[Rampai Kata #30] SEBUAH RASA DI PUCUK EMBUN
The Westin Daxi Taoyuan Taiwan
Engkau tidak akan pernah menjadi mistikus sejati hingga engkau menyerupai bumi, baik Jejak kebaikan maupun dosa berada di atasnya ...
Dan hingga engkau menyerupai awan yang melindungi segala sesuatu ...
Dan hingga engkau menyerupai hujan yang mengairi segala sesuatu ...
Lepas apakah ia mencintai segala sesuatu itu atau tidak ...
Dini hari merajut pagi bersama embun kutui beku, musim dingin telah tiba dedaunan telah berwarna. Kembali membuka lembar hati pada secarik kertas dengan kalimat yang pernah kau beri, lagi-lagi tidak kau cantumkan pencipta dari kalimat berarti itu, tentang hidup yang berguna seperti cerita yang selalu menjadi salah satu kesukaanku saat denganmu, layaknya ibu yang setia menina bobo putra putri tercinta dengan dongeng-dongeng menginspirasi. Bukankah aku terlalu romantis mengenangmu pada detik-detik yang membuat kamu menjadi orang terbaik yang pernah singgah di hatiku yang sempit?
Sedih menyesak menahan rindu, perasaanku mulai membeku seiring jarum jam yang semakin mendekati fajar
Rindu waktu
Rindu jam-jam ini
Di mana ada terasa dirimu
Ketika nuansa romansa, tentang membangunkan orang tercinta untuk mengingat Sang Pencipta
Dunia maya saat itu menjadi perantara
Rasa cinta menjadi bagian jalan dakwah pendosa
The Westin
Ya Allah
Aku tahu telah engkau jilid rapi kisah-kisah manusia
Takdir dan segala ketentuan adalah kuasa-Mu
Dan aku..?
Mengapa harus merasa takut
Berarti
Seharusnya dengan kesadaran aku membuka mata bahwa seorang pun tak engkau janjikan
Esok pagi atau siang esok juga malamnya atau hari setelah esok semua yang bernyawa harus siap dijemput kapan saja
Hanya yang perlu adalah mempersiapkan diri menuju-Mu.
Jadi apa yang harus kukhawatirkan?
Seorang manusia yang sama denganku bisa (Kau) jemput kapan saja
Tentang rasa yang bergemuruh di jiwa
Tentang seseorang yang selalu membuat terjaga
Tentang dia yang selalu ditunggu
Semua itu akan pergi saat waktunya tiba
Ketika (Kau) memanggilnya
Bukankah begitu?
Bahkan ketika (Kau) berkehendak untuk menjauhkannya.
Posted from my blog with SteemPress : https://nnaachlam.com/sebuah-rasa-di-pucuk-embun/