Hana Buet Mita Buet, Cok Peulaken Cilet Bak Pruet

Hana Buet Mita Buet, Cok Peulaken Cilet Bak Pruet
(Tidak ada kerja cari kerja, ambil aspal cair oles di perut)

Hadih maja di atas merupakan kata sindirin kepada orang-orang yang suka mengerjakan sesuatu yang tidak dipahaminya, sehingga pekerjaan tersebut tidak berfaedah atau sia-sia. Bisa juga pekerjaan yang dilakukannya itu berujung kepada hal-hal yang berbahaya. Sehingga masyarakat Aceh menyindir dengan kata-kata pubuet lom, hana buet mita buat cok peulaken cilet bak pruet.

Aneh jika ada orang yang mau mengambil aspal cair (Peulaken)lalu mengoles diperutnya. Coba Anda bayangkan mengoles aspal cair di perut itu bukanlah pekerjaan yang berfaedah dan tidak ada keuntungannya. Makannya kata Cok Peulaken Cilet Bak Pruet menjadi kata bijak sebagai sindiran kepada orang yang mengerjakan perbuatan yang tidak berfaedah.

Bak si buta bek ta yue beut kitab, bak si bangsat bek tayue meudoa
(Sama orang buta jangan suruh baca kita, sama sibangsat jangan suruh berdoa)

Sedangkan hadih maja di atas juga sedikit ada kaitannya dengan hadih maja yang pertama. Bedanya hadih maja ini mengajarkan kita untuk menyerahkan sesuatu pekerjaan itu kepada ahlinya. Maksudnya melakukan pekerjaan itu sesuai dengan kemampuannya dan mempunyai ilmu dibidangnya. Karena susuatu pekerjaan harus dikerjakan oleh ahlinya, karena kalau bukan ahli niscaya pekerjaan tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

Contohnya dimusim politik saat ini, agar wakil rakyat menjadi amanat harus kita serahkan kepada orang-orang yang ahli dibidangnya. Hari ini yang terjadi banyak pemimpin negara yang tidak amanat atau menyalahgunakan amanatnya. Sejati seorang wakil rakyat atau seorang pemimpin untuk memperjuangkan nasib rakyat, dan memperjuangkan agar daerah atau negeri ini menjadi daerah yang maju dan makmur untuk kesejahteraan rakyat, tidak terjadi seperti hadih maja di bawah ini:

Lagee bak jok lam utuen maseng-maseng peuglah pucok droe
(Seperti pohon aren dalam hutan, masing melepaskan pucuknya sendiri)

Setelah terpilih memikirkan diri sendiri tidak lagi memikirkan rakyat yang telah memilih dirinya. Padahal ketika kampanye di depan masyarakat selalu mengatakan dirinya akan memperjuangkan nasib rakyat, namun setelah terpilih janji yang telah terucap menjadi janji palsu dan tak pernah ditempati, kapan datang lagi menjumpai rakyat ketika mau naik lagi, mulai lah mengubar janji lagi. Menurut hemat saya hari ini rakyat kita sudah mulai pintar untuk memilih mana sih yang layak menjadi wakilnya dan rakyat akan berkata seperti hadih maja dibawah ini :

Ku ‘o-’o ku deungo han, ji anggok kuanggok, ku putrok han
(Ku iya-iyakan ku percaya engak, disuruh angguk saya angguk, kusampaikan tidak)

Begitulah rakyat yang sudah cerdas berpolitik berkata. Jika ada calon-calon pemimpin atau calon wakil rakyat yang mengubar janji, pasti didepannya dia akan mendengarkannya tetapi dibelakangnya mereka akan berkata lain. Dan akan memilih orang-orang pilihannya, yang nantinya benar-benar akan menampung apirasi rakyat untuk direlisasikan demi kemuslihatan masyarakat banyak dan demi untuk kemajuan negara ini yang tercinta. Jangan Tunda Bahagia. Senantiasa Bahagia, Bersyukurlah.

By: @ilyasismail

---

Posted from my blog with SteemPress : http://ilyasismail.com/hana-buet-mita-buet-cok-peulaken-cilet-bak-pruet/

---