Ba dan Ra

in #steempress5 years ago

"Kau pernah merasa cemburu?" tanyaku pada Ba di suatu petang.

Ba, seperti biasa, ia tak langsung menjawab. Ia hanya memandangku seolah memastikan bahwa aku tak salah bertanya. Wajahnya tampak serius. Pertanda kalau Ba sedang berpikir.

Aku sering berharap agar Ba bisa boros berkata-kata, tapi harapan itu hanya sebatas harapan. Ba hanya menjawab saat kutanya saja. Kadang jawabannya hanya berupa senyuman, anggukan, atau kedipan mata.

Begitulah Ba. Walau begitu aku sering merindukannya. Duduk lama-lama di sampingnya menyenangkan. Sekadar untuk menghirup aroma tubuhnya atau menikmati senyum semringahnya. Kebiasaan yang sering kucuri di sela-sela kebersamaan kami.

"Apa yang membuatmu terusik, Ra?" tanya Ba kemudian.

Sore itu kami duduk di bangku taman yang menghadap ke sungai. Menyaksikan siluet cahaya matahari di permukaan sungai. Menikmati silir angin yang tak terlalu liar. Masing-masing kami membawa buku. Aku membawa sebuah buku memoar seorang penulis terkenal asal Turki. Sedangkan Ba membaca buku biografi seorang tokoh pengusaha nasional. Kadang, diselingi jeda, kami bertukar perihal isi buku yang kami baca. Sambil sesekali meneguk air mineral dan mengunyah wafer rasa vanila.

"Kau tahu kenapa aku suka vanila?" tanya Ba lagi, sebelum aku menjawab pertanyaan sebelumnya.

"Kenapa?" aku penasaran.

"Mengingatkan aku pada wangi parfummu saat pertama kali kita bertemu."

Seketika hatiku berdesir. Aku tersipu. Ingatanku langsung melompat ke separuh malam yang kami habiskan bersama.

"Eh, kamu belum jawab pertanyaanku tadi. Apa yang membuatmu cemburu?"

Aku tersenyum tipis. Mendadak seperti kehilangan ide untuk bicara. Rasa itu, cemburu itu, belakangan makin sering mengusikku. Rasanya seperti ada bara yang bercokol di rongga hatiku. Kadang-kadang membuat sepasang mataku jadi panas.

"Tanpa perlu kujelaskan pun, kamu sudah tahu penyebabnya, kan?"

Ba tersenyum. Namun aku tidak bisa menerjemahkan apa arti segaris lengkung di bibirnya itu. Sampai kemudian ia mengangguk sambil menggenggam jemariku.

"Tanpa bara itu kita mungkin tidak akan memahami bagaimana perasaan kita yang sesungguhnya. Bara itu, rasa cemburu itu, menunjukkan kepekaan naluri kita sebagai manusia, bersyukurlah kamu masih memilikinya, apalagi bila itu kau tujukan untukku..." []






Posted from my blog with SteemPress : https://senaraicinta.com/2018/12/21/ba-dan-ra/

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 60805.28
ETH 2912.27
USDT 1.00
SBD 3.59