Ada Cinta di Roti Cokelat

in #steempress6 years ago

[Pixabay.com]

Dengan mata kosong, gadis itu memandangi roti cokelat yang berada di dalam piring. Menu sarapan yang setiap hari menjadi kegemarannya. Tanpa roti cokelat, gadis itu tidak akan diam. Ia akan terus mengamuk dan menangis sejadi-jadinya. Ada rekam jejak tersendiri tentang roti cokelat. Itulah sebabnya sang ibu selalu meletakan roti cokelat di atas meja yang berada di ruangan pengap itu.

Dialah Zahra Anggita. Kembang desa Mamuju yang terkenal dengan kecantikan dan ramah-tamah. Sayangnya gadis yang kini berusia 25 tahun itu nampak tidak terawat. Ia menjadi penghuni kamar sempit dan kotor dengan segudang tumpukan buku kusam sebagai hiasan. Bahkan sawang dan debu yang berserakan seolah telah akrab dan menyatu sebagai dekorasi ruangan itu.

Pemandangan seperti ini takkan terjadi, andai saja saat itu Zahra tidak pergi ke Jakarta. Andai saja emak tidak memberikan izin pada putrinya yang nekat hendak merantau. Ach .... Andai saja ...

Semua hanya menyisakan penyesalan yang dalam.

***

“Kamu yakin akan merantau ke Jakarta, Ra?” tanya Emak di suatu sore.

“Benar, Mak. Izinkan Zahra melamar kerja di ibu kota, untuk mendapat gaji yang lebih baik. Ketimbang di desa hanya menjadi guru Penitipan Anak Usia Dini (PAUD),” jawab Zahra dengan antusias.

“Tapi, Zahra--”

“Sudahlah, Mak. Tak perlu khawatirkan Zahra. Pasti Zahra dapat kerjaan di Jakarta, dan Zahra janji akan bisa jaga diri,” jelas gadis berambut sebahu itu dengan lembut.


  • [Pixabay.com]

Kata-kata dari putri sematawayangnya, membuat wanita paruh baya itu tidak bisa berbuat apa-apa. Anak gadisnya jika telah memiliki keinginan, memang tidak dapat dicegah. Ia akan bersikeras mewujudkannya agar menjadi kenyataan.

Meski dari keluarga yang tergolong mampu, Zahra tidak pernah manja. Bahkan ia berusaha mendapatkan apa yang ia mau dengan jerih payahnya sendiri. Seusai menyelesaikan akademik D1, gadis berbola mata pingpong itu melamar bekerja sebagai guru sekaligus pengasuh anak-anak di sebuah PAUD. Kegemarannya pada anak kecil, ditambah lagi hobi membaca, kerap ia amalkan untuk menceritkan dongeng-dongeng pada anak didiknya, membuat kedekatan tersendiri dengan anak-anak semakin erat.

Dengan tujuan mencari pengalaman, gadis cantik yang memiliki kulit kuning langsat tersebut berkeinginan merantau ke ibu kota. Maklumlah sejak bayi hingga berumur 21 tahun, Zahra tidak pernah pergi kemana-mana. Naluri mudanya berkata, ia ingin merantau. Mencari pengalaman.

Meski pada awalnya sang ayah dan Ibu tidak mengizinkan, karena alasan khawatir akan kehidupan ibu kota. Namun, dengan keteguhan Zahra yang menjelaskan jika ia akan baik-baik saja, akhirnya kedua orangtua tersebut dengan berat hati memberikan izin.

***

Muara Karang, Jakarta Barat.

Berkat seorang tangan kanan sebuah pabrik, Zahra mendapatkan pekerjaan di sebuah Bakery‘s ternama. Toko roti yang memiliki 8 cabang di daerah Jakarta. Toko tersebut milik sepasang suami istri yang berasal dari Taiwan, namun memiliki leluhur berdarah Indonesia. Omset yang dimiliki berjumlah miliaran rupiah. Bahkan untuk memproduksi roti, kue tart, kue lapis, dan sebagainya, toko yang diberi nama “Papa & Mama Bakery’S” ini memiliki pabrik sendiri, yang mempekerjakan puluhan karyawan.

“Zahra, mulai besok kamu boleh menempati bagian administrasi. Tugasmu mendata jumlah keluar masuknya produksi kue dan roti dari pabrik untuk dipasarkan ke seluruh cabang toko,” terang Mama Rosse, pemilik dari toko bakery‘s tersebut.

“Terima kasih, Bu. Insya Allah Zahra akan bekerja sebaik mungkin,” timpal Zahra, dengan mempersembahkan senyum seramah mungkin.

“Baiklah, sekarang silakan istrirahat! Perjalanan dari Mamuju ke Jakarta cukup melelahkan bukan? Jaga dan rawat baik-baik ruangan ini, juga kebersihannya.”

“Baik, Bu. Terima kasih, dan selamat malam.”

Zahra mendapatkan kamar di lantai 2, di mana lantai satu dipergunakan untuk kantor dan pabrik pembuatan roti. Sedangkan lantai 3 adalah tempat peristirahatan siang hari bagi para karyawan pabrik.


[Pixabay.com]

***

Waktu bergulir begitu cepat, seolah menggerus pagi, siang, dan malam dalam alurnya. Masa training selama 3 bulan telah terlewati. Kini Zahra resmi menjadi karyawati bagian administrasi di perusahan sekaligus bakery‘s bonafit di ibu kota. Tak jarang gadis cantik itu juga mengirimkan uang dan membelikan barang untuk dikirim kepada orangtuanya di kampung halaman. Sikap supel dan keramahan yang Zahra miliki, tidak sulit baginya untuk segera akrab dan membaur dengan karyawan lain.

“Zahra, nanti malam ke luar yuk! Kita jalan-jalan dan kuliner ke Muara Angke. Di sana makanannya menggugah selera lho …” ajak Vita, rekan kerja Zahra yang berasal dari Lampung.

“Boleh, kitakan baru gajian. Sesekali memanjakan mata dan lidah, siapa tahu dapat pasangan, he … he … he …” timpal Zahra, yang kemudian diiringi gelak tawa renyah kedua dara cantik tersebut.

***

Tidak afdol jika kaum hawa tidak terkecoh dengan barang-barang bagus. Selayaknya gadis lainnya Vita dan Zahra terbeliak saat melihat pernak-pernik murah yang dijual di pasar malam di daerah Muara Angke. Tak hanya berbelanja, keduanya pun menikmati malam indah di tepi pantai. Desau angin malam membelai rambut keduanya yang tergerai indah. Sembari menikmati air kelapa muda di tepi pantai, mereka saling bercerita mengenai diri dan kampung halaman masing-masing. Hingga tak terasa waktu telah menunjukan pukul 23.00, dan itu pertanda sudah tidak ada angkot yang lewat menuju Muara Karang, tempat di mana kedua dara jelita itu tinggal.

BERSAMBUNG )




Posted from my blog with SteemPress : https://aksaradiallova.org/2018/11/12/ada-cinta-di-roti-cokelat/
Sort:  

Judulnya 😍

Posted using Partiko Android

Kelanjutan ceritanya bikin penasaran nih mba @ettydiallova 🤔😊

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 58130.32
ETH 2361.48
USDT 1.00
SBD 2.38