Sahabat steemian, nah bicara soal baik dan tidak baikkan, suka ada juga kejadian seperti ini misalnya, seorang laki-laki yang nakal banget, aduhhh sial melulu, eh nggak taunya giliran dapat perempuannya baik banget. Yang sholehah, yang sayang sama suami, yang menjadi istri yang baik, pokoknya baik banget.

 

Jadi begini, kan dalam urusan hukum, moral, yang baik dengan yang baik, penzina dengan penzina misalnya gitu. Tapi dalam Islam, latar belakang kan nggak penting. Misalnya nyatanya orang yang kyai kok dapat pelacur. Pelalcur kalau dapat kyai, dia membaik, maka itu ada baik. Karena yang di nilai adalah kebaikan pada akhirnya, artinya sudah mantan kan dari perbuatan maksiat. Dan orang yang bertaubat nanti di ukur sama malaikat.

 

Dulu ada cerita di jaman Rasulullah SAW, dia habis membunuh 100 orang, dia mau taubat, tapi mati di tengah jalan, ternyata di tengah jalan itu mati, padahal dia belum bertaubat. Tapi sudah dekat dengan tempat taubat. Maka hadist Bukhari dan Muslim, menyatakan dia masuk surga. Padahal belum bertaubat, baru niat aja, tapi sudah berjalan.

 

Lain dengan niat aja, nggak jalan. Misalnya, niat saya itu mau naik haji, "Niat..niat..niat....". Tapi nggak nabung, nah itu nggak benar. Kemudian lagi misalnya, nabung haji, daftar haji. Belum haji, tau-tau meninggal, nah itu sudah sama di nilai sama dengan haji.

 

Kisi-kisi untuk menjadi wanita yang sholehah, pertama itu pada jaminan akidah. Karena wanita di niati dengan agamanya, jadi sholehah itu kaitannya dengan keimanan. Karena kalau ukurannya dengan Allah nggak baik, maka nggak di katakan sholehah. Lalu kemudian ibadahnya terjaga, habluminannasnya baik.

---

---

Source

 

Yang kedua habluminallah, habluminannas itu ada beberapa peran, dalam konteks wanita sholehah itu. Satu, sebagai pribadi, harus menjadi pribadi yang mempesona. Pastikan jadi wamita yang sholehah, yang mempesona. Artinya, mempesona itu bukan pada fisiknya, tapi juga tingkah lakunya. Karena wanita sebagai istri harus menjaga keta'atan pada suami. Selmat dalam kebaikan.

 

Yang ketiga, selaku ibu, mohon ma'af, dalam agama apapun juga, anak itu jadi tanggung jawab, meskipun suami juga. Tapi istri alummu madrasah anak-anaknya, di jaga, di didik, bagaimana nanti menjadi baik. Karena nanti mereka, tanggung jawab di akhirat.

 

Yang ke empat dalam masyarakat. Maksud saya, membuat suatu kebijakan, kebaikan, menjad refrentasi dari wanita.

 

Sangat tidak pas kalau anggota dewan, nggak boleh jalan, terus yang mewakili wanita siapa ? Karena yang tau tentang wanita, tentunya juga wanita. Harus ada yang jadi dokter, karena bagaimana pun juga, nggak pas dong, kalau kita punya istri misalnya melahirkan, di tolong dokter laki-laki, kan jadinya enak.

 

Baiklah, semoga apa yang saya sampaikan bisa menjadi inspirasi untuk kita semua. Terimakasih dan sampai jumpa.

 

Salam Steemian Indonesia 💫

 

~Keep writing~

 

 

 

 

Salam Sahabat Inspiratif

---

Posted from my blog with SteemPress : http://midiagam.epizy.com/2019/03/12/sebaik-baiknya-perhiasan-dunia/

---