Diabetes Bisa Berpuasa

in #steempress5 years ago

Pasien diabetes bisa berpuasa dengan syarat-syarat tertentu. Perlu diketahui juga risiko hipoglikemia dan cara penanganannya supaya puasa lebih lancar.

Sebentar lagi bulan Ramadan. Umat Muslim menyambut dengan suka cita dan bersiap untuk melakukan ibadah puasa. Tidak terkecuali mereka yang diabetes. Tentu mereka tidak ingin melewatkan kesempatan ibadah ini hanya karena diabetes.

Salah satu hal yang perlu diwaspadai bagi penyandang diabetes melitus yang ingin berpuasa adalah hipoglikemia. Well, orang biasa pun bisa saja terkena hipoglikemia. Apa lagi seseorang dengan diabetes, terutama diabetes melitus tipe 2.

Mengenal Hipoglikemia


Hari Jumat, 26 April 2019 lalu, aku berkesempatan hadir dalam talkshow "Kontrol Gula Darah, Raih Berkah Ramadhan - Waspada Hipoglikemia saat Berpuasa". Rasanya, seperti me-refresh materi kuliah yang sudah terpendam jauh karena bertahun-tahun sudah tidak dipelajari lagi. Hehe.

Pembicara dalam talkshow ini adalah:

  • Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD. Dokter spesialis endokrinologi dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayans Bali.
  • dr. Suria Nataatmadja. Medical Affairs Director Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia.
  • Machrosin. Pasien diabetes.
Penderita diabetes boleh berpuasa

Tentunya, kita harus mengetahui dulu pengertian hipoglikemia. Hipoglikemia adalah keadaan kadar gula darah kurang dari normal atau kurang dari 70 mg/dL. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala: lemas, kelaparan, kesemutan, sulit konsentrasi, mood swing, berkeringat bahkan di ruangan ber-AC. Pada tahap kritis, hipoglikemia bisa mengakibatkan kejang dan pingsan atau koma.

Siapa Saja yang Berisiko Hipoglikemia?


Seseorang yang mempunyai pola makan tidak teratur atau terlalu sedikit, rentan hipoglikemia. Ini bisa terjadi pada orang tanpa diabetes dan risiko meningkat pada orang dengan diabetes melitus.

Penggunaan obat diabetes melebihi dosis pun bisa menyebabkan hipoglikemia. Ketakutan gula darah melonjak, bisa membuat seseorang mengonsumsi obat berlebihan. Akibatnya, kadar gula darah justru menurun drastis dan menyebabkan hipoglikemia.

Pasien usia lanjut pun rentan mengalami hipoglikemia. Sangat mungkin hipoglikemia yang dialami langsung pada tahap berat. Gejala ringan seperti kesemutan atau lemas terkadang dianggap sesuatu yang biasa oleh pasien. Karena itu, tiba-tiba saja bisa langsung memasuki tahap berat seperti kejang atau hilang kesadaran.

Penyakit penyerta seperti penyakit ginjal atau penyakit hati pun memberikan kontribusi bagi hipoglikemia. Penyakit pembuluh darah dan kelainan saraf tepi juga meningkatkan risiko hipoglikemia.

Aktivitas fisik pun perlu diperhatikan dengan baik. Aktivitas fisik yang terlalu berat bisa membuat hipoglikemia semakin mengintai. Dan tentunya, kebiasaan mengonsumsi alkohol juga menjadikan risiko hipoglikemia meningkat.

Apakah Boleh Berpuasa?


Penggunaan obat bisa berpengaruh pada risiko hipoglikemia. Pasien diabetes melitus tipe 2 mempunyai banyak variasi pengobatan, berbeda dengan pasien diabetes melitus tipe 1 yang biasanya hanya berupa injeksi insulin.

Pada tabel berikut, pasien diabetes melitus tipe 2 dengan obat kategori netral umumnya aman untuk berpuasa, middle perlu diwaspadai, dan moderate kemungkinan tidak dianjurkan berpuasa.

Mencegah hipoglikemia

Pasien bisa berkonsultasi kepada dokter mengenai obat-obatan tersebut. Kalau obat yang biasa diberikan berada di kategori middle atau moderate, bisa ditanyakan apakah mungkin mengubah obat untuk kelancaran berpuasa.

