Hubungan Timbal Balik Arun dan Unimal

in #steemiteducation7 years ago

arun1.jpg

FOTO REPUBLIKA

REKTOR Universitas Malikussalah, DR H Apridar, siang itu terlihat fres. Wajahnya segar ketika hendak keluar ruangan menuju salat Jumat di salah satu masjid Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Mengenakan kemeja lengan pendek bermotif batik hijau dipadu dengan celana kain hitam memegang map putih. Berisi berkas-berkas yang baru diteken. Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Lhokseumawe itu mengenang masa-masa universitas itu masih berstatus swasta. Kala itu, PT Arun NGL melalui organisasi Persatuan Insiyur Indonesia (PII) banyak membantu fakultas teknik kampus tersebut. Bahkan, gedung bekas perusahaan Bechtel milik perusahaan tersebut diberikan untuk fakultas teknik universitas itu sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.

“Bantuan itu tentu tercatat sebagai dalam sejarah Unimal. Saat itu, kampus masih megap-megap, karena masih berstatus swasta. Bantuan PT Arun sangat membantu memajukan fakultas teknik,” kenang Dr Apridar.

Selain itu, sambung pria berkumis tebal itu, Arun juga mengintruksikan sebagian karyawannya menjadi dosen di fakultas teknik. Sehingga, kualitas lulusan teknik kala itu sama dengan kualitas lulusan fakultas teknik pada universitas negeri. Mahasiswa fakultas teknik saat itu juga sudah diajarkan pengetahuan tentang komputer dan diperkenalkan pada laboratorium milik PT Arun.


IMG_20170720_125338.jpg

Sejurus rektor terdiam. Mencoba membuka lembaran ingatan masa lampau tentang hubungan harmonis antara PT Arun dengan kampus yang sudah dinegerikan sejak 13 tahun lalu itu. Unimal juga membantu PT Arun dalam penyaluran bantuan untuk masyarakat di lingkungan perusahaan itu. Tim Unimal menyusun konsep penyaluran bantuan pembinaan masyarakat, menyusun mekanisme pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di sekitar perusahaan itu. Hasilnya, sambung Rektor, bisa dicek, bantuan yang disalurkan melalui Unimal itu sangat berkembang.

“Tim Unimal menyusun mekanisme pendampingan usaha masyarakat sampai usaha itu berhasil dan berkembang. Sekarang bisa dicek, usaha masyarakat itu sudah berkembang pesat. Itu mekanismenya disusun tim Unimal dan dananya melalui Arun,” kenang Rektor.

Saat ini, ratusan usaha masyarakat di sekitar perusahaan itu semakin berkembang. Jika dulu usaha itu hanya berjualan makanan ringan di sudut sekolah dasar di dekat perusahaan, kini pemiliknya sudah memiliki warung kecil dengan barang dagangan penuh sesak di dalamnya.


ARUN2.jpg

FOTO TEMPO
“Jika usaha masyarakat berkembang pesat begitu, tentu Unimal sebagai penyusun konsep penyaluran dana pendampingan masyarakat dari Arun itu sangat bahagia. Artinya, ilmu yang dimiliki dosen-dosen di Unimal ini sudah teruji bisa membantu mensejahterakan masyarakat,” terang Rektor.

Jika mekanisme dan konsep penyalurannya kabur dan tak jelas, maka cerita lawan penyalahgunaan bantuan alias bantuan tak tepat sasaran akan terulang saban waktu. Untuk itu, kata Rektor, pihaknya ingin memastikan bahwa bantuan tepat sasaran dan bermanfaat untuk masyarakat.

Selain itu, tim Unimal juga terlibat mendorong program revitalisasi PT Arun. Bahkan, tim ini bukan sekadar memikirkan konsep revitalisasi Arun, bahkan turut mendorong kebijakan pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar menyetujui revitalisasi perusahaan itu.

