Disleksik yang Impresif? Tentu Bisa

in #steempress6 years ago (edited)

 

 

Ya Allah...mudahkan, jangan dipersulit.

Dalam teori-teori parenting, hal yang paling penting saat pengasuhan adalah rasa percaya diri orang tua dan merasa sanggup diamanahkan dan mengasuh anaknya dengan baik. Walau dipaksakan bagaimana pun, sebagai seorang disleksik yang juga dianugerahi anak sama istimewa, teori itu amat sangat tidak mudah diterapkan.

 

Ada kegamangan yang nyata dan harus kuakui mengajari Akib dengan jemariku sendiri. Alur pikir dan pemahamannya yang ajib dan penuh lompatan, tingkat pemahaman di satu sisi amat rendah dan sisi lain terlampau tinggi, lalu tidak ada kurikulum yang tepat hingga saat ini untuk keunikan kinerja otaknya. Yang kutahu jika psikosomatisnya sudah mulai muncul, ada yang salah dengan metode mengajarnya. Aku harus siap berimprovisasi sekuat tenaga. Meminta bantuan suami dan menyiapkan metode dari nol lagi.

IMG_20181018_165130.jpg
Picture: Belajar mandiri bersama Bunda

Hari ini jadwal mengajarku siang. Akib yang sedang tidak bisa sekolah biasanya harus kuberikan kesibukan agar terarah. Belajar mandiri di rumah adalah salah satu solusinya. Bersyukur sekali saat ini jam kerjaku cukup fleksibel.

IMG_20181018_163827.jpg

Saat sarapan pagi, aku mencoba muraja'ah surat terakhir Al-Baqarah dan doa-doa harian. Pukul 8.00 WIB aku sudah siapkan meja kecil di ruang depan. Akib memilih menggambar dan mengerjakan English worksheet yang memang sudah kusiapkan untuk waktu-waktu seperti ini, saat Akib menolak ke sekolah formalnya dan meminta belajar mandiri.

IMG_20181012_104656.jpg

 

Selagi Akib mandi dan bersiap, aku memanggil ayahnya dan kami duduk lagi bertiga untuk mengevaluasi beberapa hal, terutama untuk hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin saat belajar mandiri. Kemarin Akib memilih pelajaran IPS tapi satu tema dikerjakan dari pukul 08.00 WIB hingga Zuhur. Ia menyambi main Lego. Jadi berharap hari ini tidak lagi mubazir waktu seperti tempo hari.

 

Dalam kontemplasi yang kulakukan sendiri, kesalahan yang kerap sulit kuperbaiki adalah, memberikan pengertian dengan bahasaku sendiri. Cara menjejali kepala, cara bagaimana selama ini aku terbata memahami makna. Barangkali aku belum selesai dengan diriku sendiri, bahwa aku belum sepenuhnya membuat diriku paham semua pelajaran yang telah diberikan Sang Guru bernama Kehidupan.

 

Learning by teaching terkadang membuatku menyambi membuat formula dari berbagai bahan. Oleh sebab itu tidak pernah ada satu hasil memuaskan yang terlihat. Jatuh...kemudian jatuh...bangkit sejenak, jatuh lagi dalam mendidik anak-anakku sendiri.

IMG_20181016_081453.jpg

Picture: membuat kertas kerja dan bahan ajar sendiri dari hasil belajar kepada Maestro.

Modal kuat yang kumiliki saat memberanikan diri mengajar anak-anak adalah 'keistimewaanku' sebagai individu disleksik. Misal keterampilanku menggambar, kecerobohan dan kegilaanku yang membuat Biyya terkesan hebat dan superior di antara kami. Kegigihanku belajar dan mencoba hal baru sangat membantu proses belajar kami sekeluarga. Namun hal ini belum terjangkau pikiran anak-anak. Bahwa aku berjuang keras dan susah payah membuat coping strategy selama mencoba menjadi terlihat begitu normal ketika AD (anxiety disorder) menyerangku.

Bagaimana aku melampaui kesulitan menggapai prestasi akademik dengan kinerja otak yang empat kali lebih keras dari orang lain, belum lagi ketika aku mencoba menyiasati kemampuan akademik lain untuk menutupi kekuranganku di ranah berikutnya. Jika ditanya untuk apa? Ternyata sekarang aku bisa menjawabnya; untuk membersamai buah hati selain menemukan legenda pribadi.

 

Semua butuh ketekunan dan hasil tak pernah mengkhianati usaha itu berlaku untukku di sekolah hingga menyelesaikan profesi. Di mana ketika dari 40 kandidat dokter hewan aku bisa mendapatkan predikat sangat memuaskan sendiri. Ya, sendiri saja.

 

Sebenarnya aku ingin Akib dan Biya tahu itu, tapi tak bisa diceritakan dengan mudah karena ketekunan harus kita lakukan sendiri. Mungkin aku akan terus mencoba mencari formula yang tepat. Salah satu anugerah yang menguntungkan adalah stok sabar pendamping di sebelahku yang terlihat tidak pernah habis.

Ada satu penawar yang kupakai berlebihan. Aku khawatir sekarang efek adiksinya sudah merambat ke nadiku. Ia bernama air mata. Ketika aku terjerembab jatuh, aku selalu menangis sebelum bisa kembali mencari dan menemukan formula lainnya. Namun ini kupakai berlebihan bahkan terkadang di depan anak-anakku sendiri. Ini sedikit menyusahkan memang.

 

Apa pun itu, belajar memang sebuah proses, terlebih lagi bagi individu disleksik yang mudah sekali terdistraksi. Aku sangat berharap catatan-catatanku kelak bermanfaat untuk anak-anakku khususnya dan individu diskesik lainnya yang tentu saja mengalami banyak rintangan dan badai untuk tetap tampil impresif di depan anak-anak dan tampil sebagaimana orang lain di depan umum. Insyaallah kalian bisa. Untuk berhasil sepuluh kali lipat dari individu normal saja bisa!


Posted from my blog with SteemPress : https://stanzafilantropi.com/disleksik-yang-impresif-tentu-bisa/

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 62227.11
ETH 2400.78
USDT 1.00
SBD 2.50