Cara Akib Mengulas Buku (Mindful Parenting 1)

in #steempress6 years ago


Siapa nyana gambar di atas adalah sebuah Book Review alias Resensi Buku yang dibaca Bang Akib pekan lalu. Kalau tidak paham dia buat apa, bisa-bisa kertas seperti ini terlihat tidak berguna dan dibuang ke tempat sampah.

Belum lagi yang tidak paham tentang 'doodle art', jadi sering ada yang bilang gambar Akib jel*k, enggak jelas, dan lain-lain.

Pernah tidak berpikir jika kita berada di posisi Akib? Setiap hari ada saja ejekan yang mampir, tidak dihargai, disepelekan. Lama-lama self esteem terjun bebas dan berdampak pada mood belajarnya. Bukan sekadar kasihan, hati-hati...kita sedang mematikan satu kreativitas yang kemungkinan besar kelak dibutuhkan. Di masa depan, zaman berubah, banyak inovasi dakwah yang kita butuhkan. Perang pemikiran kian gencar. Kita membutuhkan satu sama lain, kita harus sinergi dalam segala hal dan melihat peluang dan potensi yang mungkin berdampak besar di masa yang akan datang. Untuk masa depan dunia, hargailah semua kemampuan yang dimiliki anak.

Ada sebuah teori mindful parenting, kami sendiri awalnya tidak tahu namanya, hanya saja aku dan suami biasa mengevaluasi apa yang kami lakukan untuk anak kami hari ini. Sudah positifkah? Apakah kami cukup apresiatif atau malah banyak menyudutkan dan menyebut hal-hal negatif tentang Akib, Biya, dan Faza?

Walau amat disayangkan, kami masih terlalu sering terpeleset, tapi ketika ada waktu mengevaluasi berdua, di sana tidak ada kata terlambat bagi kami berbenah.


Mindful parenting adalah pola asuh orang tua dengan kesadaran penuh dalam memberikan perhatian dan tidak memberikan penilaian negatif terhadap apa yang anak lakukan. (Baru menemukan teori yang sesuai dengan yang ingin kami lakukan selama ini, hehehe).

Paling penting dalam hal ini bagi kami adalah, mindful parenting dilakukan saat interaksi dengan anak-anak, bukan pada orang lain yang turut serta membina anak kita. Artinya, jangan sampai kita mengatakan hal-hal positif dan tidak mau menerima masukan rang lain, kita puja-puji anak sendiri di depan orang lain, sementara di depan anak, kita abaikan dia dan kita ungkapkan kekesalan kita yang sering kali tak berdasar. Kami sendiri menghindari pujian orang yang dikatakan pada kami mengenai anak-anak kami sendiri. Teringat petuah zaman dahulu, janganlah suka disanjung-sanjung, ingatlah diri tahu diuntung. Itu benar adanya, mengapresiasi tidak sama dengan menyanjung-nyanjung. Cukuplah saat bersama anak kami ungkapkan, kami bangga memiliki mereka dengan beragam ekspresi agar mereka merasa ada dan diakui. Bukan terus berimprovisasi agar anak dihujani pujian dari orang-orang. Semoga Allah membantu usaha kami. Hadanallahu waiyyakum.

Ternyata gambar acakadut di atas, inilah isinya:

BOOK REVIEW

Judul Buku: Jejak Orang Bati
Penulis: Agung
KKPK Mizan
.

When: saat Rico dan ayahnya pergi ke Pulau Seram.

Where: seting cerita -Pulau Seram -Maluku-Medan-Jakarta- dan Bandara.

Who: Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita: Riko, Ayah, Mr. Martindi, si Plontos, si Doe, si Jambang, orang-orang Bati.

What: cerita ini tentang sebuah pulau yang bernama Pulau Seram, di sana ada legenda menyeramkan, namanya Legenda Orang Bati.

Why and How:
Mereka kena sekap karena mereka mengganggu populasi kakak tua Maluku yang sudah terancam punah.

Hikmah cerita/Nilai Moral:

Sebelum berkata, cari tahu dulu atau tabayyun.
(Mau foto bukunya, tapi sudah enggak ada lagi di rak. Nanti dicari lagi, deh).

Begitu isi resensi bukunya, walau tidak begitu runtut dan koheren dalam membahas per itemnya, tapi kami jadi tahu ia sudah berusaha. Terima kasih, Akib!


Posted from my blog with SteemPress : https://stanzafilantropi.com/cara-akib-mengulas-buku-mindful-parenting-1/

Sort:  

Aku kok ya gagal paham ya?? Memang belajar kek gitu dimana en gimana?

Posted using Partiko Android

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62817.54
ETH 2573.14
USDT 1.00
SBD 2.74