“Setelah Arun tiada, kita dukung agar perusahaan itu menjadi terminal gas dan kilang BBM. Unimal terlibat aktif mendorong pemerintah agar menyetujui program itu. Hasilnya, pemerintah menyambut positif. Ini hubungan timbal balik kita dengan Arun,” tegas Rektor.

Hubungan harmonis Arun dan Unimal berlangsung hingga kini. Bahkan, ketika universitas itu telah berstatus negeri, hubungan itu tetap terjaga. Rektor mengaku, manajemen perusahaan itu intens berkomunikasi dengan manajemen kampus yang mengusung nama besar raja Kerajaan Samudera Pasai itu.

“Setelah Unimal negeri pun, Arun tetap membantu kita. Untuk itu kita ucapkan terima kasih,” ujar Rektor. Kini, “lampu” Arun mulai meredup. Tak sementereng dulu lagi. Perusahaan itu akan mengakhiri masa kerjanya kurang dari sepuluh tahun lagi.

Aset perusahaan raksasa itu melimpah, dari perumahan hingga pabrik super canggih dan berteknologi tinggi serta pelabuhan milik perusahaan. Perumahaan perusahaan itu berbatasan langsung dengan kampus Unimal di Bukit Indah, Lhokseumawe.

“Alangkah baiknya, jika sebagian aset Arun diberikan ke Unimal. Misalnya diberikan aset perumahan yang sepagar dengan kampus kita. Sehingga, perumahaan itu bisa kita jadikan perluasan kampus dan sangat bermanfaat untuk mahasiswa,’harap Rektor.

Selain itu, pihaknya berharap agar beberapa gedung di kilang Arun juga diberikan untuk Unimal. Sehingga, bisa dijadikan laboratorium untuk Fakultas Teknik kampus itu. “Pada akhirnya, kami berharap gedung dan perumahaan yang diberikan ke Unimal juga bisa menjadi sejarah kampus ini dan menjadi kenangan masyarakat Lhokseumawe, bahwa dulu di tanah itu berdiri megah PT Arun. Perusahaan yang bermanfaat untuk banyak orang ketika berdiri sampai perusahaan akhir masa nanti,” ujar Rektor.

Kini, Unimal menanti aset Arun. Berharap, aset itu bisa digunakan untuk mencerdaskan anak negeri. Mendidik generasi bangsa calon pemimpin dunia. Dan, mencatatkan sejarah, bahwa pemimpin bangsa itu pernah kuliah di atas tanah milik perusahaan nirlaba bernama PT Arun. Semoga. [***]

Sort:  

Akhir-akhir ini banyak yang menulis tentang Arun, kejayaan yang masih menjadi kenangan. Posting yang sangat menarik...

ini tulisan dua tahun lalu. tercantum dalam proyek buku profile company pt arun yg saya dan @ayijufridar tulis

Benar sekali @masriadi dan Doto @yusrizalhasbi. Kami sedih juga setelah menulis buku ternyata tidak jadi dicetak meski peunayah profesional sudah kami dapatkan.

Hubungan harmonis Arun dan Unimal berlangsung hingga kini. Bahkan, ketika universitas itu telah berstatus negeri, hubungan itu tetap terjaga. Rektor mengaku, manajemen perusahaan itu intens berkomunikasi dengan manajemen kampus yang mengusung nama besar raja Kerajaan Samudera Pasai itu

hana dibie le karma

Khak khak khak

Kerassss sekali tulisan ini.

Luar biasa tulisan ini semoga cepat tewujud untuk genarasi Aceh Salam @masriadi

Sayang yah banyak yang diabaikan dan terbengkalai hanya karena pertikaian yang tak mau diselesaikan baik-baik.

begitulah kadang kadang negeri ini

PT. ARUN bubar asset kembali ke negara. Mungkin cikal bakal KEK (Kawasan Ekonomi Khusus). Entahlah.....

bukan kekna atau kektu kan bg?

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 57941.45
ETH 2579.63
USDT 1.00
SBD 2.39