Berdasarkan studi Aravind SR pada tahun 2011, 20% dari 1378 pasien diabetes melitus tipe 2 mengalami hipoglikemia ketika mengonsumsi sulfonilurea selama bulan Ramadan. Lalu, diadakan perbandingan dengan konsumsi DPP4i. Hasilnya, penggunaan DPP4i menurunkan risiko hipoglikemia sampai 50% dibandingkan konsumsi sulfonilurea.

Selain, pengaruh obat, berikut pasien yang boleh berpuasa dan tidak boleh berpuasa.


Selain hal-hal tersebut, pasien diabetes melitus yang hendak berpuasa sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter. Apa pun kondisinya. Apa pun tipe diabetesnya: diabetes melitus tipe 1 ataupun diabetes melitus tipe 2. Kalau dokter menyarankan tidak puasa, ya sudah. Toh, bisa diganti dengan membayar fidyah atau meng-qadha puasa di hari lain kalau nanti mampu.

Pertolong pada Hipoglikemia


Walaupun sudah berusaha mencegah, mungkin saja hipoglikemia tetap terjadi. Karena itu, perlu diketahui juga cara penanggulangannya. Hipoglikemia yang dibiarkan bisa sangat berbahaya.

Kalau menemukan seseorang yang mengalami hipoglikemia, kalau orang itu masih sadar dan bisa makan/minum, segera berikan asupan karbohidrat. Seperti air gula, nasi, jus, roti. Bagi yang mempunyai keluarga dengan diabetes, hal semacam perlu selalu diingat. Saling mengingatkan antara keluarga dan pasien. Kalau pasien harus pergi ke suatu tempat sendiri, selalu bekali dengan sesuatu yang bisa membantunya mengatasi hipoglikemia. Kalau dia nggak mau bawa bekal, paksa sajalah. Hehe.

Yaaah, pasien diabetes kan bukan terbaring di tempat tidur seperti pasien DBD. Penderita diabetes masih dapat melakukan aktivitas secara normal seperti pergi bekerja atau sekolah, atau mungkin traveling. Jadi, ada kalanya pasien diabetes harus menjaga dirinya sendiri juga.

Kalau pasien sampai tidak sadarkan diri atau sadar tapi tidak mampu minum, langsung saja bawa ke layanan kesehatan terdekat supaya diberikan infus dextrose 40%. Jangan dipaksakan untuk minum kalau pasien tidak bisa minum. Bisa-bisa, justru risiko tersedak.

Mencegah Hipoglikemia


Walau sudah tau cara-cara mengatasi hipoglikemia, maunya kan nggak hipoglikemia, ya. Untuk itu, berikut beberapa cara untuk mencegah hipoglikemia:

  • Pola makan seimbang
  • Aktif beraktivitas fisik, tapi tidak berlebihan
  • Rutin memantau kadar gula darah
  • Mengonsultasikan mengenai obat pemicu insulin kepada dokter.
Bagi yang tidak menderita diabetes, tetap selalu pertahankan gaya hidup yang baik, yaaa. Rajin-rajin cek kadar gula darah. Cek lain-lain juga perlu sih untuk mengetahui kesehatan kita, seperti cek kolesterol dan cek hemoglobin.

Cek lingkar perut juga perlu. Hihi. Pasalnya, lingkar perut yang melebihi batas normal meningkatkan risiko diabetes. Cara mengukur lingkaran perut bisa dengan meteran seperti yang digunakan tukang jahit. Ukur lingkaran di antara lengkur iga dan tulang pinggul.

Cara mengukur lingkar pinggang

Kalau hasilnya lebih dari normal, syok boleh sih, tapi lanjut dengan terus melakukan gaya hidup sehat, ya. Kan belum tentu diabetes.

Pas puasa nanti, buka puasanya santai saja. Jangan kalap segala dimakan. Demi mencegah penyakit. Kan puasa harusnya sarana ibadah dan menyebatkan diri.

Pokoknya, pasien diabetes melitus boleh berpuasa, asalkan sudah berkonsultasi ke dokter dan selalu menjaga gaya hidup. Kita pun yang tidak mengalami diabetes semoga, perlu tahu cara penanganan hipoglikemia. Barangkali kan kita menemukan seseorang yang mengalami hipoglikemia dan perlu pertolongan. Atau, yaaa, bahkan kita pun bisa saja mengalami hipoglikemia kalau gaya hidup kurang sehat. Jadi, mengetahui cara penanganan sangatlah penting.

Penderita diabetes boleh berpuasa

 


Posted from my blog with SteemPress : https://afifahmazaya.com/diabetes-bisa-berpuasa/

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 69812.20
ETH 3376.99
USDT 1.00
SBD 2.78