The Secret Life of Mara # 8

in #steempress6 years ago


Source

Merasa rambutnya lepas dari jambakan Mara, Nida merenggut kepala Mara ke depan, lalu mendorongnya ke belakang. Mara jatuh telentang. Punggung Mara terasa dingin. Jalan belum teraspal itu, masih basah bekas hujan saat Subuh.

“Kamu jangan ke-geer-an … Firman pasti cuma kasihan sama kamu! “ teriak Nida histeris. “Apa kelebihan kamu dibanding aku! Berani-berani gandengan tangan di depan orang!”

Noda di atasan putih aku, pasti susah dihilangkan. Pandangan Mara lurus ke arah mendung yang menguasai langit. Suara Nida dan Mamanya hanya terdengar samar.

“Nida! Nida! Sudah ayo pulang. Kamu kan mau berangkat ke kota sama Firman … jangan ladenin anak itu,” dengus jijik Mama Nida. Tangannya merapikan rambut putri kebanggaannya dengan lembut.

“Dia jahat, Ma, sama aku. Pipi aku ditampar,” Nida memperlihatkan pipinya yang terasa perih.

Mata Mama Nida melotot melihat warna merah di pipi putih mulus anaknya. “Kurang ajar! Berani-beraninya dia main tangan! … sudah tunggu di sini, biar Mama yang selesaiin masalah ini.”

Nida mengangguk. Mama sudah turun tangan. Urusan pasti beres, kalau Mama bilang mau selesaiin. Apa pun urusan itu. Sesuatu terlintas di kepalanya. Dia memegang tangan Mamanya. Langkah Mamanya terhenti.

Kemudian Nida menghampiri Mara.

“Nida, kamu mau ngapain?” tanya Mama Nida heran.

Nida tidak menggubris pertanyaan Mamanya.

“Apa yang bisa kamu kasih ke Firman? ... Orangtua aku sudah buatin rumah, yang akan kami tempati setelah menikah ... Papa bahkan sudah menyiapkan lahan subur yang luas, agar ilmu pertanian Firman nanti, bisa dipraktekkan di kampung kita. Apa yang kamu punya? ... adik banyak, orangtua sakit-sakitan? Kamu mau dompleng hidup enak sama Firman? Dasar perempuan gila harta! Kamu engga punya malu?“ Nida meludah ke tanah.

Melihat Mara tidak bereaksi, kemarahan Nida meluap.

“Firman menyesal! Kamu denger! Dia nyesel! Kalau tidak, bagaimana mungkin aku tahu kamu di sini dan dia sendiri engga muncul?”

Mama Nida ikut menghampiri Mara yang masih terbaring di jalan. “Bilang Bapak kamu, suruh bayar hutangnya besok! Kalau engga bisa bayar, saya ambil motornya …. Kamu jadi perempuan yang bener. Pinter otaknya dipakai untuk ngerebut pacar orang!”

Sebelum pergi, dia menyepak kubangan air di dekat kepala Mara. Cipratan air memenuhi wajah Mara.


Source

Mara memejamkan mata. Persahabatan palsu ....

Kasihan ... rasa indah itu berasal dari rasa kasihan .... Keajaiban dunia yang dialaminya, beberapa kali kemarin, bukan berasal dari rasa hormat dan sayang ....

Pipinya terasa hangat. Dia sering sekali menangis belakangan ini. Mara membiarkan kelenjar lakrimalis bekerja. Kelenjar airmata miliknya akan diberi cuti panjang tanpa batas setelah ini. Sudah cukup penghinaan yang diterimanya. Tidak boleh ada orang lagi yang mempermalukannya. Membohonginya.

Dia akan berhenti menjadi beban siapa pun. Masa sekolahnya sudah selesai. Saatnya menghadapi realita hidup dan mandiri secara finansial. Dia harus bekerja. Hidup dari hasil keringat sendiri. Sudah waktunya, dia mengambil tongkat estafet ekonomi dari tangan Ayah.

Ya Allah, Engkau menyuruh Keluarga Daud bekerja. Aku memohon padamu, Ya Allah, berikanlah cahaya kemuliaan-Mu pada setiap yang aku kerjakan. Berikanlah aku tanda ya Allah. Dan limpahkan kesadaran padaku, agar aku mampu mengenali tanda itu dan kebulatan tekad untuk melakukannya.

Yaa Razzaaq Yaa Razzaaq Yang Maha Pemberi Rezeki Yang Maha Pemberi Rezeki Yaa Razzaaq Yaa Razzaaq

Mara merasa sebuah butiran air dingin jatuh di pipi. Tetesan lain mengikuti butiran pertama. Matanya dibuka sedikit. Langit masih nampak gulita.

Tekadnya bulat. Dia akan melepas cita-citanya jadi dokter. Ada hal lain yang harus dilakukan terlebih dahulu saat ini.

Tak lama kemudian, hujan turun bagai tumpahan air dari langit. Seperti memberi isyarat pada alam semesta. Sang Pencipta mengabulkan doa seorang hamba.

Jangan Lupa Bahagia

Bandung Barat, Senin 2 Juli 2018

Salam

Cici SW

 

 


Posted from my blog with SteemPress : https://cicisw.com/2018/07/02/novel2-008/

Sort:  

Saya jadi berpikir kalau lah kisah ini nyata Mbak @cicisw....

hehehehehe

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63135.01
ETH 2546.56
USDT 1.00
SBD 2.64