Patah Hati dan Lala Bohang

Patah hati mungkin masih dianggap tabu untuk dituliskan, sekedar diceritakan pun rasanya amit-amit. Walaupun kemudian kembali ke si orangnya sendiri, anggapannya seperti apa.

Lala Bohang, penulis dari The book of Forbidden feeling justru dengan jujur menuliskan satu persatu rasa dari sebuah hubungan. Dari asmara, hingga persahabatan sesama perempuan yang dianggapnya cukup "mengerikan".

Awal mula ngeliat buku ini di gramed, Saya langsung jatuh cinta dengan covernya yang simple, tapi kayaknya nyimpan banyak cerita. Judulnya apalagi, sukses bikin penasaran tapi gak bisa-bisa dibeli karena stocknya habis. Maksudnya yang kelihatan di rak buku cuma yang udah kebuka sampulnya, ada lipatan di salah satu halamannya, bahkan beberapa lembar udah keriting. Sungguh , tega sekali mereka yang ngelakuin perbuatan tercela itu.

Di halaman pertamanya, ada sederet kata yang cukup mewakili mereka-mereka yang patah hati.

A small house with a tiny garden far from the city and you

Ketika hati berkeping-keping, rasanya pengen kabur sejauh-jauhnya, menyendiri di suatu tempat yang nyaman, tapi jauh dari keramaian, dan si dia yang pergi.

Buku yang ketika dibaca bisa selesai dalam waktu satu jam saja. Tapi jika ingin diresapi,, akan butuh waktu lebih lama jika dibaca dengan hati serta mood yang sesuai dengan deretan kata di buku ini.

Perasaan yang ditulis dengan rapi, disertai ilustrasi yang menarik, adakah alasan untuk tidak segera mungkin membeli buku ini??, kira-kira begitu tanya Saya padanya.

Iya mengangguk, dan menunjukkan sederet tulisan berbahasa inggris di dalamnya. Ah, patah hati lagi jadinya. Si dia, gak bisa beli karena soalan bahasa.

 

 

---

Posted from my blog with SteemPress : http://www.rahmanovic27.com/2018/09/07/patah-hati-dan-lala-bohang/

---