dengan daun-daunan bukan? Kan ada “oen” nya di kedua kata” , jawaban yang tidak sepenuhnya ngasal, tapi kan memang mirip kan kata-katanya. Serentak yang di mobil tertawa.

“Lah kan masuk akal”, lanjut saya ngotot.

“ Rihoen, meusyen, rindu, sama tu bu, beda kadarnya aja, mungkin” , jawab satu-satunya mahasiswi di rombongan kami, masih berusaha menahan tawanya.

Kemarin, iseng nanya sama orang rumah, tau arti rihoen gak. Itupun nanyanya setelah memastikan sama si teman lainnya, rindu itu bahasa Aceh nya apa dan tulisannya seperti apa 😁. As expected, pada g tau. Jadi pengen sombong kan jadinya, kalau saya yang tak seberapa mana ini kemampuan bahasa daerahnya aja tau kata cantik itu 😁

Pembahasan rihoen berlanjut di meja ngopi di kampus. Semua karena seorang teman yang baru kenal tadi pagi berkali-kali nyebut kata ini. Ku suka 😍😍, sama kata-katanya.

Gak usah repot nanyain asli dari daerah mana sampe sebegitu gak pahamnya sama bahasa lokal. Gak penting 😁.

Sama gak pentingnya dengan postingan tak seberapa mana ini yang intinya cuma pengen nulis sebegitu sukanya Saya dengan kata rindu dalam bahasa Aceh.

Udah gitu aja 😁

 

---

Posted from my blog with SteemPress : http://www.rahmanovic27.com/2018/08/31/rihoen/

---